P R O L O G

507 Kata
Puncak dari acara lelang malam itu sangat meriah, semua tamu kagum dengan sosok cantik di dalam sangkar besi, bahkan ada yang beberapa kali bersiul … mencoba merayu sosok itu untuk menatap ke arah mereka. Beberapa wanita begitu iri pada pahatan sempurna sang pencipta, lalu banyak pria yang malah berbisik pada bawahan masing-masing untuk menyiapkan uang sebanyak mungkin. “Hadirin sekalian, kita sudah tiba di acara puncak malam ini.” Suara pembawa acara menggema begitu nyaring, lalu para undangan yang tadi sudah begitu heboh semakin heboh juga karenanya. “Di atas sini saya sedang bersama seorang gadis cantik. Dia Moana Greson, umurnya 19 tahun, dan masih perawan.” Pembawa acara menjeda ucapannya, ia mendengar sorakan penonton yang terus dan terus terdengar. Senang rasanya acara itu bisa semakin meriah, tapi … dia juga harus siap dengan kekecewaan dari orang-orang tersebut pada saat tahu kekurangan Moana. Sejenak … sang pembawa acara meliri Moana, ia menatap jeli mata indah dengan iris biru laut yang bersih dan jernih tersebut. Tidak bisa ia pungkiri jika Moana sangat cantik, auranya menarik, membuat siapa saja bisa tergila-gila padanya. Gadis malang itu seperti boneka porselen yang hidup. Sungguh … ia kini menjadi sanksi. Apa kecantikan dan kesempurnaannya itu bisa menutupi kecacatan yang ada di matanya? “LANJUTKAN PENJELASANMU!” Teriakan para tamu membuat pembawa acara tadi kembali fokus. Ia kemudian memberikan senyuman manis, dan membungkuk guna meminta maaf. Setelah selesai dengan semua formalitas itu, ditariknya napas, lalu mengembuskannya pelan. Pria itu kemudian berkata, “Tapi, dia buta.” Seisi ruangan diam, kehilangan minat kala mendengar gadis cantik di dalam sangkar ternyata memiliki kecacatan. Mereka langsung duduk, dan tidak lagi tertarik pada acara itu. Bahkan … ada beberapa di antaranya yang langsung pergi, tidak mengatakan apa pun lagi. “APA KALIAN YAKIN AKAN PERGI BEGITU SAJA? DIA MEMANG BUTA, TAPI DIA BISA MENJADI PAJANGAN MAHAL KALIAN. KEBUTAANNYA ITU HANYA SEBAGAI PEMBATASAN SAJA!” Tidak ada yang peduli, tetap saja ada yang pergi walau dia sudah mempromosikan Moana. Pembawa acara itu sedikit putus asa, dan kekecewaan datang pada saat semakin banyak orang yang pergi dari ruangan. “KALIAN YAKIN?” tanyanya sekali lagi, masih menggunakan suara keras. “DIAMLAH, PAK TUA. KAU MENJUAL SAMPAH TAK BERGUNA. JIKA HANYA CANTIK, ADA BANYAK WANITA DI LUAR SANA.” Setelah itu, pria tua hanya diam. Ia menatap Moana, merasa sangat sulit mendapatkan pembeli. Dihampirinya kandang tempat Moana terkurung, dan berjongkok agar bisa melihat wajah cantik itu lebih dekat. “Kecantikanmu itu tidak sempurna. Ck … pantas saja keluargamu menjual dirimu. Ternyata kau memang tidak akan bisa berguna sama sekali.” Dengan perasaan kesal pembawa acara menendang sangkar Moana, suaranya begitu berisik, membuat beberapa pekerja di tempat itu kaget. “Berapa harganya?” Suara itu membuat pria tadi langsung mengalihkan tatapan, ia bertemu tatap dengan seorang pria yang duduk pada bagian VVIP di lantai atas. Sungguh … Ia kira tak ada lagi orang yang tersisa. “Kenapa kau hanya diam?” “Anda yakin, Tuan?” “Berapa harganya?” “Lima juta dolar.” “Aku membelinya sepuluh juta dolar!”

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN