Prologue

1004 Kata
Mereka bilang ini takdirnya.. Mereka bilang dia terlahir seperti ini.. Dia memang mengerikan takdir yg membuatnya seperti itu.. Dia bukan monster, bukan penjahat, bukan pembunuh pada awalnya.. Namun mengapa diperlakukan seperti seorang tahanan? Tak ada yg menginginkannya didunia ini.. Semua orang menganggapnya sebagai orang yg hina.. *** Hujan membasahi Moskow dibagian selatan sebuah perumahan elite. Seorang gadis dengan tubuh semampai menatap rumah megah yg selama ini ditinggalinya.. Air hujan pun tak dapat menyembunyikan tangisnya Gadis itu menenteng satu koper pakaian yg tak terlalu banyak. Sepertinya hari ini ia sudah menjalani skenario hidup yang teramat buruk, dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tetap tegar. Bukan untuk siapapun melainkan untuk bertahan hidup. Terlalu sering dirinya dihianati, dicampakan oleh orang-orang terdekatnya. Bahkan satu-satunya yang dicintai pun tega.. Ia meninggalkan rumah itu dengan langkah pelan seolah tak ingin meninggalkan pemiliknya.. Selamat tinggal My Husband.... Lalu apa yang akan dilakukannya demi mengubur rasa sakit dihianati? *** Ditempat lain diwaktu yang sama seorang lelaki tampan bersurai gelap memeriksa kamarnya, ia membuka secarik kertas diatas nakas. Tubuh tegapnya terjatuh bersimpuh diatas lantai, harusnya dia tahu ini akan terjadi... *** Alexander Ivanovic Mikhailov Seorang pewaris tunggal kerajaan bisnis Ivanovic inc Perusahaan terbesar di negrinya pemasok obat-obatan, persenjataan dan mempunyai cabang rumah sakit terbesar.. Alex duduk dikursi kebesarannya dengan muka masam, tak selera dengan berkas-berkas yang ada dihadapannya. Pikirannya melayang tertuju pada satu nama, Anastasia.... Bahkan gadis itu tidak memakai nama belakangnya lagi, ana benar-benar ingin pergi dari hidupnya. Tak pernah seorang Alexander merasakan seputus asa ini. Alexander yang dikenal selalu dingin dan angkuh, wajah tampan mempesonanya membuat semua wanita bertekuk lutul rela menanggalkan pakaian hanya untuknya. Dia masih menatap kertas yang ditulis oleh kekasihnya, membayangkan bagaimana gadisnya menulis surat itu dengan gemetar dan rintikan air mata, tercetak jelas dikertas tersebut.. Dear My Lovely Husband Terkadang aku berfikir, untuk apa manusia berbohong demi sebuah kesalahan yang akan dipertanggung jawabkan kelak. Aku sudah mengetahui semuanya, aku tak akan membalas mu karena aku tahu kau akan membunuhku sebelum aku melakukannya. Atau mungkin kau telah berencana melakukannya.. Walau hati ini milikmu, namun kebencian ini lebih besar. Aku pergi, jangan mencariku! Karena aku takkan kembali padamu. Kau memang berkuasa, dapat melakukan apapun. Bagimu nyawa hanya sebulir pasir yang dapat dihilangkan dengan sekali tiup. Kau sudah menghilangkan puluhan mungkin ratusan nyawa entah berdosa atau tidak hanya untuk kesenanganmu. Tapi kau tahu diantara ratusan nyawa tersebut ada yang berharga untukku. Kau tahu dan kau melakukannya. Aku takkan memaafkan mu meski kau meminta, walau aku tau orang sepertimu takkan pernah mengucapkan kata maaf.. Kau adalah Iblis....!!! Anastasia Romanova Iblis....?? Ia menyeringai penuh kekecewaan dalam dirinya, benar... Dia adalah iblis dalam wujud dewa yang sempurna. Terlalu takut menjelaskan kepada gadisnya tentang kebenarannya. Terlalu takut untuk kehilangan nya. Semua sudah terlambat, apa yang ia takutkan akhirnya terjadi.. "Andrew......!!!!" Alex memanggil pengawal setianya. Sungguh ia butuh pelampiasan saat ini.. Andrew datang melihat prihatin kearah tuannya, tak pernah ia melihat lelaki itu sekacau ini. Selama ini, dilihatnya Alex selalu tampan dan berwibawa walau dengan wajah yang kejam sekalipun. "bawa aku keruang bawah tanah!!!" "baik tuan..." Alex berjalan dahulu melewati andrew. "Sedikit permainan akan menghilangkan sakit kepalaku" Dia menyeringai lagi, sedikit tumpahan darah mungkin akan membuatnya lebih baik.. *** "tuan yakin?" Tanya andrew berusaha menutupi kegugupannya berhadapan dengan tuannya jika sedang memuncak emosinya. "tunggu disini saja!" Andrew hanya mengangguk, tak berani mengeluarkan banyak kata karena tuannya tak menyukainya. Ia melihat punggung tegap itu berlalu didalam lorong yang gelap... . . . . . Lonceng berbunyi tanda permainan baru saja dimulai, alex hanya diam ditempat sambil memantikan api ke rokoknya. Sementara lawannya sibuk dengan berbagai aksi tinjunya, alex terhempas menerima tinjuan... Sorak sorai penonton pun histeris, pasalnya lawan alex adalah juara bertahan dari tempat asalnya. Alex melirik ke arah lawan yang menaikan tangan tanda seperti ia akan memenangkan pertandingan ini. Ia lengah, alex bangkit tiba-tiba meninju tepat dirahang pria bertubuh besar itu, ia memukul terus memukul dan menendang tanpa memberi jeda sedikitpun kepada lawannya.. Pria besar itu tumbang dengan darah bercecer dilantai.. "kau yang datang kepadaku, kau juga yang pergi dariku.. Dasar wanita Brengsekkk...!!!!" Ia meninju keras wajah pria yang sudah tak berupa wajah itu meluapkan kemarahannya, kekesalan seorang alexander yang ia buat sendiri.. Penonton terdiam, tak ada hiruk pikuk seperti awal pertandingan.. Mereka tercengang satu sama lain melihat pria tampan yang baru saja membunuh juara mereka ternyata adalah seorang Ivanovic.. Semua orang tau, keluarga besar mereka adalah mafia kelas atas yang tak segan membunuh yang menghalangi jalan mereka, tentu saja bisnis mereka sebagian adalah illegal. Namun kekuasaan membuat mereka tak tersentuh oleh hukum sedikitpun... Alexander mengambil koper berisi uang atas kemenangan nya dipertandingan dan berlalu begitu saja. Tak ada sambutan atas kemenangan.. Seorang alexander tak butuh banyak komentar dan kata-kata yang memuakkan baginya.. . . . Andrew sama sekali tak terkejut melihat wajah tuannya dengan sedikit lebam dipipi, baginya ini adalah hal yang lumrah apalagi jika tuannya dalam keadaan seperti ini... Alex menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang, ia benar-benar menginginkan gadis itu. Tak ada lagi tangan hangat yang memeluknya, tak ada makian yang biasanya keluar dari mulut tajam gadis tersebut. Sungguh rumit bagi alex, sudah ia katakan dahulu ia tak menginginkan wanita dalam hidupnya. Tapi alex terlena karena gadis itu, ia sadar dia bukanlah pria yang penuh dengan kasih sayang. Hidupnya dikelilingi dengan musuh dan kegelapan, tak ada yang menginginkan kehidupan seperti ini, termasuk dirinya. Alex frustasi, ia harus mendapatkan ana kembali. Walau dengan paksaan sekalipun, baginya ana adalah gadis sekaligus istrinya yang harus ia jaga. Meskipun ana begitu membencinya... Alex memanggil andrew lagi.. Suara alex menggema hingga seluruh mansion, membuat bulu kuduk para pelayan disana berdiri.. "i-iya tuan" Andrew gugup.. "cari informasi keberadaan Ana, bawa dia kemari setelah ketemu!" Mata elang itu tertutup mencoba mencari keberadaan ana dalam kegelapan Dia sangat membutuhkan gadis itu saat ini, tak ada yang bisa membuatnya lebih baik demi apapun.. "baik tuan" Andrew berbalik mendengar suara bariton yang siap untuk membunuh siapapun.. "jika gagal, kepala mu sebagai gantinya" Andrew menelan salivanya, ia mengangguk lantas pergi menutup ruangan alex. Jika sudah begini, artinya tuannya bersungguh-sungguh... Bersungguh-sungguh kepalanya akan jadi taruhannya...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN