Hari-hari berlalu dan Nixie menyadari bahwa Xaquille memiliki bakat alami dalam merawat hewan dan bahkan perkebunan kecil miliknya.
Xaquille tidak hanya sekadar membantu Nixie mengurus peternakannya, tetapi dia juga memberikan perhatian ekstra pada Nixie.
Sikap perhatian Xaquille membuat Nixie merasa nyaman. Ia menyadari bahwa kehadiran Xaquille membawa ketenangan dan rasa aman baginya yang hanya tinggal sendirian di sana.
Xaquille tidak hanya menjadi pegawai, tetapi juga sahabat yang selalu siap membantu dan mendengarkan Nixie termasuk tentang masalahnya dengan keluarganya.
Tanpa disadari, perasaan Nixie pada Xaquille mulai berkembang.
Dan Nixie mengabaikan fakta bahwa Xaquille hanyalah pegawai peternakan dengan latar belakang yang sederhana.
Dia tak mempedulikan tentang hal itu sama sekali karena dia melihat pribadi Xaquille yang mengesankan, bukan melihat dari apa yang dia punya.
*
*
Pada suatu malam, Nixie datang ke rumah peternakan di mana Xaquille bekerja dan tinggal.
Nixie membawa makanan untuk Xaquille sebagai balasan atas kebaikan-kebaikannya selama ini padanya.
TOK
TOK
TOK
Nixie mengetuk pintu depan dan tak lama kemudian Xaquille membukanya. Pria itu cukup terkejut dengan kedatangan Nixie karena biasanya dia yang datang ke rumah Nixie.
"Nixie? Mengapa tak meneleponku saja jika butuh bantuan?" tanya Xaquille.
"Tidak, aku kemari untuk membawakan makanan untukmu. Kau sudah makan malam?" tanya Nixie.
"Belum."
"Oke, ayo kita makan malam bersama. Kau tak mempersilahkanku masuk?" tanya Nixie sembari mengerutkan keningnya.
"Ya, masuklah." Lalu Xaquille membuka
pintunya lebih lebar dan mempersilahkan Nixie masuk.
Nixie mengedarkan pandangannya ke dalam rumah itu. "Rumah ini sangat mewah dan aku tak menyangka karena dari luar terlihat sederhana."
Nixie memandangi perabot minimalis yang mengisi rumah itu dan bahkan alat-alat elektronik di rumah itu sudah sangat modern.
"Pantas saja kau betah di sini. Rumah ini sangat lengkap fasilitasnya," gumam Nixie.
"Ya, begitulah." Xaquille memakai kaosnya dan kemudian mengambil makanan di tangan Nixie. "Ayo kita ke ruang makan."
Nixie mengangguk dan kemudian mengikuti Xaquille ke ruang makan. Lalu mereka duduk bersama dan makan malam bersama sambil mengobrol ringan seperti biasanya.
Nixie mengamati Xaquille dengan seksama. Dia memperhatikan gerak gerik pria tampan itu.
Nixie sudah biasa bergaul dengan orang kalangan atas karena ayah tirinya lumayan sering mengadakan pesta.
Dan dia merasa bahwa cara makan dan karakter Xaquille seperti orang-orang dari kalangan atas, tidak seperti pegawai biasa pada umumnya.
"Sebelum di sini kau bekerja di mana?" tanya Nixie.
Xaquille mengangkat kepalanya dan menatap mata cantik Nixie.
"Di sebuah perkebunan milik orang Rusia."
Nixie mengangguk dan dia berpikir mungkin Xaquille sudah terbiasa ikut bekerja dengan orang-orang kaya, jadi bisa menyesuaikan dengan kebiasaan mereka.
Bukan tanpa alasan Xaquille menyembunyikan identitasnya. Dia hanya ingin berhubungan tanpa melihat statusnya agar bisa menilai mana yang benar-benar tulus dan mana yang hanya melihatnya karena harta.
*
Setelah makan malam berakhir, Xaquille mengantarkan Nixie pulang dan ketika tiba di depan rumahnya dia melihat Ssbastian.
Dan itu membuatnya begitu terkejut. Nixie spontan memegang tangan Xaquille yang ada di sebelahnya.
"Nixie!" panggil Sebastian ketika melihat Nixie tiba.
Sebastian menghampiri wanita cantik yang terlihat masih terkejut itu.
"Ada apa? Mengapa kemari? Dan dari mana kau tahu aku di sini?"
"Ada yang ingin kujelaskan padamu, Nixie. Bisakah kita bicara?" Ucapan Sebastian membuat Nixie penasaran.
"Apakah ada masalah dengan ibuku?" tanya Nixie.
"Tidak, ini tentang kita. Bisakah kita bicara berdua saja?" Sebastian melihat ke arah Xaquille.
"Kita bicara di sini saja. Dia Xaq, pacarku. Jadi aku tak menyembunyikan apa pun darinya." Nixie menggenggam erat tangan Xaquille dan berharap Xaquille mau mengikuti permainannya.
"Pacarmu? Kau bercanda?" Sebastian memandang penampilan Xaquille dari atas hingga bawah.
"Mengapa kau mengira bahwa dia bercanda?" sahut Xaquille sambil menatap santai pada Xaquille.
"Orang tuamu tak akan menyetujui hubunganmu dengannya, Nixie."
Nixie mengerutkan keningnya. "Hidupku tak ada hubungannya dengan mereka. Aku lah yang mengatur hidupku sendiri. Sudahlah, katakan apa urusanmu kemari?"
Sebastian mendekati Nixie. "Aku tahu kau menyukaiku sejak lama dan begitu juga aku, Nixie. Tapi, orang tuaku lah yang menentukan semuanya. Aku tak percaya bahwa kau bisa secepat itu berpaling dariku. Tunggu aku sampai aku bisa memilih jalanku sendiri, Nixie. Aku tahu pria ini hanya sebagai pelampiasanmu saja."
Nixie mulai ragu dan sebenarnya pun masih ada rasa suka yang tersisa di hatinya untuk Sebastian.
Xaquille menarik tangan Nixie agar menjauh dari Sebastian. Pria itu kemudian menangkup wajah cantik Nixie lalu menatap mata indahnya.
Xaquille kemudian menggelengkan kepalanya. "Jangan merendahkan dirimu hanya untuk menunggunya. Dia sama sekali tak memperjuangkanmu, Nixie. Dia pengecut."