cemburu

470 Kata
" Kamu bilang apa pada Alya sampai ia tersenyum,mas!" " kenapa,Naura! simpan cemburu mu, ini kantor" " jawab jujur, aku tahu kamu bukan seorang laki-laki pengecut." Alex membawa dirinya bersandar pada kursi, lalu menatap Naura pasrah. "katakan, mas!" " tidak penting, Naura , sudahlah" " Iya apa?" " aku mengatakan... " pria itu nampak ragu, Naura nyaris menyerah, yakin itu adalah penambah kesakitan, namun ia benar-benar ingin tahu. Naura menunggu, ia hanya ingin tahu saja, Alex masih menatapnya kini ia berdiri, mereka saling berhadapan terhalang meja. " aku mengatakan, kamu cantik dengan anting kecil itu" Naura termangu." kamu memujinya?, dihadapan ku" Alex mengangguk ragu dengan wajah bingung dan mungkin juga perasaan bersalah, "Bahkan kamu tidak pernah melakukan itu padaku" " senang juga sepertinya dipuji laki-laki dengan kebohongan manis, sudah lama tidak ada yang seperti itu padaku, sepertinya aku harus mulai membuka diri, " lanjut Naura yang kemudian segera berlalu kemejanya tanpa mendengar balasan apapun dari Alex. sepanjang hari ia memasang wajah tak bersahabat, ia pun lebih banyak menyibukkan diri di depan komputer, mempelajari apa yang sudah lama ia tinggalkan. sampai tak terasa waktu menunjukkan pukul satu siang. " makan dulu yuk!" ajak Alya pada Naura. "Duluan saja, tolong pesankan makanan untuk dikirim keruangan " " turun dan makanlah bersama," ajak Alex. Naura tidak menjawab sama sekali, sempat menunggu beberapa saat, Alex dan Alya pun keluar, Naura hanya menatap kepergian mereka dengan pedih. Suaminya itu benar-benar tega. Ia kembali mengerjakan nya sambil merasakan sakit perut yang selalu melanda setiap datang bulan. tak berapa lama pintu terdengar di buka, Alex datang, dia membawa dua paket nasi untuk dirinya dan Naura, dan dia kwartir ketika melihat Naura menangis. " kamu kenapa" " perutku sakit," jawabnya dengan wajah merah. Raut manjanya yang lama terlihat perlahan muncul. " bukan perutku yang sakit, tapi hatiku" Alex kembali berjalan kearah pintu dan menguncinya, kemudian menarik kursi mendekat pada Naura, setelah itu dia mengangkat pakaian belakang istrinya. " mau apa?" respon Naura seketika. " mau ku berikan kayu putih punggung belakangmu, kan biasa seperti itu" " Naura diam, lalu kembali membungkukkan badannya dan sentuhan Alex terasa membuatnya membaik, ia selalu sabar mengusap dan memberikan minyak sampai rengekan istrinya mereda, meski berjam-jam. hampir setiap bulan Alex lah yang di datangi ketika tamu bulanan melanda. " kamu istirahat saja di rumah," ucap Alex. "tidak! aku mau disini " jawabnya sambil menyeka air mata. "setelah membaik datang lagi ke kantor." Naura hanya menggeleng kepala "dasar si keras kepala," umpat Alex Naura tidak menggubrisnya,ia memejamkan mata, merasakan nyaman yang menjalar" " makan dulu, aku bawakan untukmu" " Gak nafsu makan! jawab Naura ketus. setengah jam kemudian, ia mulai membaik, Alya masuk dan mereka kembali sibuk. " loh makanannya ngak dimakan? kalian berdua belum makan,dong? tanya Alya. Naura melihat kearah bungkusan itu dan baru menyadari bila ternyata suaminya pun belum mengisi perut.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN