Bab 6. Kedatangan Zaskia

1235 Kata
"Zaskia! Mau apa kamu disini?" tanya Novi saat melihatnya sudah berdiri di depan pintu. Sambil membuka kaca mata hitamnya. Wanita itu langsung mendorong tubuh Novi. "Minggir, ini bukan urusanmu." Tanpa menghiraukan Novi yang ada di dekatnya. Zaskia langsung masuk ke dalam rumah. Sambil berjalan masuk ke dalam rumah ia terus berteriak memanggil nama Soni. "Mas. Mas Soni!" teriak Novi sambil berjalan masuk ke dalam rumah. "Zaskia, kamu enggak bisa masuk begitu saja. " Novi berjalan mengikuti wanita yang ada di depannya. Berkali-kali Novi memanggil nama perempuan itu. Namun, tetap tidak membuat Zaskia berhenti berteriak. Akhirnya dengan kasar ia langsung menarik tangan Zaskia untuk menghadapnya. "Cepat pergi dari rumahku!" usir Novi sambil menatap Zaskia tajam. Dengan segera ia mencengkran tangan Zaskia dan langsung menyeretnya ke arah pintu. "Rumah mu. Sejak kapan rumah ini menjadi milikmu! Kamu pikir aku enggak tahu siapa dirimu sebenarnya." Zaskia menggerutkan keningnya kedalam. ia terlihat tidak percaya dengan apa yang diucapkan Novi baru saja. "Cukup! Aku enggak mau tahu, kamu atau enggak. Yang pasti aku minta cepat kamu pergi dari rumah ini atau aku … ." "Zaskia," ucap Soni yang berjalan ke arah kedua istrinya. "Mas. Lihat istri tua mu ini, dia sudah berani mengusirku dari rumahmu." Novi langsung berjalan ke arah Soni dan langsung memeluk tangan pria itu dengan mesra. Sambil sesekali mencium bibir sang suami. Novi yang merasa jijik dengan sikap madunya itu memutuskan untuk meninggalkan mereka. "Dasar perempuan enggak tahu malu. sudah salah masih saja merasa paling tersakiti." Novi menggoyangkan bahunya pelan. sebelum akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke kamarnya. Setelah memastikan jika istri pertamanya sudah masuk ke dalam kamar. Soni langsung menarik tangan Zaskia dengan kasar ke arah meja makan. Hal itu membuat perempuan cantik itu terlihat terkejut. "Cepat katakan kenapa kamu datang kemari! Bukankah seharusnya kamu di rumah Mama?" tanya Soni dengan penasaran. Sambil menatap ke arah Zaskia dengan tajam. "Aku enggak mau tinggal di rumah itu lagi." Zaskia sambil melipat tangannya. sambil memonyongkan bibirnya. "Kenapa?" tanya Soni sambil melihat Zaskia dengan heran. "Kenapa! Kamu tahu ibumu itu sudah memperlakukanku seperti seorang pembantu rumah tangga, bahkan dia selalu membandingkan aku dengan perempuan kuno itu." Zaskia menjelaskan pada Soni sambil duduk di kursi. "Lalu sekarang apa maumu? Kamu enggak bisa tinggal dirumah ini," jawab Soni yang langsung berdiri di samping istri keduanya. ia tahu jika Zaskia sampai tinggal lagi di rumah itu. Maka Halimah akan mengusir mereka berdua dan menarik namanya dari daftar pewaris tunggal keluarga Dirgantara. "Bagaimana kalau kamu belikan aku rumah atau apartemen, lagipula uangmu 'kan banyak jadi pasti bisa membelikan aku rumah." "Iya. Nanti aku pikirkan terlebih dahulu," jawab Soni sambil memegang tangan wanita cantik yang ada di hadapannya. Dengan lembut Soni mulai mencium tangan Zaskia. Setelah puas dengan tangan istru keduanya, Soni perlahan mencium bibir Zaskia dengan liar. Perlakuan Soni ternyata membuat wanita cantik itu hanyut dalam suasana. Dengan perlahan Zaskia mulai membalas setiap kecupan yang diberikan suaminya. Sambil terus melumat bibir Zaskia tangan kekar Soni perlahan mulai membuka satu persatu kancing baju perempuan itu. Soni kini menurunkan ciumannya di bagian dua bukit kembar yang ada di hadapannya. "Mbak Zaskia, Papa!" teriak Helena yang sudah berdiri di dekat mereka. Helena yang sejak tadi bermain di dalam kamarnya rupanya sudah berdiri tidak jauh dari Soni dan Zaskia. Teriakan gadis berusia 2 tahun itu sontak membuat Soni dan Zaskia terkejut. Bahkan Novi yang saat itu berada di dalam kamar langsung keluar dari kamarnya. Dan segera berjalan ke arah suara sang putri. Novi yang baru saja tiba di meja makan. Terlihat terkejut saat melihat suami dan madunya berusaha merapikan pakaian mereka dengan tergesah-gesah. Sesaat Novi menghirup nafas panjang dan langsung duduk di hadapan sang putri. "Helena, sekarang kamu masuk ke dalam kamar ya. Sayang! Mama mau bicara dengan Papa dan Mbak Zaskia sebentar," perintah Novi sambil merapikan rambut putri kecilnya. "Tapi. Ma … ." "Sayang, ikuti apa kata Mama. Ya." Sela Novi sambil tersenyum dan mencium pipi Helena. Sesaat Helena memandang wajah orang yang ada di dekatnya. Terlihat tatapan bingung dalam mata bocah kecil itu. Hingga akhirnya dia langsung berjalan ke arah kamarnya. "Dasar kalian manusia enggak punya perasaan! Bisa-bisanya kalian melakukan maksiat di tempat terbuka seperti ini," bentak Novi sambil melebarkan matanya. Sambil berjalan ke arah Novi. "Kenapa, bilang saja kalau kamu cemburu karena Mas Soni lebih mencintai aku." Novi yang tidak dapat menahan emosinya langsung menampar pipi Zaskia dengan keras. Ia terlihat begitu marah dengan apa yang sudah terjadi siang ini. Bukan karena cemburu, tapi lebih kepada kekhawatirannya pada mental sang putri yang masih terlalu kecil untuk mengetahui masalah rumah tangganya. Soni yang khawatir jika Novi akan menyakiti Zaskia lagi, langsung memegangi tangan Novi dengan erat. "Lepaskan tanganku!" perintah Novi. "Asal kalian tahu, aku enggak peduli dengan apapun yang terjadi di antara kalian! Tapi aku harap kalian jangan pernah melakukan perbuatan kotor itu di rumahku." "Rumahmu? Lagi-lagi kamu bilang jika rumah ini rumahmu! Kamu pikir aku enggak tahu siapa kamu? Kamu hanyalah putri pemilik warung makan sederhana bahkan butik dan profesi yang kamu miliki saat ini enggak lepas dari pemberian suamiku." Zaskia tersenyum menghina. "Tutup mulutmu Zaskia! Asal kamu tahu, sejak Mas Soni menikah denganmu. Sejak saat itu dia sudah siap melepaskan apa yang sudah menjadi miliknya, jika kamu enggak percaya tanya saja pada laki-laki ini." Novi langsung menunjuk wajah Soni. Pria itu seketika terlihat gugup. Wajahnya mendadak pucat saat Novi mengatakan kenyataan yang sebenarnya pada Zaskia. "Apa itu benar. Mas?" tanya Zaskia yang langsung menoleh ke arah Soni yang masih diam tanpa jawaban. Sambil langsung memegang tangan Zaskia dan menariknya keluar rumah. "Sekarang kamu pergi dari rumahku." "Novi, cukup. Aku bisa jelaskan semuanya, ini hanya salah paham." Soni berusaha menjelaskan pada istri pertamanya. ia berusaha agar masalah ini tidak semakin berlarut-larut. "Lebih baik kamu bawa perempuan ini pergi dari rumah ini, sebelum aku meneriaki wanita ini sebagai pencuri!" perintah Novi dengan wajah kesal. Dan mendorong tubuh Zaskia keluar dari rumahnya. Novi yang sudah merasa marah langsung membanting pintu rumahnya dan mengunci pintunya. Air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya tumpah. Terlihat Novi duduk di depan pintu sambil menangis tersedu-sedu. Sesaat ia teringat kenangan beberapa tahun yang lalu. Kenangan dimana Soni masih menjadi sosok suami yang hangat dan perhatian. Pria itu selalu menghabiskan waktu bersama Novi dan Helena. Tidak hanya itu, Soni selalu menunjukkan perhatiannya pada sang istri. Walaupun hanya sebatas pujian di telinga Novi. Cukup lama ia mengingat kenangan indah bersama sang suami hingga ia memutuskan untuk mengusap air matanya dan berjalan ke kamar sang putri. *** "Kenapa kita kesini. Mas?" tanya Zaskia saat mereka tiba di rumah Halimah. pandangannya terlihat tidak suka dengan keputusan Soni yang membawanya kembali ke rumah sang mertua. "Aku mau bertemu dengan Mama sebentar," jawab Soni sambil mematikan mesin mobilnya. Dan langsung turun dari mobil. Setelah beberapa saat mereka akhirnya masuk ke dalam rumah. Wajah Zaskia terlihat begitu malas saat masuk ke dalam rumah itu. Namun, sebisa mungkin dia berusaha menutupinya. "Akhirnya kamu kembali juga ke rumah ini," ucap Halimah yang berjalan ke arah Soni dan Zaskia. Dengan senyum yang mengembang di bibir wanita paruh baya itu. "Mama jangan bahagia dulu, aku kesini hanya ingin mengambil barang-barangku. Karena Mas Soni akan membelikanku sebuah apartemen mewah," jawab Zaskia sambil memeluk tangan Soni dengan mesra. Dan dengan begitu percaya diri. "Apartemen mewah! Apa dia mampu?" tanya Halimah sambil tertawa. Halimah yakin semua itu hanya kebohongan yang diciptakan Soni untuk menggelabuhi Zaskia agar mau kembali ke rumahnya. "Tentu. Karena Mas Soni 'kan pewaris tunggal keluarga Dirgantara," ucap Zaskia. "Iya, 'kan. Mas."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN