Ferran bingung bagaimana caranya ia menyatakan perasaannya pada Sarah, melihat gadis itu saja sudah membuat dirinya gugup dan tidak tahu harus berbuat apa. Ferran memang banyak teman wanita atau lebih tepatnya teman tidur.
Namun, Ferran tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya. Ia ingin memiliki Sarah,dan ingin Sarah menjadi kekaishnya atau istrinya, namun, dirinya sekarang benar-benar sangat bingung, bagaimana caranya ia menyatakan perasaannya pada Sarah, kalau dirinya saja sangat gugup setiap kali bertatap muka dengan Sarah. Ferran menjadi anak remaja yang sedang kasmaran, gugup ketika bertemu dengan Sarah—gadis yang mampu membuatnya jatuh cinta.
Ferran kembali membuka ponselnya, cara menyatakan perasaan pada seorang gadis. Semuanya bukanlah Ferran sekali. Ferran bukanlah pria yang romantis, dengan memberikan bunga, coklat, dan yang lebih parah masa Ferran harus booking sebuah restoran. Oh tidak, Ferran bukan tipe pria seperti itu, Ferran tidak bisa romantis dengan seorang gadis.
Ferran yang terus memikirkan caranya menyatakan perasaan pada Sarah, tidak menyadari Andra dan Josh yang datang, dan menatap Ferran dengan tatapan bingung mereka, kenapa Ferran terlihat bingung .
“Heh, kau kenapa?” tanya Josh, mengambil duduk di sofa dalam ruangan Ferran. Josh dan Andra ingin mengajak Ferran untuk makan siang bersama, karena kekasih mereka sedang tidak bisa diganggu yang katanya mereka sedang ada hal penting di kampus mereka.
Akhirnya Josh dan Andra mengajak Ferran makan siang, dan menemukan pria itu yang sedang terlihat bingung dan resah. Ntah apa, yang dipikirkan oleh Ferran, membuat pria yang selalu serius kerja itu tampak bingung. Andra dan Josh, mengira kalau Ferran tidak sedang memikirkan pekerjaan sekarang, pria itu selalu pandai mengatasi persoalan pekerjaan.
Ferran melihat pada Andra dan Josh yang sudah duduk, dan tampak berpikir. Dua sahabatnya itu sudah memiliki kekasih, bagaimana kedua sahabatnya itu menyatakan perasaan pada kekasih mereka. Ferran akan menanyakan pada mereka, dan meminta bantuan mereka untuk membantunya mendapatkan Sarah.
“Kalian, bagaimana caranya menyatakan perasaan kalian pada kekasih kalian?” tanya Ferran langsung.
Josh dan Andra terkejut mendengar pertanyaan Ferran, kenapa Ferran langsung menanyakan itu. Apakah Ferran sudah sadar dengan perasaannya pada Sarah? Kalau iya, berarti Ferran bukan pria bodoh lagi.
“Kau sudah menyadari perasaanmu pada Sarah?” tanya Andra.
Ferran mengangguk, membenarkan pertanyaan Andra padanya. Ferran tidak mau mengelak lagi, dirinya memang sudah menyadari perasaannya pada Sarah dan akan menjadikan Sarah sebagai miliknya. Ferran tidak mau Sarah dimiliki oleh orang lain, membuat Ferran marah nantinya.
“Aku sudah menyadari perasaanku padanya. Aku ingin meminta bantuan kalian, membantuku menyatakan perasaan pada Sarah.”
Andra dan Josh, tersenyum senang mendengar sahabat mereka yang sudah tidak bodoh lagi, dan mau mengakui kalau dirinya mencintai Sarah. Mereka akan membantu Ferran mendapatkan Sarah, dengan meminta bantuan juga pada kedua sahabat Sarah. Dalam otak mereka sudah tersusun begitu indahnya rencana mereka untuk menyatukan Ferran dan Sarah.
“Kau meminta bantuan pada orang-orang yang tepat. Kami akan senang hati membantumu,” ucap Josh dengan gaya sombongnya.
Ferran mencibir mendengar ucapan Josh. Awas saja kalau ini gagal, Ferran akan memecat mereka sebagai sahabatnya. Tapi, Ferran sangat berharap kalau dirinya akan diterima oleh Sarah dan mau bertunangan dengannya nanti. Sarah adalah gadis yang sangat baik. Walau Sarah sering manja dan membuat Ferran menahan kekesalannya, namun, Sarah itu adalah gadis yang sangat disayangil olehnya dan sekarang dicintai olehnya.
Ferran berjanji akan membahagiakan Sarah dan tidak akan menyakiti gadisnya itu.
Gadisnya?
Ferran sangat senang mengatakan Sarah sebagai gadisnya. Sarah memang gadisnya dan tidak ada yang boleh memiliki Sarah, hanya dirinya. Sarah akan menjadi ibu dari anak-anaknya. Ferran sangat bahagia sebagai pria yang bisa mendapatkan Sarah sebagai istrinya nanti.
“Kalau kalian gagal. Aku akan pecat kalian sebagai sahabatku!” ancam Ferran.
Andra dan Josh bukannya takut, malah tertawa. Mana berani Ferran memecat mereka sebagai sahabat. Mereka bertiga selalu bersama dan membagi suka dan duka mereka, walau mereka sering selisih paham. Namun, mereka tidak pernah bertengkar dan musuhan lama. Mereka akan berdebat hanya beberapa menit, dan mereka sudah melupakan kekesalan mereka.
“Ya, kau pecat saja. Kalau kami berhasil membuatmu dan Sarah bersatu, kau harus mengakui kemampuan kami yang begitu hebat ini dan patut diajungi jempol.” Andra menyeringai pada Ferran yang memutar bola matanya.
Ferran memang tahu sifat kedua sahabatnya yang sangat congkak ini. Mana mungkin juga Ferran bisa memecat kedua pria laknat itu menjadi sahabatnya. Mereka bertiga adalah sekumpulan pria penuh dosa dan sekarang malah mencintai gadis baik-baik.
Jujur saja, mereka sangat beruntung bersama dengan gadis-gadis yang mereka cintai dan baik tentunya. Tidak ada yang kurang dengan gadis-gadis mereka. Kalau seorang gadis manja, itu biasa. Mereka hanya ingin perhatian lebih dari pasangannya. Mereka akan memanjakan gadis yang mereka cintai.
“Kalian sangat sombong. Kalian masih tidak bekerja? Atau kalian memang tidak mau bekerja, dan mau nanti kalian jatuh miskin. Wanita itu bukan hanya butuh cinta, tapi, juga materi. Kita sebagai lelaki harus mencukupi materi untuk wanita.”
Andra dan Josh memutar bola matanya malas, mendengar nasihat Ferran yang lagi-lagi sangat bijak. Sialan. Mereka memang sudah bekerja dengan rajin sekarang, tapi, sekarang sudah waktunya makan siang dan mereka tidak mungkin bekerja juga saat makan siang.
“Kau sebaiknya memasang jam lebih besar di dinding ruanganmu. Sekarang sudah jam makan siang.” Josh dan Andra menatap datar pada Ferran yang tersenyum kaku.
Ferran berdiri dari tempat duduknya. “Ayo, kita makan siang. Aku sudah bosan menatap layar laptop ini terus.”
Josh dan Andra menaikkan alis mereka, perasaan sedari tadi Ferran tidak ada bekerja. Malah bermain ponsel dan melamun, kenapa pria itu mengatakan bosan menatap layar laptop?
“Aku sangat prihatin punya sahabat sepertimu. Kau sebaiknya periksa ke Dokter, manatahu kau sudah gila,” ucap Josh mengejek.
Ferran berdecih, ia masih waras dan tidak gila. Yang gila itu kedua pria yang sedang mengajaknya makan siang bersama. Seharusnya mereka yang diperiksa ke Dokter bukan dirinya.
“Kalian seharusnya mengaca. Atau kaca di mansion kalian sudah tidak ada. Aku akan membelikan kalian kaca dan kalian bisa mengaca sepuasnya.” Ferran menyeringai, membuka pintu ruangannya. Menatap kedua sahabatnya yang akan marah padanya.
Palingan Andra dan Josh hanya marah sebentar padanya. Kedua pria itu mana berani marah padanya dengan waktu yang lama.
“Sialan. Aku ingin membunuh Ferran.”
“Aku ingin memengal kepalamu dan memberikannya pada buaya.”
Ferran tertawa kencang mendengar ucapan kedua sahabatnya. Mereka tidak sadar diri, kalau mereka itu buayanya. Sungguh, mereka harus mengaca dan menilai diri mereka sendiri. Buaya teriak buaya.
*olc*