19. Anak Baru

1641 Kata
Salon telah kembali buka. Romi tiba di ruko dengan tampilan yang kusut. Sebenarnya Romi tak enak melewati teman-temannya dengan tampang tak segar karena kurang tidur semalam. Tapi Romi tak punya pilihan karena satu-satunya jalan masuk ruko adalah melewati salon. Romi berusaha menutupi wajahnya yang masih tampak baru bangun tidur. Tapi Romi juga tak mungkin kalau sampai tak menegur teman-temannya. Mau tak mau Romi pun harus melihatkan wajah kusutnya pada teman-teman salon. Karena tak mungkin Romi menyapa teman-teman dengan tidak memandang mereka. Aroma alkohol juga masih menyengat di pakaian Romi. Maklum saja dari semalam, Romi memang belum berganti pakaian. Dan tadi, Romi pun buru-buru pulang karena harus ke salon. Romi tak ingin di hari pertama menjabat supervisor, telat masuk kerja. “Eh kok bawang minahasa, kau habis mabar ya?” Tanya Norma pada Romi. Karena sejak kemunculannya, Norma mencium aroma alkohol yang menyengat. Kebetulan Romi melewati meja kasir. ( bawang minahasa : bau minuman, mabar : mabuk ) Romi tak bisa menutupi kebohongannya. Karena dari aromanya masih tercium jelas di lubang hidung orang yang dekat dengan Romi. Apalagi orang itu tak biasa dengan aroma minuman beralkohol, pasti penciumannya akan merasakan bau yang menyengat. “Hehe... iya Teh.” Jawab Romi sedikit malu. “Maaf aku teh ke atas dulu ya!” Romi berlalu meninggalkan salon dan teman-temannya menuju lantai tiga. Romi ingin cepat-cepat membasuh tubuhnya yang terasa sangat lengket. Bau alkohol di tubuh serta pakaiannya juga membuat Romi tak nyaman. Romi memang aneh, saat dirinya mengonsumsi alkohol Romi begitu menikmati. Tapi setelah mengonsumsi, Romi tak betah dengan bekas aroma alkohol yang masih menempel di tubuh serta pakaiannya. Romi pun langsung menuju kamar mandi. Romi membasuh tubuhnya dengan air dari puncak kepala hingga ujung kaki. Rasa segar benar-benar Romi rasakan usai tubuhnya dibanjiri air bersih. Romi mengganti pakaiannya. Bau alkohol pun sudah hilang dari tubuhnya. Siti yang kebetulan hari ini masuk siang merasa penasaran siapa yang berada di kamar mandi tadi. Siti mendengar kucuran air mengalir. Padahal saat Shandy, Irsan, dan Norma ke bawah tadi tak satu pun orang kecuali dirinya. Siti pun keluar dari kamar untuk menjawab rasa penasarannya. Siti menuju kamar mandi namun sudah tak ada siapa pun di sana. Siti menuju kamar cowok, lalu tangan kanan mengetuk pintu kamar. “Tok... tok... tok!” Suara pintu diketuk Siti. “Ada orang gak?” Tanya Siti. “Iya, ini teh aku Romi. Aya naon?” Tanya Romi dari dalam. Romi memang mengunci pintu kamar karena dia tengah berganti pakaian usai mandi tadi. “Oh yo wis, Siti kira siapa!” Ucap Siti lega. Karena dari semalam siti memang tak melihat Romi sendiri. Kebetulan saat Romi berpamitan tadi malam, Siti tengah berada di kamar. Siti memang gadis yang gak neko-neko dan kalem. Siti lebih senang berdiam di kamar daripada kumpul dengan teman-teman cowok. Romi membuka pintu kamar usai mengganti pakaiannya. Terlihat Siti masih berdiri di depan pintu. “Kamu, ada apa Siti?” Romi melihat Siti di depan kamarnya. Gadis manis nan lembut itu tersenyum pada Romi. Memang Siti berbeda dari teman-teman lainnya. Pembawaannya selalu lembut. Ucapannya juga selalu enak didengar. Banyak laki-laki yang tertarik pada Siti. Tamu Siti pun banyak yang laki-laki muda. “Gak papa Mas Romi, tadi Siti kira siapa. Soalnya tadi pas anak-anak berangkat kan gak ada orang.” Jawab siti menjelaskan. “Oh, Siti takut ya ada orang jahat masuk!” Romi menggoda Siti. “Gak Mas!” Siti kembali tersenyum. Senyum yang selalu membuat laki-laki mabuk kepayang. Senyum manis yang selalu membuat laki-laki ingin mengenal Siti lebih dekat. “Kamu masuk siang sendiri?” Tanya Romi lagi. “Gak, kan sama Mas Romi!” Siti kembali tersenyum. Siti memang murah senyum. Itulah kenapa Siti banyak disukai orang. Tidak hanya disukai kaum laki-laki, kaum perempuan pun banyak yang memintanya di salon. “Oh iya, Mas Romi semalam ndak pulang yow?” Tanya Siti pada Romi yang dari semalam tak melihat keberadaannya. “Iya, semalam ada teman yang ngajak ketemuan. Mau pulang dah kemalaman, gak enak ketok-ketok pintu. Mana di bawah, jauh. Iya sudah aku teh menginap saja di tempat teman.” Romi menjelaskan. “Oh, Mas Romi sudah ada teman di Yogya?” Tanya Siti lagi. “Sudah, teman dari Jakarta sebenarnya. Kebetulan dia lagi liburan di Yogya, jadi kita ketemuan.” Romi kembali menjelaskan. “Senang ya kalau temannya banyak.” Siti berucap. “Iya jadi kita teh mau ke mana-mana enak. Memang Siti teh gak punya teman yang jauh?” Giliran Romi bertanya pada Siti. “Ya punya, kalian-kalian itu to! Mas Romi Bandung, Mas Shandy Palembang, Mas Irsan Makassar, sama Mbak Norma Medan. Kan jauh semua to?” Siti terkekeh. Romi pun ikut terkekeh mendengar ucapan Siti. Siti memang gadis yang menyenangkan. Ucapannya selalu menenangkan hati lawan bicaranya. Dari awal Romi datang ke Yogya, Siti yang selalu welcome sama Romi. Bahkan sampai sekarang Romi juga lebih dekat dengan Siti dibanding dengan teman-teman lain. *** Satu hari sudah Romi menduduki dua jabatan sekaligus. Sebagai hair stylist sekaligus supervisor salon. Saat ini Romi lebih dihormati teman-temannya. Termasuk Shandy yang dulu seperti sangat tidak senang dengan kehadirannya. Pelan-pelan Shandy mulai menerima Romi. Meskipun kadang sikap Shandy masih suka menjengkelkan pada Romi. Romi tak memasalahkan Shandy. Karena Romi tahu sikap orang pasti beda-beda. Apalagi Romi adalah satu-satunya orang yang kerjanya sama dengan Shandy. Sedangkan kini Romi mendapat satu jabatan baru lagi. Shandy yang dari awal seperti menganggap Romi sebagai saingannya. Kini mau gak mau Shandy harus menghormati Romi sebagai pimpinan salonnya. Karena segala keputusan salon ada di tangan Romi. Hari ini hari Sabtu. Seperti biasa Sabtu Minggu salon pasti ramai. Romi berpesan agar teman-temannya menyiapkan staminanya untuk melayani tamu. Romi tak ingin saat keadaan salon ramai, ada yang belum siap dalam melayani tamu. Seperti belum makan misalnya, Romi berharap di jam sepi teman-temannya bisa memanfaatkan waktu untuk mengisi perutnya dulu sebelum beraktivitas. Karena ini demi kesehatan serta kemampuan tenaga mereka. Apalagi untuk CR yang harus memiliki tenaga ekstra. Dalam memijat tamu butuh tenaga dan kekuatan. Makanya Romi selalu mengingatkan teman-temannya untuk mengisi perut dulu sebelum memulai pekerjaannya. Tiap Sabtu Minggu Romi juga memilih lembur. Semua ini Romi lakukan demi kemajuan salon. Romi tak ingin sampai salon menolak tamu karena tak ada yang memegangnya. Untuk hari-hari biasa Romi selalu mengambil jadwal off nya. Romi tak ingin ter forsir dengan pekerjaannya hingga dia lupa dengan kesehatannya. Bagi Romi kesehatan yang utama. Meskipun Romi adalah supervisor salon, urusan membagi jatah tetaplah urusan Norma. Romi pun harus menurut dengan perintah Norma. Karena Norma adalah kasir. Dan tugas kasir adalah membagi jatah pekerjaan karyawannya. Selain tugas mengurus p********n serta pendapatan salon. “Romi gentes!” Perintah Norma pada Romi. “Iya Sir, yang mana?” Tanya Romi balik. “Yang dicucang Irsan!” Jawab Norma. ( dicucang : dicuci ) Sesuai perintah Norma, Romi pun menggunting rambut yang barusan dicuci Irsan. Usai menggunting rambut, Romi kembali mencatok atau meluruskan rambut tamu dengan alat pemanas agar lurus sementara waktu. Semua karyawan salon memang harus bisa menempatkan tugasnya masing-masing. Terutama Romi yang menduduki dua jabatan. Meskipun dia pimpinan salon, saat jam bekerja jadi stylist kasirlah yang memimpin jadwal kerja Romi dan teman-temannya. *** “Kring... kring... kring” Suara telepon salon berdering. Dengan cepat Norma meraih gagang telepon lalu mengangkat dan mendekatkan ke telinga serta bibirnya. “DN Salon Yogya selamat siang!” Ucap Norma sopan. “Selamat siang! Ini dari pusat, nanti akan ada anak baru dari Jakarta!” Jawab orang pusat cepat lalu menutup sambungan teleponnya. Usai menerima telepon, Norma memberitahukan pada Romi perihal anak baru yang akan datang sore ini. Romi melanjutkan pekerjaannya kembali. Saat ini Romi sedang sibuk hair extention atau menyambung rambut tamu. Kali ini tamu sendiri yang meminta menyambung dengan lem. Helai per helai kedua tangan Romi menyambung rambut yang sudah disediakan salon ke rambut tamu. Dengan menggunakan lem bakar khusus berwarna hitam dengan tang khusus, kedua tangan Romi terlihat terampil menyambung rambut tamu. Waktu pemasangan sambung rambut yang memakan waktu lama, hingga tak terasa sore pun tiba. Romi tak sempat untuk menjemput anak baru yang akan datang dari Jakarta. Romi pun meminta Norma untuk menghubungi nomor anak baru yang sudah menghubungi sebelumnya ke Norma. Romi berpesan agar anak baru datang sendiri ke salon sesuai yang di alamatkan Norma. Anak baru pun tiba. Anak perempuan yang super tomboi, dan super cuek dengan penampilannya. Dengan membawa ransel sedang di gendongannya, si anak baru sudah berada di depan kasir. “Anak baru ya, siapa nama kau?” Tanya Norma pada anak baru dengan sedikit nada tinggi. Maklum Norma dari Medan, logatnya memang terdengar keras. “Gua Rosa dari Jakarta.” Jawab si anak baru tegas dan super cuek. “Kau perempuan kan?” Tanya Norma sembari terkekeh. “Memangnya yang Kakak lihat apa? Cewek, apa cowok?” Rosa balik bertanya. Tunggu ya supervisornya lagi sibuk, tanggung! Kau duduk aja dulu!” Aku juga mau urus kasir!” Norma meninggalkan Rosa sendiri di kursi tunggu tamu. Rosa terus memperhatikan situasi salon. Tempat baru yang akan menjadi tempat kerjanya sekarang, setelah dia meninggalkan Jakarta kota kelahiran sekaligus tempatnya mencari penghasilan. Suasana Yogya yang nyaman sudah cukup menghipnotis Rosa. Dibanding kota Jakarta yang sesak dan kemacetan di mana-mana. Rosa tinggal melihat gimana teman-teman di Yogya. Romi pun selesai dengan pekerjaannya. Kini Romi tengah membereskan sisa-sisa pekerjaannya yang masih berantakan. Romi harus mengembalikan peralatan ke tempat semula agar salon tampak rapi. Selain itu, jika ada yang akan menggunakan lagi juga mudah mencarinya. Rosa masih penasaran dengan supervisornya. Karena sedari datang Rosa terus dianggurkan. Sementara Rosa paling tak suka menunggu. Rosa memang belum tahu kalau supervisor DN salon Yogya merangkap sebagai stylist. Makanya Rosa merasa sedikit kesal karena hampir satu jam Rosa dibuat menunggu. Di Jakarta jabatan supervisor dan stylist di jabat dua orang, makanya untuk menemui supervisor sangat lah mudah. Tidak seperti di tempat barunya, yang harus menunggu berjam-jam seperti hendak bertemu bos besarnya saja. Bahkan bertemu bos besar saja tak sampai menunggu selama ini.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN