Sudah 1 minggu Hyumi dibuat kesal karena ulah seorang pria membuatnya darah tinggi akhir-akhir ini. Pria itu benar-benar membuat Hyumi sebal bukan main.
Min Yoogi.
Pria itu kerap kali muncul setiap harinya, mengikuti Hyumi kemana pun dia pergi bak seekor kucing dengan ekornya. Yoogi hanya akan diam tanpa bicara dengan mengikuti setiap langkah Hyumi, kemana pun dia pergi dan hal itu membuat Hyumi stress karenanya.
Yoogi baru akan meninggalkannya ketika Hyumi masuk ke dalam bus dan terus berlanjut hingga seminggu ini. Hingga saat ini Yoogi tengah berdiri di samping lokernya seraya memainkan handphonenya. Memutar nya dengan dua jemari tangannya.
Banyak wanita di belakang Hyumi yang masih berdiri di sana, memperhatikanya, hingga akhirnya satu demi satu dari mereka pergi, dan menyisahkan Yoogi dan Hyumi di sana.
Brakk!!
Hyumi menutup kasar lemari lokernya, ia benar-benar muak karena Yoogi terus berada di sana, dan membuatnya menjadi perhatian banyak orang. Yoogi sedikit tersentak dan menoleh malas ke arah Hyumi dengan wajah datar.
Yoogi menoleh pada Hyumi, wanita itu menatapnya dengan tatapan tajam. Semua itu karena Yoogi. Pria itu harus tahu betapa marahnya dia saat ini.
"Bisakah kau hentikan semua ini sunbae"Hyumi menatap Yoogi tajam, baginya semua ini sudah cukup. Hyumi tidak merasa Yoogi sebagai pengganggu karena Yoogi tidak banyak bertingkah dan membuat Hyumi terganggu, melainkan suara penggosip kerap kali membicarakannya dan kerap kali menatap nya tajam, dan itu terlihat memuakan baginya.
"aku lelah dengan semua ini. Kau tahu, kau sangat konyol! Dimana harga dirimu sebagai seorang pria. Kau terlihat menyedihkan , seakan kau sedang mengemis cinta padaku. Kau kira aku akan tertarik padamu karena hal ini -maaf aku tidak tertarik. Berhenti mengikutiku seperti orang bodoh"Hyumi melangkah pergi bermaksud meninggalkan Yoogi
Sreett..
Braak!!
Yoogi menarik tangan Hyumi kasar dan menabrakannya pada dinding loker
Kedua tangannya membuat kurungan dengan sebelah tangan kanannya berada samping kepala Hyumi sebelah kiri, menguncinya agar wanita di hadapannya ini tidak bisa kabur dan hanya fokus menatapnya.
Jantung Hyumi berdegup kencang, hal ini membuatnya gugup. Entah kenapa menatap mata pria ini dengan jarak sedekat ini membuat jantungnya tidak karuan.
"kau kira aku menyukai ini, aku tidak peduli bagaimana kau menilaiku. Mengemis cinta, terserah."
"Baik kalau begitu tidak perlu lagi ada Yoogi baik hati mulai saat ini. Mulai saat ini kau Park Hyun Mi adalah kekasih ku."
"MWO!."(APA) Hyumi dan Yoogi menoleh dan mendapati dua orang wanita sedang melihatnya apa yang ia dan Hyumi lakukan.
"jadi ada penguping di sini."gumam Yoogi dengan smirk di wajahnya. Yoogi mendekatkan wajahnya ke arah Hyumi.
"aa... aap.. apaaa.. apa yang mau kau lakukan sunbae."Hyumi panik tangannya mulai menahan d**a Yoogi makin mendekat ke arahnya dengan sekuat tenaga.
"Sunbae -aku mohon jangan. Jangan macam-macam."Hyumi memejamkan matanya takut dengan kedua tangannya, menahan tubuh Yoogi yang semakin mendekat. Mengikis jarak di antara mereka.
"Aku lapar."bisik Yoogi tepat di dekat telinga kiri Hyumi. Hal itu membuat Hyumi membuka matanya dan menatap Yoogi. Wajah pria itu begitu dekat dengannya. Kedua mata Hyumi mengerjap beberapa kali.
Yoogi menoleh pada kedua wanita itu yang masih berdiri tak jauh dari mereka, bibirnya tersenyum remeh. Ketika Yoogi kembali menoleh pada Hyumi, wanita itu menatapnya dengan tatapan bingung. Jelas takut, namun Yoogi merasa lucu dengan itu.
"Ayo aku lapar, kau harus menemani ku makan siang kekasihku."Yoogi berbalik, dan mulai berjalan pergi dengan menarik sebelah tangan Hyumi. Mungkin lebih tepatnya menyeret wanita itu pergi.
Hyumi mencoba untuk menahan dirinya, bahkan kedua kakinya jelas terseret bukan karena ia memang mau mengikuti langkah Yoogi.
“Yak. Lepaskan aku.”gerutu Hyumi sebal.
"kyaa~~' kau lihat mereka. Mereka berpacara.. uwaaaa."
"Benar sekali, bahkan Yoogi sunbae menciumnya ....ini menyedihkan."
***
Yoogi menyeret Hyumi menuju kantin, menuju ke sebuah meja dimana teman-temannya berada. Hyumi mencoba untuk melepaskan diri, tapi cengkraman tangan Yoogi begitu kuat. “Apa kau sudah gila. Lepaskan aku.”gerutu Hyumi sebal.
“Oh Yoogi.”sapa SokJin.
Yoogi menyapa mereka dengan dagu. Yoogi menarik kursi dan mendudukan Hyumi secara paksa. Hyumi merutuki dirinya, ia benar-benar malu, bagaimana bisa ia berada di sini sekarang. Hyumi menundukan wajahnya dengan kedua tangan yang menutupi wajahnya.
Yoogi menaruh ranselnya di kursi yang berada di sisi kanan Hyumi sebelum berdiri dan menghilang. Hal itu membuat Hyumi berdiri dan berniat untuk kabur, namun ternyata Yoogi berdiri di belakangnya dan mendorong bahunya untuk kembali duduk di sana.
Hyumi kembali menutup wajahnya menggunakan telapak tangannya. Ia benar-benar malu saat ini. semua pria yang berada di hadapannya saat ini menatapnya dengan tatapan penasaran. Hyumi benar-benar kesal. Bagaimana bisa dia semalu ini sekarang.
Hyumi penasaran, ia mengintip dari beli jari-jemarinya. Dan wajah seorang pria berada tepat di hadapannya, jari telunjuknya menunjuk Hyumi tepat di depan wajahnya. Hyumi menatap fokus ke arah jari telunjuk itu membuat matanya jereng seketika.
Hal itu membuat Hyumi menggelengkan kepalanya. Bagaimana bisa ia menjadi konyol sekarang, memalukan. Hyumi tak habis-habisnya merutuki bagaimana dirinya saat ini.
“Kau si anak baru itu kan.”ucap pria itu yang membuat Hyumi melepaskan kedua telapak tangannya dan menatapnya. Ia menganggukan kepalanya sebagai jawaban atas apa yang pria itu tanyakan.
Ketika melihat kursi Yoogi masih kosong, Hyumi kembali berdiri. Berniat untuk kabur namun entah bagaimana pria itu berada di sampingnya dan mendorong bahunya lagi untuk kembali duduk.
“Kenapa kau tidak bisa duduk manis ketika aku pergi sebentar saja.”gerutu Yoogi. Seorang pria datang dengan dua mangkuk mie ramyeon. Dan dua gelas orange juice. Yoogi mengambil tempat di sebelah kanan Hyumi.
"cepat makan, apa kau tidak lapar huu."Hyumi tertunduk, terdiam ketika sepasang mata keenam pria yang dikenal sebagai sahabat Yoogi, sekaligus anggota geng ATS itu menatapnya dengan tatapan aneh.
"Apa!."Spontan Hyumi mendongkak menatap pria berambut hitam itu, yang dia tahu bernama Jongguk. Pria itu menatapnya dengan tatapan menyelidik. Terlihat sekali ia penasaran.
Hyumi segera menggelengkan kepalanya. Menolak.
"nde dia kekasihku sekarang."potong Yoogi membuat keenam pria itu sekaligus Hyumi menatapnya terkejut.
"wahhh... akhirnya Yoogi hyung punya kekasih."Jimmy bersorak menatap senang salah seorang sahabatnya, akhirnya menemukan cintanya. Yoogi melirik Hyumi dan tersenyum remeh, membuat Hyumi memutar bola matanya malas.
"A.. Aku harus kembali ke kelas."ucap Hyumi yang kemudian berdiri dari kursinya, Hyumi menoleh ke arah Yoogi ketika merasakan tangannya di tahan.
Hyumi meihat kea rah pergelangan tangannya sebelum menatap Yoogi.
"ada apa?."tanya Hyumi bingung
"Kau belum makan mie mu.”seru Yoogi.
“Aku tidak lapar. Kau seharusnya bertanya dulu sebelum membelikannya.”Ucap Hyumi berbisik. Hal itu membuat Yoogi menyeringai.
Hyumi mencoba pergi, namun Yoogi masih menahan pergelangan tangannya. Membuatnya menatap Yoogi dengan tatapan protes.
“Hey kekasihku... nanti sepulang sekolah kau harus menemaniku latihan basket, awas kalau kau tidak datang, kau tidak akan selamat."Hyumi bergidik ngeri ketika mendengar ancaman Yoogi, dan bagaimana ketika tatapan membunuh miliknya ia tunjukan.
Tanpa jawaban apapun Hyumi melengos pergi keluar kantin, meninggalkan mereka. Hyumi menutup pintu kaca kantin itu dengan kasar, lalu menghentak-hentakan kakinya kesal.
"dia kira dia siapa, berani-beraninya menyuruhku ini itu.... Kekasihnya. jelas-jelas dia memutuskan hal ini secara sepihak. Hyumi bodoh bisa-bisanya kau menuruti perintahnya, pokonya nanti kau tidak boleh ke lapangan menuruti perintahnya..."Hyumi berbalik kembali menghadap pintu kantin.
"Aku kan juga sibuk, aku punya kesibukan ku sendiri sebagai seorang perawat. Bukan suruhan pria meniak, kasar dan tidak berperasaan itu."Hyumi berbalik, melanjutkan langkahnya menuju kelasnya di lantai 2.
"lagi juga siapa yang mau menjadi kekasih pria maniak sepertinya."gerutu Hyumi. Hyumi berjalan menuju kelasnya, masih dengan menghentak-hentakan kakinya kasar, dengan rutukan bahkan makian yang terus terlontar dari bibirnya.
"Heii.. bukankah dia kekasih Yoogi sunbae."Hyumi menghentikan langkahnya, matanya melirik tajam ke arah sepasang wanita yang tengah meliriknya dengan tatapan sinis. Tatapan tajam Hyumi membuat kedua wanita itu berlalu dari hadapannya.
"dasar penggosip.”gerutu Hyumi sebal. Hyumi kembali berjalan, namun langkahnya seketika berhenti
"aisshh jinja!"(Yang benar saja) Hyumi sedikit terkejut ketika melihat lorong kelas yang akan di laluinya. Bagaimana tidak. Lorong itu di penuhi oleh sepasang mata yang manatapnya dengan tatapan ganas, seperti seekor singa yang siap menerkam seekor domba.
"Anggap saja kau tidak melihatnya Hyumi, tarik tafas dan hembuskan secara perlahan,” Hyumi menaruh kaki kanannya sedikit lebih maju, dan sebelah kaki kirinya bergerak mundur. Ia menunpukan tubuhnya pada kaki depan.
“Hana-dul-set."Lalu Hyumi berlari menuju kelasnya yang berada di ujung lorong. Melewati krumunan itu secepat kilat.
Brak.
Hyumi duduk di bangkunya, nafasnya tersenggal-senggal akibat mendadak jadi atlet athletic lari jarak pendek yang baru saja dia lakukan. Hyumi melipat kedua tangannya dan menenggelamkan wajahnya di sana.
"Hei, kau tidak apa-apa nona park?."tanya Saeyoung sahabatnya, Hyumi mendongkak menatap Saeyoung, lalu beralih pada teman-teman sekelasnya yang juga menatapnya seperti tatapan orang-orang di lorong tadi.
"ckk.. menyebalkan."decak Hyumi kembali menenggelamkan wajahnya.
"hey... Hyumi. Apa itu benar?."Hyumi mendongkak menatap Saeyoung dengan tatapan lesu.
"huaaaa... Saeyoung."
Skipp>>>>
"ohh ... jadi ini semua bukan kemauanmu. Semua ini adalah keputusan sepihak dari Yoogi sunbae."Uacapan Yoogi membuat Hyumi mengangguk lemah.
"Aku harus bagaimana Saeyoung-ah."ucap Hyumi memelas.
"Aku juga bingung kalau jadi kau, bisa-bisanya ATS melakukan hal ini pada sahabatku. Aku benar-benar memblacklist mereka dalam catatan note hitamku sebagai orang paling menyebalkan untuk keseribu kalinya."Hyumi menatap bingung sahabatnya dengan terheran.
"Apa kau punya masa kelam dengan anggota ATS Saeyoung-ah!."Tanya Hyumi membuat Saeyoung menatapnya dengan cepat hingga membuat kedua bola matanya membesar.
"eoh."Saeyoung menatap Hyumi terkejut.
***
UKS
"Hyumiiiiii."teriak salah seorang teman satu klubnya.
"nde."jawab Hyumi
"oh... dia pingsan."ucap Hyumi terkejut, setelah mendapati seorang wanita tengah di angkat oleh beberapa temannya menuju ruang UKS.
"banyak sekali yang pingsan. Aku sudah khawatir tentang hal ini, seharusnya mengambil darah tidak perlu di lakukan oleh murid-murid secara otodidak."Hyumi mengangguk setuju dan membantu membaringkan siswi tersebut.
Di sekolah Hwanha sedang mengadakan sebuah tes pengambilan darah untuk mengetahui tipe golongan darah masing-masing murid, dengan cara mengambil darah dari jari tangan dengan menggunakan autoclick.
Hal itu membuat anak-anak phobia terhadap darah menjadi histeris, banyak dari murid siswa-siswi mulai memainkan beberapa alat tes itu dan menciptakan bau amis menyengat hingga lautan siswa mual dan pusing akibat bau amis itu menjadi-jadi.
Hyumi bergerak ke salah satu siswi baru yang baru saja datang.
"baringkan dia pelan-pelan."ucap Hyumi seraya membantu membaringkan tubuh siswi itu secara perlahan.
Hyumi mengarahkan sebotol minyak oles pada hidung siswi itu untuk menyadarkannya.
"wajahnya pucat pasih, bantu aku ambil bantalnya."Hyumi mengangkat kepala siswi itu agar Jiyeon salah satu junior nya itu mengambil bantalnya
"sekarang angkat bahunya."perintah Hyumi membuat Jiyeon menuruti perintahnya
Hyumi menaruh bantal di bahu siswi itu, membiarkan kepalanya lebih rendah di bandingkan tubuhnya agar darah dapat mengalir ke kepalanya. Hyumi kembali memberikan minyak oles di daerah sekitar hidungnya. Siswi itu terlihat gusar, matanya tergerak cemas membuat Hyumi dan Jiyeon tersenyum senang.
"akhirnya dia sadar."ucap Jiyeon senang.
"akhh."desah siswi itu ketika kepalanya terasa pening
"Jiyeon-ah, tolong ambilkan teh hangat."Seru Hyumi. Jiyeon menganggukan kepalanya cepat. Ia langsung bergegas. Jiyeon melangkah ke arah termos sudah di siapkan teh hangat didalamnya
"kau bisa memegang gelasnya"tanya Hyumi ketika Jiyeon datang dengan segelas teh hangat di tangannya.
"tidaak... tanganku masih bergetar."ucapnya, Hyumi mengangguk mengerti.
"biarkan dia minum."ucap Jiyeon siap menyodorkan gelas ke arah siswi tersebut.
"jangan dulu, biarkan dia tenang, agar tidak tersedak, tubuhnya masih belum stabil."Ucap Hyumi yang membuat Jiyeon mengangguk mengerti.
"HYUMI TOLONG AKU."teriak Saeyoung, sahabatnya yang juga satu klub kesehatan,sama dengannya
"Ya"Hyumi beralih ke tempat tidur sebelah
"hah.."desah Hyumi terlihat lelah sudah 12 orang murid pingsan ketika ini, dan kemungkinan masih akan terus bertambah
"baringkan dia."perintah Hyumi dan mulai membuka ikat pinggang dikenakan siswi itu agar predaran darahnya lancar
"apa dia baru saja muntah."tanya Hyumi di balas anggukan oleh Saeyoung
"Baru saja di dekat tangga."Hyumi memiringkan tubuh siswi itu ke arah pinggir tempat tidur
"tahan dia jangan sampai jatuh."Saeyoung mengangguk dan mulai mencari sebuah plastik dan menaruhnya di dekat mulut siswi itu.
Hyumi mulai memijit perlahan bagian belakang leher siswi itu.
"muntahkan saja tidak usah di tahan"ucap Hyumi -tidak lama siswi itu muntah, tanpa ada rasa geli Hyumi terus membantu memegang plastik itu dan memijit tengkuk siswi tersebut
"sudah"ucapnya lemah
"beri dia minum Saeyoung-ah."Saeyoung mengangguk dan mulai membantu memberikan minum pada siswi itu.
"Hyumi-ah sudah 2 jam dia tidak sadarkan diri, nafasnya melemah."teriak Jiwoon
"MWO!!."(Apa)
Ditempat lain...
"kemana wanita itu."Yoogi mendribble bola orange di tangannya itu dengan malas -matanya mengelilingi setiap penjuru mencari keberadaan gadisnya
"wah, kau kelihatan tidak semangat"sahut Jiseok, teman sekelas sekaligus anggota gengnya itu
"aku akan menghukumnya nanti."batin Yoogi sambil melakukan shooting
"diam kau."ucap Yoogi membuat Jiseok menyunggingkan senyumannya
"coba telepon dia."ucap Jiseok membuat Yoogi menoleh ke arahnya malas
"benar. cepatlah dari pada memikirkannya seperti itu, kau terlihat jelek sekali dengan wajah kesal mu itu"ledek Jin tiba-tiba muncul di samping Jiseok
"ckk -shitt."umpat Yoogi kemudian berjalan ke arah tas nya, mendudukan dirinya sambil mencari kontak Hyumi di sana
Kontak didapatkannya dengan cara paksaan, dengan menakutinya agar memberikan no telpnya atau Hyumi akan menikmati sebuah ciuman panas dari Yoogi, dan dengan cepat Hyumi memilih no, 1 memberikan no. telepnya -ckckck
Yoogi menekan tombol hijau di sana -mendengarkan nada sambung belum di jawab oleh sang pemilik nada sambung tersebut
"yeoboseyo."Yoogi tersenyum ketika mendengar suara gadisnya itu
"kau dimana -eoh, bukankah aku menyuruhmu untuk menemaniku bermain basket"suara Yoogi terdengar keras dan dingin bahkan Hyumi sedikit menjauhkan handphone dari telinganya
"aku sedang berada di rumah sakit"ucap Hyumi
"MWO!!!"
Di tempat lain..
"aku sedang dirumah sakit."Hyumi berlari sambil mendorong sebuah ranjang pasien
"apa kau sakit, kau terluka, ada apa denganmu?."tanya Yoogi panik walaupun dengan gayanya dingin
"aku tidak apa-apa, aku buru-buru sudah dulu ya."Hyumi berniat mematikan sambungan telponnya, tapi tertahan ketika Yoogi tiba-tiba berteriak padanya
"Yak~~ aku akan ke sana, berikan alamatnya padaku."perintah Yoogi
***
Seoul Hospital........
"kau tidak apa-apa."ucap Yoogi ketika mendapati Hyumi tengah tertidur di salah satu bangku ruang tunggu
"Yoogi sunbae."ucap Hyumi terlihat senang
"kau tidak apa-apa?, apa kau terluka? Kau sakit?."senyuman Hyumi memudar ketika mendapati rentetan kalimat khawatir Yoogi bertubi-tubi
"aku tidak apa-apa sunbae, aku mengantar salah seorang murid kelas 1 pingsan dan tidak sadarkan diri selama 2 jam, dia juga menderita hemophobia (phobia terhadap darah)."ucap Hyumi di balas oh ria oleh Yoogi tanpa tertarik sedikitpun
"kalian teman dari Eunjin."tanya salah seorang dokter tiba-tiba keluar dari ruangan Eunji, siswi kelas satu Hyumi antar ke rumah sakit
"kami temannya dok, bagaimana keadaannya?."Yoogi terlihat terkejut ketika Hyumi menyebut kata kami dan menatap Hyumi heran
"dia baik-baik saja, sebentar lagi juga pulih sedang di infus, kalian bisa menghubungi orang tuanya."
"sudah dok, beliau dalam perjalanan kemari, sedang ada di luar kota mungkin sekitar 3 jam lagi katanya baru sampai."jelas Hyumi
"baiklah, saya permisi dulu."pamit dokter membuat Hyumi membungkukan tubuhnya hormat tidak dengan Yoogi terlihat cuek
"duduklah."ucap Yoogi sambil menepuk sebuah bangku di sampingnya kosong
Hyumi berjalan ke arah Yoogi dan menduduki dirinya disebelah Yoogi dengan 1 jarak bangku ditengah mereka.
Yoogi tertawa dan mulai menggeser dirinya untuk dekat dengan Hyumi, Yoogi menahan bahu Hyumi dengan sebelah tangannya, menyandarkan kepalanya di tembok sambil memejamkan mata
"jangan lari atau pun berniat bergeser sedikit pun."ucap Yoogi ketika Hyumi melirik bangku kosong tidak jauh darinya
"bagaimana dia tahu."batin Hyumi
Hyumi menatap Yoogi sedang terpejam di sampingnya, wajah mereka begitu dekat
Deg
Jantungnya terasa berdegup, Hyumi mengalihkan pandangannya ke arah berlawanan dari Yoogi, berusaha menetralkan degup jantungnya
Bahkan untuk menelah air liurnya sendiri terasa keluh
"hah"desah Hyumi
Hyumi beralih kembali menoleh ke arah Yoogi, hingga sedikit tersentak ketika mendapati Yoogi sedang menatapnya datar -terlihat berkarismatik bagi Hyumi
"kenapa kau melihatku begitu?"tanya Hyumi sambil menoleh ke arah lain, kontak mata dengan Yoogi membuatnya gugup dan itu menyebalkan baginya
"kau tidak cantik, tidak kaya, dan juga tidak pintar, kau tidak sexy, tubuhmu terbilang kurus dan tidak menarik"Hyumi menoleh cepat ke arah Yoogi, dengan tatapa protes.
"apa kau bilang"protes Hyumi kesal dan menatap Yoogi dengan tajam
"entah kenapa aku malah mencintaimu, dan menatapmu adalah suatu hal menjadi favoritku akhir-akhir ini"ucap Yoogi. masih dengan menatap Hyumi
Hyumi terlihat malu dengan semburat merah dipipnya terlihat manis bagi Yoogi
Sadar wajahnya memerah, Hyumi membuang wajahnya dari sana, tidak mau terlihat oleh Yoogi
"jangan ditutupi, kau terlihat cantik dengan semburan merah itu -manis"ucap Yoogi sambil meraih dagu Hyumi, untuk menatap matanya
"benarkan cantik"puji Yoogi. Yoogi mendekatkan wajahnya ke arah Hyumi menempelkan bibirnya di sana, tidak ada penolakan sama sekali dari Hyumi
Ini sangat manis -berbeda dengan ciuman sebelumnya, pikir Hyumi terlihat menikmati.
Sadar sedang di rumah sakit Hyumi kembali menarik wajahnya dan menoleh ke arah sekeliling, untungnya sepi.
Hyumi tersenyum canggung, wajahnya makin memanas. Hyumi mengibaskan telapak tangan di wajahnya.
"panas sekali di sini"gumam Hyumi membuat Yoogi terkekeh.
***
Setelah orang tua Eunjin datang, Yoogi memutuskan untuk mengantar Hyumi pulang dengan motor sport hitam miliknya
"Gomawo sunbae"ucap Hyumi setelah menuruni motor Yoogi
"besok pagi aku akan menjemputmu"Hyumi menatap Yoogi cepat
"mm. mwo...akhh.. tidak perlu sunbae. Aku bisa berangkat sendiri"tolak Hyumi membuat Yoogi menatap Hyumi malas
"tidak ada penolakan. Aku akan menjemputmu jam 7 pagi di sini"perintah Yoogi membuat Hyumi teringat kalau pria di hadapannya ini adalah seorang pemaksa. Gari bawahi pemaksa.
"baiklah"ucap Hyumi pasrah, kemudian berbalik meninggalkan Yoogi
"yaaa..."
Chu.!!
Yoogi mendaratkan ciuman di pipi Hyumi dengan menarik tangan Hyumi kencang ketika akan menempelkan bibirnya.
"Jaljayo"(sampai jumpai) Yoogi tersenyum dan mengendarai motor sport hitamnya pergi, meninggalkan Hyumi mematung dengan pipinya merona
"sunbae menyebalkan."gumam Hyumi dengan senyuman dibibirnya
Hyumi melangkah masuk ke area rumahnya, menyentuh kenop pintunya dan mulai mendorongnya perlahan.
"Tadi itu siapa Hyumi?! Apa dia Min Yoogi ?."