Johana memasuki koridor rumah sakit dengan langkah yang terasa berat. Suaranya terdengar sayup-sayup di antara kesibukan para perawat dan deru mesin medis yang mengisi udara. Tio yang sudah lama berjuang melawan penyakitnya, tersenyum lemah menyambut kedatangan Johana. "Ayah, aku datang." Ucap Johana mencoba tersenyum walaupun hatinya berat. Namun, senyum itu segera memudar ketika bayangan Candra muncul dalam benaknya. Johana teringat momen sebelum ia sampai di rumah sakit, ketika secara tidak sengaja melihat Candra dan Ziva tengah makan malam bersama. Wajah Johana memutuskan kontak mata dengan ayahnya. Tio melihat ketidakberesan pada ekspresi anak perempuannya langsung menaruh curiga. "Apa kamu baik-baik aja, nak?" Johana tergigit bibirnya, ragu antara membuka hatinya atau menyembunyik