Telepon Pertama

1619 Kata

Dhevi menuju ruang makan sambil bersenandung. Hari ini dia merasa senang, tapi dia tidak tahu apa penyebabnya. Padahal tadi siang matahari sangat terik, biasanya Dhevi komplain kalau panas, mana mbak Ninis terlambat menjemput. Tapi sepertinya nasib baik berpihak kepada Dhevi, di saat teman-temannya duduk kepanasan di luar FM, Dhevi malah dapat duduk di dalam minimarket itu dan menikmati suhu ruang antara dua puluh tiga sampai dua puluh empat derajat, lumayan lah, walau harus duduk diantara senior, bonus dijulidin, yang penting tidak kepanasan, soalnya FM lagi ramai sekali dan itu berarti pendingin ruangannya bekerja dengan baik. Popa dan Moma sudah ada di meja makan, mereka hanya menunggu Dhevi yang sekarang tampak berjalan di depan Mbak Ninis. "Udah shalat Dek?" "Udah dong," jawabnya d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN