Bulu kuduk Grizelle meremang. Agak kurang nyaman sebenarnya. Tapi, ia mencoba untuk tetap fokus, pada buket bunga pemberian Griffin, yang rupanya memiliki arti tersendiri.
Berbeda dengan Griffin, yang baru sebentar saja, sudah melupakan soal perbungaan. Ia menginginkan santapan yang lezat ini. Apalagi, sudah cukup lama juga rasa-rasanya. Ia tidak mencicipinya. Apa rasanya masih sama?
Napas berat berhembus. Kali ini, bukan hanya satu tangan yang berada di bahu, melainkan kedua tangan Griffin yang mencekal kedua bahu polos ini.
"Iya aku suka. Terima ka...," Grizelle membuka kelopak matanya lebar-lebar. Belum sempat bicara, mulutnya sudah dibungkam paksa, oleh orang yang terpejam, sambil menikmati sentuhan bibir keduanya.
Griffin melumat rakus bibir Grizelle. Menarik bahkan hampir menggi
