First Kiss

960 Kata
Tubuh Mikhayla meliuk-liuk di balik meja DJ, kukira dia bekerja sebagai penari striptis, ternyata dia bekerja sebagai DJ. Hampir saja aku terkena serangan jantung. Bagaimana tidak, dia berganti baju memakai baju kurang bahan. Aku memang sudah terbiasa dengan wanita-wanita yang memakai baju kurang bahan, tapi entah kenapa aku sangat tidak rela bila Mikhayla yang memakainya. Karena sungguh, bentuk lekuk badannya sungguh menggoda nafsu para lelaki normal. Setelah kejadian di dapur tadi siang dimana dia hanya memakai hotpans dan kemeja kebesaran yang membuat dia tampak sexi, kini walaupun dia memakai jeans panjang dan tank top yg di tutupi outer berbahan tipis dan itu tetap membuatnya kelihatan sexi. " Joel, air putih donk, haus nih." ujarnya setengah berteriak pada bartender di depan kami. " Tumbenan elu nggak telat Kay. Oh ya, nih dari para penggemar elu." Joel menyerahkan segelas cocktail pada Mikhayla. " Harusnya elu tolak aja kali, gue lagi nggak pengen minum." gerutu Mikha yang dengan terpaksa meminumnya dan tersenyum pada seseorang di sebuah meja. " Eh iya, saking sibuknya gue lupa, ini pacar baru elu?" tanya Joel tanpa basa basi. " Bukan!!!" jawab Mikha dan Gibran bersamaan. " Dia kakak gue. Kan kemarin gue cerita ke elu sama Nina kan kalo emak gue nikah lagi, dan ini anaknya bapak tiri gue." kali ini Mikha menerangkan panjang lebar. " Boleh juga sih sodara tiri elu. " sahut Nina dari arah belakang Gibran. " Ah elu....semua cowok bening elu gebet. Trus gimana sama si Joel??" olok Mikha, " Emang Joel mau sama gue? Joel emang sih tampan tapi beneran dia normal??" goda Nina, " Elu mau ngetes gue normal apa nggak nih?" balas Joel yang membuat Nina merona. " Eh mas, diem aja dari tadi." Goda beberapa gadis yang lewat di depan kita. " Masnya kayaknya sendiri aja nih, gabung sama kita aja yuk?" ajak gadis yang berambut pirang. " Sorry mbak, saya sama pacar saya kesini." tolak Gibran halus. Joel dan Nina kembali berbincang mesra, sedangkan Mikhayla tampak asyik dengan ponselnya. " Yah, kan nggak apa-apa mas, toh pacarnya juga cuek aja tuh." sahut gadis yang berambut pirang. Gibran yang kali ini sedang malas berdebat cuma mengabaikan gadis-gadis itu. Merasa tidak terima dengan respon yang di berikan Gibran membuat gadis-gadis yang setengah mabuk itu jadi kesal. " Pacar cuek gitu aja di pertahanan terus, kalo gue Uda gue depak deh, dan cari lagi yang bisa bikin gue happy." cerocos gadis yang rambutnya sebahu. Gibran masih mendiamkan saja sambil mengetikkan sesuatu di ponselnya dan mengirimkannya ke Mikhayla yang duduk di sampingnya. " Tolongin gue usir mereka, gue lagi malas berurusan sama cewek model kek mereka." Mikha membaca pesan dari Gibran dan langsung melirik Gibran yang menatapnya dengan memohon. Mikha pun memutar bola matanya malas dan menghembuskan nafas sebelum bangkit mendekat ke arah Gibran. " Sayang....balik yuk, aku tiba-tiba merinding ini, aku kek merasakan ada kehadiran mahluk semacam kuntilanak gitu ya...." ujar Mikhayla sambil bergelayut manja dan mesra pada Gibran. Gibran yang mendapat perlakuan tiba-tiba seperti itu langsung menegang. " Oh...o-oke, kita pulang sekarang." sahut Gibran yang beranjak turun dari kursi tapi dengan cepat gadis yang berambut pirang itu dengan cepat mencekal tangan Mikhayla. " Heh apa maksud Lo! Lo ngatain kita kuntilanak gitu! punya mulut itu di jaga ya!" bentak gadis itu yang seketika membuat seluruh perhatian pengunjung club mengarah ke mereka. Tak terkecuali Joel dan Nina yang sedari tadi cuek kini fokus pada adegan drama di depan yang lebih menarik. " Heh mbak, yang salah nih? mbaknya lucu deh, udah jelas-jelas di tolak sama cowok gue malah nggak terima sambil ngata-ngatain gue. Emang kenapa kalo gue cuek? toh cowok gue juga nggak masalah tuh, trus emang harus ya kalo kesini tuh kudu pamer kemesraan? yang ada situ malah iri sama kita." balas Mikhayla sadis. Gibran, Joel dan Nina terbelalak tak percaya Mikha bisa mengeluarkan kata-kata sinis seperti itu. Gadis itu bungkam mendapat balasan dari Mikha, " Ya kan mana tau kalo masnya Uda punya pacar, lagian dari tadi kita perhatiin masnya duduk dan minum sendirian sih, ya kita kira jomblo, ya nggak gaes?" balas gadis yang berambut panjang. Mikha makin kesal dan malas, pantas saja Gibran meminta bantuannya. " Hei, tadi kan gue Uda bilang, emang harus ya umbar kemesraan? nggak takut sakit hati lihat kemesraan kita?" sindir Mikhayla yang semakin menggelayut mesra pada Gibran, bahkan Gibran bisa merasakan kenyalnya d**a Mikha yang menempel di lengannya. Gadis-gadis itu hanya diam bingung bagaimana membalas kata-kata Mikha, Mikha yang geram pun dengan tiba-tiba menarik tengkuk Gibran dan menciumnya. Gibran, Joel, Nina dan gadis-gadis tersebut tampak kaget melihat aksi Mikha yang tanpa di duga-duga itu. " Cium gue dengan mesra kek elu nyium cewek lu, biar mereka cepet pergi." bisik Mikha memberi perintah pada Gibran. Sepersekian detik Gibran bengong karena kaget dengan aksi Mikha di tambah perintah Mikha yang mampu membuat jantungnya berdegup kencang. Mikha menggigit bibirnya agar Gibran tersadar dan tanpa menunggu lama Gibran pun mencium Mikha dengan mesra dan bernafsu. Joel dan Nina langsung bengong dan syok melihat aksi kakak beradik tiri gila di hadapan mereka ini, dan gadis-gadis ganjen itu pun berlalu kecewa ketika melihat adegan ciuman itu. Gibran terlarut dalam ciumannya dengan Mikha, bibir Mikha terasa manis meskipun tadi dia habis minum minuman beralkohol. Seolah menemukan candu baru Gibran menyesap dan mengulum bibir Mikha dengan mesra. Mikha mendorong tubuh Gibran begitu gadis-gadis itu sudah menghilang di belokan menuju toilet, otomatis memutus ciuman Gibran yang masih terlihat menginginkan bibir Mikha. " Sori yang tadi, gue kebawa perasaan." ujar Gibran ketika Mikha akan memasuki kamarnya. " Nggak masalah, cuma itu tadi ciuman pertama gue. Lain kali atasin sendiri kalo ketemu cewek model gituan lagi." sahut Mikha cuek dan langsung masuk ke kamarnya. Gibran hanya bengong dan syok melihat ekspresi santai Mikha ketika mengatakan bahwa itu first Kissnya, adik tirinya ini benar-benar sesuatu yang bisa membuatnya berdebar.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN