Azan subuh berkumandang, perlahan Nadine membuka netranya. Entah terakhir kali kapan ia bersujud menghadap sang penciptanya. Tiba-tiba pagi ini ia merasa ingin sekali berkeluh-kesah kepadaNya. Nadine membuka selimutnya, turun dari sofa ingin menuju ke kamar mandi. Sekilas, ujung matanya melihat Reynor yang masih pulas di tempat tidurnya. Nadine pun berjalan mendekati Reynor. Menatap lekat-lekat wajah suaminya yang masih terlelap dalam dunia mimpinya. Tiba-tiba Nadine tersenyum simpul, entah apa yang tengah ia pikirkan saat ini. Yang jelas, kekecewaan jelas terlihat di wajahnya. Iapun membalikkan tubuhnya, melenggang menuju kamar mandi. Harapan Nadine untuk bisa memperbaiki hubungannya dengan Reynor harus pupus sedari awal. Kini ia tak bisa berbuat apa-apa, karena Reynor memutuskan un