"Eh!" Alena terkejut saat ada mobil hitam yang tiba-tiba muncul di depannya dan saat itu pula, Alena langsung menghentikan laju sepeda motor nya secara mendadak dan dirinya hampir saja jatuh jika dia dengan sigap mengatur keseimbangannya tubuhnya.
"Sial! Hampir saja aku jatuh dan itu semua gara-gara mobil hitam sialan ini!" Umpat Alena yang kemudian memeriksa tangannya yang terasa cukup sakit karena harus menahan stang sepeda motornya yang hampir jatuh itu.
"Aduh! Sakit sekali! Orang di dalam mobil itu sangat b******k! Apakah dia tidak memiliki mata sampai harus muncul mendadak di depanku?" Umpat Alena yang kemudian berteriak kasar pada mobil hitam yang ada di depannya dan kebetulan mobil itu juga berhenti, karena Alena ternyata menabrak bagian belakang mobil itu sampai ada bekas tergores sedikit di bagian belakangnya.
"Hei! Kalau belum lancar mengemudi jangan berani-berani mengemudi di jalan seramai ini! Dasar orang kaya! Maunya seenaknya saja!" Teriak Alena yang sangat kesal pada pengemudi mobil hitam itu.
Sementara itu. Sang pengemudi mobil yang mendengar teriakan Alena dari belakang, membuat dirinya merasa kesal dan tak terima dengan ucapan Alena terhadap dirinya.
"Sial! Dia yang sudah menabrak mobilku tapi dia sendiri yang marah! Apakah wanita ini sudah gila?" Umpatnya dengan kesal.
"Dasar gila! Aku harus memberi dia pelajaran karena sudah berani berteriak kasar padaku di depan umum semacam ini!" Umpatnya sambil memukul stir dengan perasaan penuh amarah, yang kemudian, dia pun segera membuka pintu mobil, lalu berjalan keluar saat itu juga.
Krekk!
Pintu mobil pun terbuka dan sosok pria tampan memakai kemeja putih beserta dasi melingkar di lehernya pun muncul dari dalam mobil, membuat Alena langsung terkejut saat dia melihat sosok pria yang ternyata adalah orang yang pernah dia kenali bahkan pria itu adalah orang yang pernah membuat dirinya tergila-gila sampai rela melakukan hal memalukan agar bisa mendapatkan pria ini.
"Kamu!" Ucap Alena dengan mata melotot serta bibir gemetar tidak percaya.
Begitupula dengan pria itu, dia sama terkejutnya dengan Alena saat dirinya melihat sosok Alena di depannya setelah enam tahun tidak bertemu dan hari ini, dia tidak menyangka jika bertemu dengannya kembali.
"A ... Alena! Alena ...." Ucapnya dengan tatapan terkejut.
Alena segera menggelengkan kepalanya sambil menampar wajahnya, karena dia masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini.
"Tidak mungkin! Ini tidak mungkin! Aku tidak mungkin bertemu dengan Arkana! tidak mungkin!" ucap Alena yang terus menyangkal sambil menampar wajahnya.
Plak!
"Uh ... Sakit sekali! Ini sakit sekali!" Keluh Alena sambil memegang pipinya.
"Haist! Sakit sekali! Jika ini sakit berarti dia ...." Alena menatap tajam ke arah Arkana yang berdiri tidak jauh dari tempatnya saat ini.
"Ini bukan mimpi? Ini ... berarti ini adalah kenyataan!" ucap Alena yang kemudian segera memalingkan wajahnya, karena dia tidak mau menatap Arkana lebih lama lagi
"Sial! Kebetulan macam apa ini? Bagaimana bisa aku bertemu dia lagi? Bukankah sudah enam tahun, aku tidak bertemu dengannya. Tapi kenapa hari ini aku ...." Alena segera duduk kembali diatas sepeda motornya dan bersiap untuk pergi.
"Maaf, karena sudah berteriak marah tadi. Karena saya juga baik-baik saja! Saya memaafkan anda dan tidak akan meminta ganti rugi apapun!" Ucap Alena sambil menyalakan mesin sepeda motornya dengan tergesa-gesa, Alena ingin segera pergi menghindari Arkana saat itu juga.
"Kalau begitu, saya pergi dulu! Sampai jumpa dan semoga kita tidak berjumpa lagi," ucap Alena tanpa menatap Arkana sedikitpun bahkan terus menghindari nya, karena Alena tidak mau ada interaksi apapun lagi dengannya.
Sehingga, dengan langkah kilat, Alena pun segera pergi bersama sepeda motornya meninggalkan Arkana yang belum sempat mengatakan satu patah katapun dari saat dia terkejut melihat Alena dari pertemuan pertama mereka dan saat ini.
Arkana melihat sosok Alena pergi dengan tergesa-gesa meninggalkan dirinya sendirian dengan perasaan bingung.
"Eh! Alena kamu ...." Arkana hanya bisa melihat Alena yang pergi semakin menjauh dan masuk ke dalam halaman gedung perusahaan yang ternyata adalah tempat tujuannya saat ini.
Melihat itu, Arkana malah tersenyum kecil sambil menepuk dahinya.
"Haisttt! Belum juga bicara dia sudah pergi begitu saja! Apakah sebegitu bencinya dia padaku, sampai harus seperti itu? Tapi ... Kenapa dia masuk ke sana? Apakah mungkin dia ...." Arkana malah tersenyum lebih lebar.
"Sepertinya kita akan bertemu lagi Alena! Ckckckck ... Aku ingin tahu, apa yang mau kamu lakukan jika kamu bertemu lagi denganku? Apakah kamu akan melakukan hal menjijikan seperti dulu lagi yang mengejar cintaku seperti wanita gila? Atau mungkin ... Ucapan enam tahun yang lalu, akan kamu tepati?" Ucap Arkana sambil masuk ke dalam mobilnya kembali.
Lalu saat Arkana sudah duduk kembali dan menyalakan mesin mobilnya.
Dia kembali menatap ke arah perginya Alena.
"Apakah mungkin dia bekerja di sini? Jika dia benar bekerja di sini, maka hari-hari ku nantinya akan tidak tenang seperti dulu lagi," ucap Arkana yang kembali tersenyum.
"Haistt! Tidak mungkin! Ini sudah enam tahun berlalu dan dia tidak mungkin seperti dulu lagi! Dia juga sudah dewasa , bukan gadis muda yang masih labil dan egois seperti dulu lagi.. terlebih tadi dia ... dia juga terlihat sangat sederhana sekali, sangat berbeda dengan dia yang dulu, dia yang ... Ahhh! Ada apa denganku? Mengapa aku bisa memikirkan wanita itu lagi? Dia adalah masalalu dan aku tidak perlu mengingat tentang dia lagi kan?" Ucap Arkana sambil menggelengkan kepalanya berkali-kali.
Mencoba menghilangkan bayangan Alena dalam pikirannya.
"Sudahlah! Untuk apa memikirkan wanita gila itu lagi! Lebih baik aku harus secepatnya menemui Rico dan segera mengumumkan jika perusahaan itu adalah milikku. Hahahaha ... Akhirnya perusahaan ini jadi milikku setelah beberapa bulan menghabiskan banyak upaya untuk bisa mendapatkan nya dan kini ... Semua kerja kerasku membuahkan hasil yang sangat luar biasa," ucap Arkana dengan bangganya dan dia pun segera melanjutkan perjalanannya dan berusaha melupakan pertemuan nya dengan Alena.
Walaupun Alena sempat mengganggu pikirannya. Tapi Arkana tidak mau memikirkannya dan terus memikirkan semua pencapaiannya yang sangat membanggakan bagi dirinya sendiri dengan memiliki banyak perusahaan di bawah tangannya dan selama enam tahun, dia sudah berubah menjadi pengusaha muda yang sangat sukses dan sudah melampaui kehebatan ayahnya.
Karena Arkana yang gila kerja dan tidak memikirkan hal lain selain kerja.
Jadi selama enam tahun, dia tidak ada waktu memikirkan tentang romansa, wanita atau apapun yang menggantikan posisi Alena dalam kehidupannya
Bahkan perceraiannya dengan Alena begitu mudah dia lupakan karena waktunya dia habiskan hanya untuk bekerja dan berkerja. Karena Arkana yang memiliki hati yang dingin dan memiliki perasaan itu tidak memiliki ruang apapun untuk wanita lain selain Alena yang dia anggap sebagai pengganggu dalam hidupnya.
Sehingga saat ini.
Dengan langkah penuh kebanggaan.
Arkana yang sudah sampai di depan pintu masuk utama gedung perusahaan itu pun, keluar dari dalam mobil dan disambut kedatangannya oleh Rico dan semua tim di perusahaan itu dengan sopan dan sangat formal, menyambut kedatangan sang pemimpin baru yang akan memberikan pencerahan atau suasana baru di perusahaan itu.