Raline memasuki kantor dengan langkah kesal. Arie masih mengikutinya di belakangnya. Memanggil namanya dan menyuruhnya untuk berhenti. Ketika Raline berbelok di lorong menuju lift, tak sengaja perempuan itu menabrak seseorang. Perempuan berambut keriting berwarna merah dengan mata biru yang menyala. Perempuan itu menatap Raline dengan tajam lalu mengambil ponselnya yang jatuh. Tatapannya melembut ketika melihat Arie di belakang Raline. “Pak Arie, saya baru saja ingin menjemput Anda,” kata perempuan itu dengan aksen asing yang kental. Arie tidak menjawab perempuan itu. Membuat bibir tipisnya mengerucut dan kembali menatap Raline dengan kebencian, apalagi saat melihat Arie memegang tangan Raline. “Ayo kita bicara, Raline,” kata Arie. “Apa yang kau ingin bicarakan?” Arie menarik tangan R