“Tante, Al pamit dulu ya. Tante baik-baik di sini,” ucap Alger, sembari memeluk tubuh Zeline dengan erat. Zeline tersenyum, diam-diam di dalam hati gadis itu menangis pilu, tetapi wajahnya begitu pandai memanipulasi keadaan. Zeline mengurai pelukannya, “Al juga hati-hati di sana, jangan bandal.” Semua orang yang berada di sana kembali menyaksikan moment haru antara Alger dan juga Zeline. Gyzell menarik lembut pergelanan tangan sang putra, “Ayo sayang kita pulang, kapan pun Al mau ketemu sama Tante Zeline, Mama akan mengizinkan.” Alger mendogak, memberikan senyum tipis untuk sang mama, “Terima kasih, Mah.” Gyzell beralih menatap Zeline, gadis yang selama ini ia kira jahat ternyata berhati malaikat. “Zeline, terima kasih karena kamu sudah menjaga putraku dengan baik. Kamu boleh b