Zea El-Nanda Amran, Mahasiswa semester akhir yang tak kunjung selesai skripsinya karena dipersulit oleh Dosen pembimbingnya sendiri.
Remaja umur 22 tahun itu memiliki sifat yang sangat ambisius. Prestasinya di Kampus mengalir deras dan nilai IPK-nya selalu tinggi hingga menjadi kebanggaan para Dosen di kampusnya. Akan tetapi, nasib baik sedang tidak berpihak padanya. Di akhir semesternya, ia harus berhadapan dengan Dosen kejam yang ditakdirkan menjadi pembimbing skripsinya.
Namanya Refaldi Alfiansyah. Sebenarnya ia bukanlah Dosen yang kejam di mata mahasiswanya. Akan tetapi, entah kenapa tiba-tiba ia berubah menjadi iblis berwujud manusia semenjak menjadi Dosen pembimbing Zea.
Zea tidak tahu apa penyebabnya. Yang jelas, ia tidak pernah mencari gara-gara selama ini. Ia juga tidak pernah memancing emosi Aldi. Selama kuliah, ia selalu menjadi Mahasiswa yang rajin. Tidak pernah sekalipun membantah apa yang dikatakan oleh dosennya. Selalu bersikap baik dan ramah kepada siapapun, dan setiap melakukan sesuatu, selalu mengedepankan etika dan juga sopan santun. Namun entah mengapa, tiba-tiba Tuhan memberinya cobaan yang begitu berat hingga membuatnya sempat ingin mengakhiri hidupnya.
Zea bersumpah, berurusan dengan Aldi adalah hal tersial yang pernah ia alami selama hidupnya. Jika waktu bisa diputar, Zea akan memilih membantu orang tuanya bekerja saja, dari pada harus berkuliah dan berurusan dengan Aldi yang sudah ia anggap seperti iblis berwujud manusia ini.
“Tulisan kamu nggak layak disebut skripsi. Hancur. Harusnya Mahasiswa berprestasi kayak kamu bisa buat karya ilmiah yang lebih dari ini. Ini mah anak semester satu juga bisa.”
Itulah kata-kata pertama yang berhasil merubah sikap baik Zea selama ini. Sejak saat itu, ia sudah tidak peduli lagi dengan etika ataupun sopan santun. Ia berubah menjadi gadis emosional dan suka sekali berkata kasar. Bahkan sering kali ia membantah ucapan Aldi, hingga membuat dirinya pada akhirnya semakin tersiksa.
“Ya Allah ... siapapun yang ditakdirkan jadi istri dia, semoga diberi kesabaran seluas samudra.” Dan itulah doa yang selalu ia ucapkan ketika dirinya sedang dimarahi oleh Aldi.