"REY ...! REY ...! REY ...!" pekik Aurel dengan girang seraya tanpa malu memeluk Rey di depan seluruh siswa kelas mereka dan di hadapan sang guru olahraga. Dapat Rey rasakan dengan sangat jelas tatapan membunuh dari para siswa laki-laki dan tatapan sinis dari para siswi perempuan ketika Aurel memeluk dirinya. "AUREL! KITA SEDANG BERADA DI MATA PELAJARAN SAYA! KALAU MAU PACARAN, HABIS PULANG SEKOLAH SAJA NANTI! JANGAN JADI ORANG YANG TIDAK SABARAN DAN TIDAK TAU TEMPAT DAN SITUASI!" omel guru olahraga mereka. Aurel menunjukkan cengiran bodohnya seraya menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak terasa gatal. "Hehe, maaf, pak," jawabnya. Guru olahraga mereka geleng-geleng kepala seraya menghela nafas saat melihat reaksi Aurel itu. "Yasudah, kembali ke barisan!" Aurel mengangguk, "Iya p