Prolog
" Hayo cepetan! Keburu kelar upacaranya." Seorang cowok bertubuh tinggi dan tegap seperti anak SMA pada umumnya sudah bersiap untuk melompati pagar belakang sekolahnya. Di belakang teman-temannya mengikuti.
Dibanding harus berdiri berjam-jam mendengar ocehan kepala sekolah yang botak itu, yang sering membahas kelakuan anak kelas 12 termasuk cowok-cowok yang membolos ini. Ya karena kelakuan mereka lah yang membuat guru-guru waspada soal ujian kelulusan mereka nanti.
Padahal gak perlu dikhawatirkan karena mereka adalah cowok-cowok badung yang berotak cerdas. Mereka hanya memanfaatkan waktu yang ada selama masih mengenakan seragam putih abu-abunya.
Galih sekaligus bisa dibilang pemimpin diantara mereka sudah lebih dulu memanjat pagar sekolah dan bersiap melompat.
Bruk!!!
" Aaaaa!!!" jerit seseorang yang Galih yakini dia gak menindih orang tersebut. Tapi kenapa dia teriak?
Sosok cewek berdandanan aneh berjongkok didepannya sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan.
" Wah! Bos! Lu apain tuh cewek?" celetuk Andri yang baru aja mendarat mulus disamping Galih.
Galih berdecak. Dari tampilannya nih cewek sepertinya mahasiswi baru dikampus yang kebetulan bersebalahan dengan sekolahnya. "Heh!! Ngapain jongkok disini?"
Sadar akan tingkah konyolnya, gadis itu berdiri. Tapi bukannya menjawab pertanyaan Galih, cewek itu malah mendengus kesal sambil memperhatikan penampilan Galih yg urakan dan teman-teman Galih yang gak beda jauh. Lalu pergi.
" Cewek aneh!" celetuk Galih yang tak acuh.
" Ya udah yuk kabur. Keburu ketauan guru piket." Rio memperingatkan.
Sementara itu gadis yang tadi hampir jantungan karena ngeliat cowok lompat dari pagar sekolah didepannya mengumpat kesal. Bisa-bisanya ia dikagetkan dengan anak-anak bandel yang kerjaannya bolos sekolah . Bukannya belajar yang bener.
" Tau ah! Toh masa depan mereka juga ngapain gue pikirin," ucap gadis bernama Nata itu Ia bergegas memasuki kampusnya sebelum acara OSPEK dimulai.