bc

SIMPANAN PAK DOSEN

book_age18+
8.2K
IKUTI
55.9K
BACA
dominant
badboy
goodgirl
CEO
boss
student
comedy
humorous
campus
virgin
like
intro-logo
Uraian

Atalia mencintai dosennya sendiri yang bernama Alvano, bahkan sampai membuatnya rela menjadi pengantin pengganti saat kekasih Alvano kecelakaan dan koma. Namun ternyata meluluhkan hati seseorang yang sudah dipenuhi orang lain tidaklah mudah. Atalia mengalami banyak kesulitan dan juga kesedihan. Apalagi ketika Alvano mengendalikannya dikarenakan keluarga Atalia membutuhkan uang, menjadikan Atalia b***k dari suaminya sendiri yang mencintai orang lain.

Akankah Atalia bertahan ketika sebagai seorang istri Alvano? Di saat pria itu memperbudaknya, membuatnya bertekuk lutut dan menggoreskan luka berkali-kali di hatinya yang rapuh? Karena semua orang memiliki batasnya sendiri, termasuk Atalia.

chap-preview
Pratinjau gratis
PROLOG
“Lu kenapa sih bisa suka sama cowok macam Pak Al? udah dingin, sadis banget lagi kalau ngasih hukuman. Gak main main emang,” ucap seorang perempuan yang mendumal sambil membuka buku tebal. “Liat ini, gue dihukum sama dia Cuma karena telat tiga kali. Gila gak sih harus resume buku setebel ini? gue harap dia cepet cepet keluar, ngapain pengusaha malah jadi dosen di sini? gabut amat.” Namun semua itu tidak mempengaruhi pemikiran seorang perempuan bernama Atalia. Menatap ponselnya yang memperlihatkan foto yang dia ambil secara diam diam. “Gue harap dia jadi dosen tetap di sini.” Harapannya seorang Atalia seperti itu. Alvano adalah seorang dosen di kelas hukum bisnis, yang membuatnya jatuh cinta semenjak pertama kali masuk kuliah. Katanya, dia adalah anak dari pemilik Universitas ini. Kedatangannya ke sini untuk mengajar dan mengisi kekosongan, jadi sewaktu0waktu dia bisa berhenti mengajar karena pekerjaan utamanya adalah seorang pengusaha. Dan Atalia, seorang perempuan tingkat 2 semester 4 itu menyukai Alvano sejak pertama kali mereka bertemu. Bahkan secara terang terangan Atalia berkata, “Kak, saya suka sama Kakak. Mau gak jadi pacar saya?” Dan mendapat balasan berupa, “Saya dosen, bukan mahasiswa.” Namun kenyataan itu tidak membuat Atalia berhenti sampai di sana, dia terus mencari cara supaya dekat dengan dosen yang ternyata mengajar di fakultas manajemen bisnis. Bahkan Atalia beberapa kali menyelipkan surat cinta ke bawah pintu sang dosen saat pagi harinya. Sampai Alvano mengancam dengan kalimat, “Kalau kamu lakuin hal ini terus, saya bisa laporkan kamu ke polisi.” “Silahkan laporkan, toh alasan saya cuma suka sama bapak, gak ada niat apa apa. Kalau bapak terganggu, makannya ayo pacaran. Dijamin pasti bapak betah pacaran sama saya, saya bisa jadi pasangan yang baik buat bapak.” “Saya sudah punya pasangan.” “Selagi janur kuning belum melengkung, saya akan tetap mengejar bapak.” “Kamu ganggu saya, berhenti melakukan hal itu, Atalia.” Suka yang berubah menjadi obsesi, Atalia bahkan menjadi marah tatkala dia melihat sang pujaan hati membawa kekasihnya datang ke kampus. Mereka terlihat serasi bahkan menjadi perbincangan. Temannya saja mengatakan, “Tuh liat, lu gak boleh hancurin hubungan orang. Mereka berdua udah pada nempel kayak gitu. Jangan ya, mending lu tobat aja.” Sayangnya patah hati tidak membuat Atalia berhenti. Sesuai ucapannya kalau dia tidak akan berhenti sebelum janur kuning melengkung. Suatu pagi seperti biasanya, Atalia menyelipkan lagi surat cinta ke bawah pintu ruangan Alvano. Dan ketika Atalia berbalik, dia kaget mendapati perempuan yang kemarin bersama dengan Alvano. “Hai, kamu Atalia ya? Alvano sering cerita tentang kamu yang sering kasih dia surat cinta. Kenalkan aku Nandia,” ucapnya sambil menyodorkan tangannya Atalia menatap tangan itu dan menjabatnya. “Atalia.” “Hari ini Alavno gak masuk kampus, dia ada urusan bisnis. Kamu sendiri tau kan kalau dia kerjaan utamanya di sana?” “Iya tau.” “Mau titip suratnya ke aku?” Atalia menatap bagian bawah pintu dimana dia sudah menyelipkan suratnya ke sana. “Aku gak marah kok kalau ada orang yang suka sama Alvano. Toh dia emang ganteng. Hihi. Gimana? Mau dititip?” “Gak usah, mau saya ambil lagi,” ucap Atalia menunggu Nandia membuka pintu kemudian memberikan surat itu lagi padanya. Ada sedikit rasa kesal karena Nandia lebih unggul darinya, khususnya dalam pengendalian perasaan, dia terlihat tenang dan juga menawan. Membuat Atalia pergi ke kamar mandi, dia menatap dirinya sendiri, dirinya juga sudah cantik, kaya, keren bahkan seksi. Kenapa tidak dirinya yang dipilih oleh pria itu? *** Sampai akhirnya hari penuh kesakitan itu tiba. Suatu hari orangtuanya mengajak Atalia pergi ke sebuah pesta pernikahan. Dan yang mengejutkan adalah pengantin pria yang ternyata adalah Alvano. Membuat Atalia menahan tangisannya ketika melihat manik pria yang tampak bahagia, berseri menantikan mempelai wanita datang. Kenapa bukan dirinya? Sampai kabar mengerikan tiba, Atalia yang baru saja dari kamar mandi itu tidak sengaja mendengar percakapan kalau kecelakaan menimpa mempelai pengantin wanita dan menyebabkannya koma. Atalia melihat perubahan raut wajah Alvano yang tampak kaget dan juga khawatir. Namun sang Ayah menahannya untuk tidak pergi. “Jangan mempermalukan Ayah, di sini ada Mentri yang Ayah undang.” “Lantas? Ayah ingin aku menikah sendiri sementara pengantinku sekarat di sana?” “Dia baik baik saja sekarang, hanya koma.” Perdebatan itu juga didengarnya hingga dia memilih keluar dari area itu dan duduk di balkon merenung. Sampai sang Ayah mendekatinya. “Ala?” “Iya, Yah?” Ayahnya duduk di samping Atala. “Ayah denger kalau kamu suka sama Alvano iya? Kamu mau gak nikah sama dia hari ini?” “Maksud Ayah?” “Tadi Ayah ngobrol sama Satya, dia ayahnya Alvano, Satya nyari jalan keluar buat permasalahan ini dengan cara mencari mempelai wanita untuk menggantikan Nandia. Bukankah kalau itu kamu bagus?” Atalia terdiam sejenak. “Tapi, Ayah….” “Kenapa? Ayah tau kamu suka sama dia, orang Ibu kamu suka cerita. Nih, Ayah yakin kalau Nandia gak akan selamat karena kecelakaannya parah, jadi ini kesempatan buat kamu. Mungkin aja Alvano jodoh kamu. Tapi harus seperti ini jalan kalian untuk bersama.” Karena kalimat itu, akhirnya Atalia mengangguk. Dan berakhir dengan malam itu dirinya yang menjadi pengantin. Alvano melakukannya atas dasar terpaksa karena kedua orangtuanya. Pengucapan janji suci sampai akhirnya pesta berakhir, tidak ada kalimat apapun yang dikatakan oleh Alvano pada Atalia. Bahkan ketika selesai pengucapan janji suci, Alavano menolak saat pastor memberikan isyarat untuk mencium istrinya. Sekarang ini, Atalia berakhir di apartemen Alvano yang berada di puncak gedung. Sebuah penthouse yang begitu megah. “Bapak mau kemana?” Tanya Atalia melihat Alvano yang berganti pakaian dan terlihat akan bersiap pergi. “Ke rumah sakit.” “Mau apa? Di malam pernikahan kita?” Alvano menyunggingkan senyumannya, menatap tajam Atalia seolah ingin menerkamnya dengan amarah. “Kalau bukan karena kamu, saya gak akan nikahin kamu, Atalia. Dan yang harus kamu ingat adalah saya hanya mencintai Nandia, bukan kamu.” Malam itu, Atalia ditinggalkan oleh Alvano. Dan hari-hari berikutnya pun demikian, Alavano terus datang ke rumah sakit mengabaikan keberadaannya seolah dirinya tidak ada di sana. Mirisnya lagi, Alvano menekankan kalau pernikahan antara mereka tidak boleh diketahui oleh orang lain. Mengerikannya, dalam acara itu, keluarga Alvano hanya mengundang rekan rekan bisnis dan orang orang tertentu, hingga tidak akan ada orang kampus yang mengetahui kalau dirinyalah yang menikah dengan Alvano. Anak-anak di kampus tau kalau dosen tampan berambut gondrong itu sudah menikah, tapi mereka tidak tau kenyataan kalau orang yang dinikahi Alvano adalah Atalia. Tidak semenyenangkan yang Atalia pikirkan. Kini rasa sakit seringkali mendominasi ketika Alvano menatapnya sinis sepanjang waktu. “Pak, sarapan dulu.” Bahkan hal itu diabaikan oleh Alvano, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari bibirnya. Ini tidak seindah yang Atalia pikirkan. Dan dia hanya tersenyum melihat kepergian Alvano. Mencurahkan rasa sedihnya, Atalia mengambil kertas dan menuliskan apa yang dia rasakan, salah satu kalimat yang ada di dalam sana adalah, “…… hari ini bapak gak makan sarapan buatan saya, rasanya sakit sekali, tapi saya tau itu adalah resiko karena mencintai Bapak. Tolong jaga kesehatan ya, Pak. Salah satunya dengan makan makanan yang saya buat, ini gak pake micin kok. Semoga hari bapak menyenangkan, saya sayang sama bapak….” Kemudian melipat kertas tersebut dan memasukannya ke dalam amplop berwarna pink untuk dia kirimkan pada Alvano seperti biasa. “Semoga bapak berubah pikiran,” ucapnya dengan harapan yang sama setiap hari. Karena Atalia tidak bisa mengadu pada siapapun. Sehari setelah pernikahannya dengan Alvano, kedua orangtuanya pindah ke Jepang dengan alasan pengobatan sang adik, ditambah lagi perusahaan sang Ayah yang bangkrut dan harus memperkuat pusatnya di Jepang. Jadi, Atalia benar benar sebatang kara di sini. hanya mencurahkan isi hatinya ke dalam sepucuk kertas, berharap Alvano membaca dan juga memahami kalau dirinya membutuhkan pria itu, setidaknya untuk mengerti bagaimana perasaannya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
3.2K
bc

Tentang Cinta Kita

read
204.8K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
282.3K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
148.8K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
145.9K
bc

TERNODA

read
190.9K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
221.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook