Bab 42.

1510 Kata

“Telepon ayah, Bunda. Telepon ayah.” Jannah terus meminta sang bunda untuk segera menghubungi sang ayah di sela tangisnya. Air mata anak kecil itu terus turun. “Iya … Bunda akan telepon ayah. Jannah jangan menangis lagi. Bunda nyalain lampu dulu. Jannah tunggu di sini sama kak Syifa.” Resa segera berdiri lalu bergegas menuju ke arah kotak MCB berada. Dengan menggunakan lampu pada handphone, Resa memeriksa. Sesuai dugaannya. Saklar dalam posisi off. Wanita itu kemudian menarik tuas MCB hingga akhirnya lampu menyala. “Sekarang lampunya sudah nyala. Jangan menangis lagi. Jangan takut. Kan ada Kakak.” Syifa menenangkan sang adik. Yang membuatnya menangis bukan karena takut gelap seperti Jannah, tapi, karena sang adik yang menangis dan tidak mau berhenti menangis meskipun sudah dia bujuk. Re

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN