"Tunggu!" Aku mencoba menghentikannya tapi wanita itu terus berjalan. "Apa kau bilang tadi, Apa kau coba menghancurkan mentalku sebagai istri Kevin? Tunggu!" "Aku tidak punya kewajiban untuk bicara padamu, siapa kau memerintah diriku!" Wanita itu berjalan dengan cepat lalu menghilang di ujung koridor sementara mas Kevin Masih berdiri membeku dan terlihat panik sekali. "Ayo pulang dulu, kita bisa bicarakan itu di rumah!" Mas Kevin menggandeng tanganku sementara aku langsung menepisnya. Beraninya dia menarik tanganku setelah dengan santai menggandeng tangan wanita lain, tanpa memikirkan perasaan istri yang menunggunya di rumah. "Apa kau masih merasa pantas untuk menyentuhku?" "Apa salahnya sih? Dia kan cuman temanku." "Kau dengar apa yang baru dia katakan?!" "Dia mengatakannya karen