7

1769 Kata
Siang hari sangat terik disebuah pantai yang sedang ramai, namun ada beberapa orang yang tetap berjemur disana untuk membuat kulitnya terlihat gelap dan eksotis. Didalam air yang jauh dari tepi pantai Ghizey dan regaz tak sadarkan diri, namun perlahan mata regaz terbuka dan terkejut dengan kondisi mereka. Bahu ghizey diguncang hingga menyadarkan gadis itu dari pingsannya kemudian mereka segera berenang kepermukaan untuk mengambil oksigen. "Hah...apa yang terjadi?" Tanya ghizey "Aku tidak tahu, dimana kita?"  Mereka memperhatikan sekeliling, keadaan yang harusnya malam sudah berganti dengan siang. Mereka segera berenang ke tepian sebelum kelelahan. "Aku lelah...." sahut ghizey setelah sampai ditepi pantai "Aku juga" balas regaz dan duduk disampingnya. Mereka diam sebentar untuk memulihkan tenaga, tapi mata mereka sudah menangkap banyaknya orang berbaju pantai tak jauh dari tempat mereka duduk. "Sejak kapan orang dunia mistis berjemur dipantai?" Tanya ghizey "Kau salah, kita didunia manusia" jawab regaz "Hah? Dunia manusia? Bagaimana bisa?" "Sepertinya sisirmu itu yang membuka portal" "Jadi semua makhluk mistis itu bisa ke dunia manusia?!" "Makhluk mistis?" "Maksud ku....kita... orang seperti kita" "Tentu saja, banyak kalangan kita yang tinggal bersama manusia, tapi semua didata dan diketahui oleh pemerintahan. Portal kedunia ini juga terbatas, dan sisirmu itu portal lain yang baru aku ketahui" Mata ghizey masih menatap Regaz seolah-olah sedang mengintrogasinya. Ia pun kembali memperhatikan orang yang berjemur dengan pakaian minim itu. "Sepertinya aku tahu tempat ini"  "Kau pernah kesini?" "Ini rumahku" Regaz memperhatikan ghizey yang sudah beranjak dari duduknya dan berjalan kearah kerumunan manusia itu, ia segera bangkit dan mengikuti arah ghizey berjalan. "Kapan kau kedunia manusia?" "Sebelum aku kedunia mu" "Maksudmu?" "Kau pasti menyadari perubahan ku kan? Mulai dari kekuatan ku yang tiba-tiba muncul kemudian sikapku yang berbeda" Kata-kata ghizey membuat Regaz menghentikan langkahnya seketika, ia memang menyadari semua perubahan itu, termasuk fisik ghizey yang dulu sangat terlihat lemah dan wajahnya yang cenderung pucat kini sudah terlihat sehat dengan wajah putih merona dan rambut hitamnya yang indah. "Jadi...kau orang yang berbeda?" "Aku orang yang sama, tapi untuk sekarang kita harus pergi ke suatu tempat untuk menghindari tatapan-tatapan ini" Mereka sudah berada dikerumunan orang yang menikmati pantai, semua pandangan orang yang menyadari kehadiran mereka sudah merasa keheranan. Ghizey dan regaz langsung berjalan lebih cepat menuju arah jalan untuk keluar dari sana. "Kita mau kemana?" "Sudah ku bilang kita akan ke rumahku" Mereka tiba dipinggir jalan dengan keadaan yang masih setengah kering, pakaian mereka membuat mereka menjadi pusat perhatian.  Ghizey mencoba memberhentikan kendaraan yang lewat tapi sudah tiga mobil yang mengabaikan mereka dan hanya menatap keheranan. Akhirnya sebuah mobil pickup yang dikendarai dua orang lelaki tua berhenti. "Hey nak, ada apa dengan bajumu? Lagi syuting film hah?" "Paman, apa boleh kami menumpang denganmu sampai ke kota? Manajerku tidak balik dan meninggalkan kami dengan baju yang belum diganti ini" jawab ghizey "Yah tapi kalian harus duduk dibelakang" Laki-laki tua itu turun dan membukakan pintu bak mobilnya, ghizey dan regaz pun naik kemudian mereka melaju menuju kota. Regaz mengamati semua yang ada sekelilingnya, bahkan ia memperhatikan mobil pickup itu sambil tersenyum-senyum. "Ada apa dengan ekspresi itu?"tanya ghizey yang dari tadi memperhatikan regaz "Ini pertama kalinya aku naik mobil" "Hah?!" Teriak ghizey sangkin terkejutnya "Ini pertama kali? Apa di dunia immortal kita itu memang tidak ada mobil?" "Tentu saja ada, tapi hanya beberapa orang dan itu juga mobil terbang, kita biasanya menggunakan portal atau kekuatan sendiri, apa mobil ini bosa terbang?" Ghizey menggelegkan kepalanya sambil kembali pada posisi duduknya. Saat terkejut tadi wajahnya langsung ia dekatkan kewajah Regaz untuk meminta penjelasan. Mereka terus berjalan, ghizey asik memikirkan apa yang terjadi dirumahnya dan apakan bibinya ada disana. Ia yakin bibinya mengetahui ini semua selama ini. Sedangkan Regaz masih asik dengan wajah anehnya yang menyerupai anak kecil ketika pertama kali melihat dunia. "Paman....turunkan saja kami di tugu Bendera!" Teriak ghizey dari samping agar terdengar. Selang beberapa saat mobil mereka benrhenti, Ghizey dan regaz segera turun dari mobil itu. "Makasih paman, jika kita berjumpa lagi aku pastikan akan membalas jasamu" "Hahaha... tidak masalah, apa kalian artis? Laki-laki ini sangat tampan" sahutnya menunjuk Regaz. "Kami belum menjadi artis, hanya sebuah rekaman kecil saja sampai kami berpakaian seperti ini" "Wah... kalau kalian sudah terkenal jangan lupa padaku yah" "Sipppp" sahut ghizey sambil mengacungkan jempolnya Orang yang merekapun pergi melanjutkan perjalanannya dan meninggalkan mereka dijalan besar bersimpang 3 dengan tugu berbentuk bendera ditengah bundarannya. "Ayo cepat sebelum kita semakin terlihat aneh" Ghizey menarik tangan Regaz dan berlari kesalah satu jalan yang menuju rumahnya, mereka terus  berlari kecil sampai tiba di rumah yang lumayan besar dan berwarna putih. "Ini rumahku" sahut ghizey Mereka memasuki gerbang dan menuju pintu utama. Tok tok tok "Bibi!! Paman!! Elina!!" Tidak ada yang merespon teriakan ghizey, ia kembali mengetuk dan berteriak untuk kesekian kalinya sampai suara langkah kaki terdengar dari dalam rumah. Pintu terbuka dan memperlihatkan Elina yang terkejut dengan kehadiran ghizey "Ghizey?! Mama... ghizey pulang!!!" Teriakan elina membuat sang bibi datang menyusul. "Ya ampun nak... kenapa kalian basah kuyup seperti ini" Sang bibi tidak heran dengan pakaian mereka melainkan kenapa mereka datang keadaan yang kacau. "Kami tenggelam dan keluar dari pantai bi" sahut ghizey datar "Yasudah kalian barus membersihkan diri dulu, kita akan cerita saat makan" Mereka masuk kedalam rumah, elina memperhatikan regaz karena merasa tertarik padanya. Ia pernah melihat regaz saat ikut bersekolah di vamwetch tapi ia berhenti karena malas berada disana.  Ghizey berjalan kekamarnya dan regaz mengikutinya dari belakang "Nak! Kau mau kemana? Apa kau akan sekamar dengan ghizey" tanya sang bibi Ghizey melihat regaz yang berada dibelakangnya dan lagsung tertawa "Ahahhaha..... kau pergilah ikut bibi, bibi akan menunjukkan kamar dam baju ganti untuk mu"  Wajah regaz langsung memerah menahan malu dan ghizey semakin tertawa melihat wajah merahnya itu. Sang bibi langsung membawa regaz kekamar yang lain. Dikamarnya ghizey langsung segera mandi dan mengganti bajunya dengan kaos lengan pendek berwarna putih polos dan celana jeans hitam yang panjang. Rambutnya ia sisir dan dicepol bulat dengan anak rambut yang menghiasi wajahnya. Setelah selesai dengan aktifitasnya ia turun kearah dapur, disana sudah ada elina, bibi dan Regaz yang memakai kaos hijau army dan jeans selutut. "Darimana bibi mendapatkan baju itu?" Tanya ghizey "Elina yang pergi keluar untuk membelinya, style paman tidak akan cocok untuknya" Ghizey mengangguk dan segera duduk diseberang meja dan berhadapan dengan regaz. "Jadi gimana ceritanya kalian bisa sampai disini?" Tanya sang bibi Ghizey menatap bibinya, ia yakin sang bibi sudah tahu dunia immortal sampai tidak menanyakan kemana dirinya selama ini "Sebelumnya bibi yang harus cerita, bibi sudah tahu aku pergi kemana kan?" "Tentu saja bibi tahu, kau kedunia kita... bibi tahu semenjak kau menanyakan siapa yang membangun rumah ini, itu berarti kau menemukan terowongan itu kan" "Jadi...bibi seorang penyihir juga?" "Iya, tapi pamanmu Rico werewolf begitu juga elina" "Elina?" Tanya ghizey sambil melihat elina Elina hanya tersenyum kikuk membalas ghizey. "Tapi kenapa elina tidak ada disana?" "Dia minta berhenti karena tidak tertarik berada disana, ingat saat kita mengantarnya masuk asrama? Sebenarnya dia pergi melewati portal untuk masuk dunia immortal. Sekarang dia sekolah dengan manusia pada umumnya" "Aku akan kembali ke vamwetch ma" sahut elina tiba tiba yang membuat ibunya terkejut "Kau mau kesana lagi? Kenapa?" "Entahlah...lagian ghizey sudah disana" sahut elina "Bicarakan nanti sama ayahmu, sekarang kita harus membahas ghizey" Perhatian mereka kembali pada ghizey dan regaz. "Seorang siswa laki-laki hilang diasrama, dan aku mendengar sisir merah milikku ada disana saat dia hilang. Aku pergi mematikan dan benar itu memang sisirku, aku ketahuan sama regaz saat diasrama jadi ia mengikutiku. Kami hampir ketahuan jadi kami kabur dan mendarat di danau sampai tenggelam dan berakhir di pantai" sahut ghizey panjang lebar "Mana sisir itu?" Seketika tangan ghizey yang berada dibawah meja sudah menggenggam sisir emasnya, ia memang menyimpan sisir itu di ruang istana putih miliknya. "Jadi ragamu sudah benar-benar satu... sihir itu berhasil" ucap sang bibi "Satu? Apa maksudnya?" Tanya regaz yang memang bingung sejak awal Bibi menatap ghizey, ia tidak tahu apa harus menjelaskan didepan regaz. Ghizey merespon dengan hanya mengangguk pelan. "Saat pertempuran besar-besaran dengan si tanpa mahkota terjadi orang tua ghizey meninggal, termasuk ayahnya yang memiliki kekuatan bulan merah. Sitanpa mahkota juga sekarat dan tewas, tapi jiwanya sudah terbagi-bagi dengan menggunakan ilmu hitam yang paling mengerikan, itu sebabnya ia masih hidup terus menerus. Ia mengincar ghizey karena kekuatannya sama dengan ayahnya" "Bulan merah?" Sahut regaz "Iya, lalu pamannya memutuskan menggunakan ilmu hitam yang tak kalah bahayanya untuk membuat jiwa ghizey menjadi dua, yang lemah berada di Dunia immortal dan yang kuat dan menyimpan kekuatannya ada didunia manusia. Saat ghizey menemukan sisir penghubung dirinya sekarang mereka sudah menjadi satu seutuhnya kembali" "Apakah dia paman ben?" Tanya ghizey "Iya, apa kau sudah bertemu dengannya?" "Sudah, tapi konsekuensi apa yang ia dapat saat menggunakan sihir itu untukku?" "Kau sudah pintar ghizey, kekuatan hitam memang selalu meminta imbal dan konsekuensi. Seperti sitanpa mahkota yang hidup dengan menggunakan tubuh orang lain dan memangsa beberapa guardian secara berkala, paman ben harus kehilangan kekuatan intinya dan hidup dengan mantra mantra yang ia pelajari saja" Mereka semua terdiam, ghizey merasa bersalah dengan paman ben yang telah menyelamatkan hidupnya. Regaz juga asik bergumul dengan pikirannya karena akhirnya ia mengetahui alasan perubahan ghizey yang dulu dan sekarang, juga dengan kekuatan bulan merahnya. "Sisir ini, saat aku tiba disana aku tidak menemukannya sama sekali, dan saat okta hilang sisir ini ada ditempat tidurnya" lanjut ghizey Sang bibi segera mengambil sisir emas yang terletak diatas meja itu. "Kalau okta masuk kedunia manusia karena sisir ini, pasti sisir ini akan ikut dengannya. Kecuali....." Mereka semua menatap bibi yang belum melanjutkan perkataannya. "Ia benar-benar diculik seseorang, dan ia mendapatkan sisir ini saat kau kehilangannya. Sisir ini tidak bisa digunakan oleh siapapum selain kau ghizey. Dia meninggalkan sisir ini sebagai tanda dia ingin kau mencarinya"  Mereka semua menatap ghizey yang kebingungan. Ia tidak tahu siapa yang memberinya kode seperti ini. Jika ia tidak mencarimya pasti keadaan okta dalam bahaya. "Bagaimana aku mencarinya bi?" "Jika bibi tahu pasti dari awal akan langsung bibi beritahu" "Regaz,  elina, apa kalian ada ide? Arghhhh" Ghizey tiba tiba merasakan sakit dibagian jantungnya, detakannya berubah menjadi begitu cepat. "Ada apa ghi? Kau kenapa?" Tanya sang bibi panik "Aku tidak tahu, jantungku berdetak cepat sekali" Tiba-tiba ghizey merasakan keberadaan pholi, karena darah mereka yang terikat ia bisa merasakan apa yang pholi rasakan. "Sepertinya aku harus menjemput pholi, keberadaanku tidak aman disini jika dia ada disana" "Kenapa?" Tanya regaz "Yang jelas kita harus kesana" Ghizey menggenggam sisirnya, ia mulai fokus untuk membuat portal terbuka. Perlahan cahaya merah menguar dan menghiasi sekeliling mereka. Dengan cepat ia memegang tangan regaz dan mereka hilang dari sana. Dihutan yang jauh dari Vamwetch dan keadaan yang masih malam pholi sedang berlari-lari dengan kaki kecilnya, ia merasakan ghizey tidak ada didunia itu dan segera mencarinya keberbagai arah. Bahkan burung kecil yang menjelma menjadi anak kecil itu sudah menangis layaknya anak yang kehilangan induknya. Ghizey dan regaz sudah berada dihutan, mereka menyadari hari disana yang masih malam menjelang fajar, ghizey juga merasakan keberadaan pholi disana. "Mom!!" Teriakan anak kecil yang membuat mereka berbalik. Disana pholi sudah membuat ekspresi sedihnya kemudian berlari menuju ghizey. Ghizey berjongkok untuk menerima pelukan pholi yang sedang menangis, ia bisa merasakan kembali sedih yang pholi rasakan. "Maaf... aku lupa mengajakmu" Regaz tersungkur ketanah, kata-kata saat pholi memanggil ghizey ibu ternyiang nyiang dikepalanya. Baru beberapa hari ia menyukai gadis yang berada didepannya ini dan sekarang anak kecil itu memanggilnya ibu "Ini anakmu?" Tanya regaz Ghizey menatap regaz yang sudah terduduk ditanah sambil memperhatikan mereka "Siapa ayahnya?" Tanya regaz --------------------------------------------- Jangan lupa untuk beri komentar dan follow Author nya yah ❤️~
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN