Melati ditugaskan untuk mempersiapkan bahan-bahan masakan untuk besok dan mencuci seluruh peralatan dapur. Ia melakukannya sambil menangis karena malu dibentak oleh chef Hariz. Chef lainnya sudah pulang duluan menyisakan dirinya sendiri.
"Dasar cengeng!!" ejek chef Hariz yang tiba-tiba masuk ke dalam dapur. Melati segera menghapus air matanya. Matanya membengkak karena chef Hariz memarahinya terus hari ini.
"Air mata kamu malah jatuh ke makanan!! begitu saja cengeng kamu!!"
"Maaf chef" ucap Melati lemah.
"Maaf terus yang bisa kamu ucapkan, gak ada kata lain? yasudah sana pulang biar saya yang kerjakan" Melati menggeleng ia tak ingin membebani pekerjaannya pada chef Hariz.
"Saya bisa sendiri chef" tolak Melati dengan halus.
"Yasudah kalau begitu, saya ada di ruangan saya jika kamu perlu sesuatu bilang saja oke!!" chef Hariz tidak langsung pulang sebelum Melati pulang. Biasanya ia akan cuek kalau itu chef lain tapi ia merasa berhutang budi dengan Melati yang sudah menyelamatkan nyawa ibunya jadi ia merasa bertanggung jawab untuk gadis itu.
Melati yang mengantuk malah tidur di dapur. Pekerjaannya belum ada yang beres. Chef Hariz yang merasa Melati tidak kunjung keluar dari dapur segera menyusulnya. Ia marah melihat Melati malah tidur tanpa menyelesaikan pekerjaannya.
"Dibaikin malah nolak, sekarang malah molor!! dasar bodoh!" ejek Hariz lalu ia mengangkat tubuh Melati yang tidak terlalu berat ke ruangannya. Ia meletakkan Melati di sofa dan menyelimutinya dengan jaket miliknya.
"Si bodoh ini kekurangan gizi? kurus sekali" Hariz menelisik tubuh Melati yang kurus kering seperti tidak dikasih makan berbulan-bulan.
Hariz melanjutkan kerja Melati, ia menyelesaikannya sampai jam 10 malam. Hariz menuang wine untuk memberi rasa hangat di tubuhnya lalu ia masuk ke dalam ruangannya.Mata Hariz tiba-tiba berkunang-kunang, ia seperti melihat Dea yang sedang tertidur disana. Hariz langsung memeluk Dea dan melampiaskan hasrat terpendamnya.
"Jangan chef ini Melati jangan!! Aaahkkk!!" tubuhnya seakan terkoyak menjadi dua bagian saat Hariz menerobos masuk kedalam intinya.
"Dea.. kamu memang selalu enak sayang ahhh Dea sttt" Hariz menggerakkan pinggulnya maju mundur sementara Melati menangis kesakitan dalam setiap hentakannya. Setelah beberapa jam Hariz menumpahkan benihnya ke dalam Melati.
Keesokan paginya Melati merasa ada yang memeluknya dari belakang. Melati terkejut saat mendapati tangan yang melingkari perutnya. Melati terbangun dengan tubuh telanjang. Ia menangis sesenggukan lalu Hariz juga bangun sama kagetnya dengan Melati. Perasaan semalam ia hanya tidur dan tidak melecehkan gadis itu.
"Melati!! kenapa kita begini? apa yang terjadi?" tanya Hariz.
"Chef memperkosa saya semalam!! hiks hiks hiks" isak Melati saat ia menyadari jika ia sudah tak perawan lagi.
"Gak mungkin saya perkosa kamu!!" mata Hariz tertuju pada bekas darah perawan Melati di sofa. Hariz memijat kepalanya pening. Mengapa ia harus melakukan hal itu semalam. Ia baru ingat semalam kalau ia berhalusiansi soal Dea dan melampiaskan hasratnya semalam.
"Maafkan saya, saya tak sengaja melakukannya. Mari kita lupakan semua ini. Saya akan memberi kamu banyak uang." tawar Hariz yang terdengar begitu menyakitkan untuk Melati. Ia seperti sudah menjual diri pada chef Hariz. Ia benar-benar kecewa dan membenci pria itu.
PLAKK
Melati dengan berani menampar Hariz sangat kuat. Ia benar-benar direndahkan oleh pria itu.
"Saya bukan p*****r yang dibayar!! saya ingin chef menikahi saya!!" tegas Melati. Ia takut setelah kejadian semalam ia akan hamil. Ia tak ingin menanggungnya sendiri.
