Reynor menatap tajam, terlihat rasa takut tengah menyelimuti wajah Nadine. "Hahahahahahaha! Lo takut ya?" Serunya tertawa lepas. Reynor mengalihkan tubuhnya yang menindih Nadine, bergeser ke samping. Kini mereka berdua tidur bersebelahan, saling menatap langit-langit. Terlihat jelas gurat kelegaan di wajah Nadine. "Tenang aja! Gue nggak bakalan ngapa-ngapain lo! Gue masih punya perasaan, nggak mau melakukannya karena terpaksa." Ujarnya, lalu tersenyum. Nadine mengatur nafasnya. Degup jantungnya mulai tertata, tak seperti tadi yang hampir copot karena sikap Reynor yang tiba-tiba menjadi buas ingin memangsanya. "Rey, makasih ya. Maaf, kalau aku nggak bisa memenuhi permintaanmu." Berhenti sejenak, mengatur nafasnya kembali. "Lagian pernikahan ini kan tinggal beberapa bulan lagi. Setelah