Pagi itu, Nixie kembali memuntahkan isi perutnya yang sebenarnya kini hanya berisi air saja. Dia merasakan perasaan yang tidak nyaman di perutnya. Kepalanya berdenyut pelan, dan keringat dingin sudah mengalir deras di wajahnya. Dia mengambil tisu dan mengusap bibirnya setelah muntah-muntah. Tubuhnya terasa lemas dan berat, seolah seluruh tenaganya terkuras hanya untuk berdiri. Sementara Nixie berjuang di kamar mandi, Trisa, rekan kerjanya, mengetuk pintu dengan cemas. "Nixie, kau baik-baik saja?" tanyanya dengan nada khawatir. Nixie menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Aku... aku hanya merasa sedikit tidak enak badan," jawabnya, suaranya terdengar lemah. Trisa membuka pintu sedikit dan melongok masuk. Wajah Nixie pucat, dan matanya terlihat letih. "Kau sebaiknya ke