Mariane duduk di ruang tamu rumahnya, ditemani secangkir teh yang hampir dingin. Pikirannya melayang, mengenang masa-masa indah saat keluarganya masih utuh dan bahagia. Tiba-tiba, suara dering telepon memecah kesunyian. Dia meraih ponsel di meja dan melihat nama suaminya, Alan, tertera di layar. Dengan cepat dia menjawab panggilan itu. "Halo, Sayang," sapa Mariane dengan penuh kegelisahan yang selalu menghinggapi hatinya belakangan ini. “Bagaimana? Kau sudah menemukan Nixie?” "Nixie sudah pergi dari kota ini. Aku tidak tahu ke mana dia pergi.” Mariane merasakan dadanya sesak. Berita itu membuatnya semakin galau karena penyelamat perusahaan keluarganya telah pergi entah ke mana. "Apa maksudmu, Sayang? Bagaimana bisa Nixie pergi tanpa memberitahu kita? Bisakah kau mencarinya?" "Aku tid