"Maaf kalau sa-saya lancang. Tapi kenapa Bapak sudah menolak saya, bahkan sebelum Bapak menginterview saya?" Ibell berupaya agar ia bisa diterima bekerja. Minimal diinterview. Ia memang sangat membutuhkan pekerjaan saat ini. "Setidaknya Bapak bi-bisa melihat CV saya dulu mungkin? Atau mengetest kemampuan saya bekerja ba-barangkali?" Ibell nekad. Pokoknya ia harus bisa bekerja. Ibell sedikit tergagap. Karena Cakra terus memandangi wajahnya lurus-lurus selama saat ia berbicara. Bagaimana Ibell tidak merasa risih karenanya. "Yang jadi Boss di sini, kamu atau saya, heh?" Cakra menggebrak meja. Ia memang sedang stress. Staff kepercayaannya telah melakukan switch dengan perusahaan lain. Sementara kedua orang tuanya memaksanya untuk bertunangan dengan anak abege sahabat lama mereka. Belum lagi