YAMH 38

1167 Kata

Hangatnya sinar matahari mulai menyelimuti sebagian belahan bumi. Kicauan burung terdengar nyaring di telinga menyambut langit yang begitu cerah pagi ini. Namun, nampaknya langit cerah tidak selalu membawa kebahagiaan. Nick berdiri dengan diam sembari menatap Gyzell yang masih saja melamun sejak wanita itu terbangun dari mimpinya. Bibirnya bergetar dan air matanya terus saja menetes deras membasahi ke dua pipinya. Keadaan Gyzell kembali tidak baik-baik saja ketika di dalam tidurnya ia mengalami mimpi buruk. “Putraku, putraku.” Hanya kata itu yang selalu Gyzell ucapkan. Nick semakin tidak tega melihat wanita yang dia cintai semakin menderita. Ia juga sedih karena belum juga menemukan titik terang keberadaan Alger sekarang. Toland pun seakan menghilang bagai ditelan bumi. “Nick.” Tru

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN