‘Dug!’ Untuk yang kesekian kali, bunyi benturan kening dan permukaan meja menyapa pendengaran tim farmasi. Mereka tak tau apa yang terjadi pada Lian, mengapa datang dengan wajah semerah tomat meski tak demam. Pun tak tau alasan di balik niat sang atasan mencederai dirinya sendiri. “Gue perlu info ke IGD untuk siapin bed dan booking kehadiran dr. Irgi, Kak Lian?” tanya Faza, yang lain malah nimpalin dengan kekehan. Lian mendengus. Lalu sekali lagi, ‘dug!’ “Gue dhuha di sini aja deh,” lirihnya. Mentalnya ngeper duluan ngebayangin bisa aja ketemu Kane lagi pas menuju puncak tower ataupun saat kembali. ‘Kenapa bisa-bisanya sih gue nyubit dia? Ya Allah Lian, harga diri lo apa kabar?’ Lian berdiri dari duduknya, berjalan terseok menuju toilet kecil di instalansi itu. Belum ia masuk ke dalam