"Maaf Melati, saya gak bisa nikahin kamu. Kamu tenang saja jika kamu hamil saya akan membantu kamu menggugurkannya" ucap Hariz tanpa dosa. Melati tidak menyangka jika Hariz begitu b******k di matanya.
"Kalau chef gak mau tanggung jawab, saya akan beberkan semua ini ke ibunya chef dan media!!" ancam Melati. Hariz menatapnya marah. Melati berani sekali mengancam dirinya. Ia tak punya pilihan lain selain setuju menikahi Melati.
"Baik!! itu mau kamu Melati!! maka bersiaplah untuk memasuki nerakamu sendiri. Saya tak akan membuat semua ini mudah bagi kamu!!" ancam balik chef Hariz. Melati menangis kembali saat chef Hariz meninggalkannya sendiri. Setelah puas menangis, Melati merapikan pakaiannya dan langsung menuju dapur. Ia harus tetap profesional apapun masalah yang ia hadapi. Sementara chef Hariz bersikap biasa saja seperti tidak ada masalah sebelumnya.
Mereka berkerja seperti biasa. Chef Hariz malah lebih parah hari ini. Mood nya sangat buruk dan mencaci maki semua chef yang ada disana termasuk Melati. Melati paling sering dibentak dan dimarahi oleh chef Hariz.
"LAMBAT SEKALI KERJAAN KAMU MELATI!!! CEPAT BERSIHKAN WAJAN BESAR ITU!!" bentak Hariz. Padahal Melati seperti ini karna ulah Hariz itu sendiri yang menggempurnya semalaman. Melati dikata-katain bodoh, tak berguna,t***l,parasit, dan sebagainya. Inti Melati sangat sakit dan mengganggu pergerakannya saat melakukan pekerjaan.
Tak sampai disitu, Hariz malah melarang Melati untuk makan siang dan menyuruhnya membersihkan toilet yang sebenarnya bukan pekerjaannya. Kepala Melati sudah berputar-putar karena melewatkan jam makan siangnya.
"Pak saya menyerah. Saya mau izin pulang" kata Melati saat menemui Hariz di ruangannya.
"Tidak. Sebentar lagi jam makan siang sudah berakhir. Kamu kembali ke dapur sekarang" perintah Hariz dengan kejam. Melati rasanya ingin menangis karena disiksa oleh Hariz seharian ini.
Mario yang kasihan melihat Melati diam-diam membawa sepotong roti untuk gadis itu.
"Ambillah dan makan diam-diam jangan sampai ketahuan" Melati sumringah dan menerima roti pemberian Mario dengan bahagia.
"Makasih Mario" ucapnya bersyukur. Melati dengan cepat memakan roti itu. Saat ia sedang sembunyi makan roti, tiba-tiba Hariz memanggilnya.
"Melati!!!" Melati langsung tersedak roti hingga batuk-batuk. Mario dengan sigap memberi air minum pada Melati. Hampir saja ia mati tersedak.
"Apa yang kau makan?!!" Hariz melihat remahan roti yang tak sengaja Melati jatuhkan.
"Itu.." Melati takut menjawab.
"Itu punya saya chef" Mario mengakui perbuatan yang tak ia lakukan.
"Berani sekali kamu makan di jam kerja!! bintang kamu turun satu bintang!! kalau kamu mengulanginya lagi posisi kamu diganti dengan Anjas! paham!!" seru Hariz
"Paham chef!!" Mario rela berkorban demi Melati. Ia tak ingin Melati kembali dimarahi. Ia melihat Melati seperti melihat adiknya sendiri. Melati merasa tidak enak pada Mario.
"Maaf Mario" ucap Melati merasa bersalah.
"Tidak apa-apa Melati" jawabnya seraya tersenyum. Hal ini tak luput dari penglihatan Hariz. Ia tak suka jika ada yang jatuh cinta di dapurnya. Bisa kacau dapurnya nanti.
Hariz makin menjadi seolah-olah mencari kesalahan Melati. Melati yang wara wiri disuruh-suruh oleh chef lain tiba-tiba pingsan karena kecapekan. Untung Mario segera menangkap tubuh Melati yang akan membentur lantai.
"Biar saya yang membawanya kerumah sakit" Hariz membawa Melati ke dalam gendongannya. Semua orang histeris karena untuk pertama kalinya bos mereka terlihat peduli dengan karyawannya apalagi itu adalah wanita. Makhluk yang paling Hariz hindari setelah kematian istrinya