Aku masih mempertimbangkan permintaan kak Rafid. Dia baru saja menghubungiku, memintaku kembali menjadi pendamping pada pertandingan balap liar Sabtu malam besok. Sebenarnya, aku tidak keberatan kembali ikut balapan, hanya saja Mama sudah pulang ke rumah dari beberapa hari lalu. Bagaimana cara meminta ijin pada Mama? Kalau aku mengatakan yang sebenarnya, sudah pasti Mama tidak akan mengijinkan. Kuketuk-ketukkan pensilku ke meja, aku harus memikirkan alasan apa yang akan kusampaikan ke Mama kalau aku menyetujui permintaan kak Rafid. Kepalaku menggeleng saat aku tak juga menemukan ide. Benar-benar sulit untuk bisa mendapatkan ijin dari Mama tanpa harus membohongi wanita yang sudah melahirkanku itu. Aku kembali memeras otakku, berusaha memikirkan sesuatu yang bisa meloloskan keinginganku. Juj
