Part 10. Sila Galau

1969 Kata

Aku merasa kesal pada diriku sendiri. Sudah beberapa hari sejak aku tahu kedekatan Hesa dengan Rita, mataku selalu saja mengawasi mereka tanpa aku perintah. Bergerak begitu saja. Aku sudah menyuruh kedua bola mataku untuk jangan memperhatikan mereka berdua. Lihat saja Imam, Ulin, Soleh, atau Arda sekalian … tapi tetap saja, mereka selalu melirik ke arah Hesa, dan Rita. Aku mendesah lelah. Memalingkan muka ke samping, pada sahabatku yang sekarang sedang memoles lipgloss pink pada bibirnya. Mila bahkan memajukan kedua bibirnya membentuk kerucut setelah selesai memoles pewarna bibir itu. Aku hanya menatapnya sembari menggelengkan kepala. Mila memang 180 derajat berbeda denganku yang tidak suka berdandan, bahkan bisa dikatakan cenderung tomboy. Jangankan memoles lipgloss, bedak saja kalau Mama

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN