Sore telah berganti malam. Griffin duduk bersandar di tepi tempat tidur. Ia bergeming dengan pikiran yang melambung tinggi. Memikirkan keanehan yang terjadi pada dirinya sendiri. "Aku rasa, aku sudah gila." Sebuah kalimat yang terucap ditengah lamunannya. Sepasang mata miliknya melirik ke arah wanita, yang tengah terpejam di atas ranjang, persis di samping tubuhnya. Ya wanita itu. Wanita yang merupakan adik dari orang yang telah melenyapkan nyawa ayahnya. Kenapa ia harus mengatakan hal seperti sore tadi? Pendamping hidup yang sesungguhnya? Lelucon macam apa ini? Benarkah ia menginginkan hal ini, atau bisa dibilang, ingin adik dari pelaku pembunuhan sang ayah mendampingi hidupnya sampai tua nanti? Griffin bergelut dengan batinnya sendiri. Sepertinya, ucapannya sangatlah keliru. Namu