Dret…dret…dret… Ponsel Tamara berbunyi. “Halo Tam? Ini Gery…kamu ada waktu gak?” suara Gery menyapa gendang teling Tamara. “Ah iy-iya, buat apa yah?” Tamara dan Tissa yang duduk di sampingnya saling memandang. Terlebih Tissa yang menatap curiga Tamara dihubungi oleh seseorang. Bahkan tidak segan-segan Tissa menyenggol tubuh Tamara. “Gak sih cerita-cerita aja. Sekalian makan siang, mau gak?” yakinkan Gery lagi. “Ehm oke,” Tamara yang melotot ke arah Tissa karena Tissa tanpa suara menggoda Tamara sembari menaik turunkan alisnya. “Apa perlu kamu ijin dulu sama Tuan Kenzo?” tanya Gery di seberang telepon. “Eh gak usah, buat apa?” “Ya udah kalau gitu, kita ketemunya di restoran deket kantor kamu yah. Aku kabarin kamu kalo aku udah disana,” usul Gery. “Okey.” Setelah Tamara menutup pan