Bab 1

604 Kata
Happy Reading! Plok plok plok "ahhh_ahhhh" Desahan terus keluar dari mulut Karin saat kejantanan besar sang suami bergerak liar menusuk ke wanitaannya. Bahkan tubuhnya kembali bergetar tanda bahwa ia akan mencapai pelepasannya yang kedua. Cupp Karin tersenyum manis saat sang suami memberikan kecupan singkat di perutnya kemudian langsung menyodok cepat dan dalam. "Iyahh sayangg_ahhh_ leb_bihh cepathhhh" jerit Karin dengan tubuh yang bergetar hebat. Plok plok plok Permintaan Karin dibalas dengan tusukan menggila dari suaminya hingga membuat wanita yang sedang berbadan dua itu menjerit dengan mata yang berubah putih. "arghhhhhhhh__" Teriak Karin dengan kedua tangan yang mencengkram erat sprei dan tubuh yang mengejang hebat. Arvind segera memeluk tubuh istrinya lalu menarik keluar miliknya yang masih tegang karena belum mencapai pelepasan. Sedang Karin masih mengatur napas dalam pelukan sang suami. "Ini sangat luar biasa, sayang."puji Karin membuat Arvind tersenyum lalu menyentuh perut sang istri. "Apa aku menyakitinya?" tanya Arvind. Sebenarnya ia menolak untuk bercinta hingga kandungan sang istri mencapai empat bulan. Namun Karin malah datang dan menggodanya. Karin terkekeh lalu ikut mengelus perutnya. "Tidak masalah, sayang. Bayi kita sangat sehat hingga kita bisa bercinta selama yang kamu inginkan." Arvind terdiam. Meskipun tidak mengetahui banyak hal tentang wanita yang sedang mengandung, tapi Arvind yakin jika bercinta tetap tidak aman bagi wanita yang hamil muda. "Cukup untuk hari ini, aku tidak mau menyakiti bayi kita. Apalagi tadi aku bergerak sedikit tak terkendali." ucap Arvind lalu melepas pelukan sang istri. "Kau tidak percaya pada istrimu ini? Aku bilang bayi kita kuat dan tidak masalah jika kita bercinta lagi." rajuk Karin lalu menarik lengan sang suami agar menatap ke arahnya. Arvind menghela napas lalu memegang pundak istrinya. "Dengar sayang, kita baru saja akan dikaruniai seorang anak setelah menunggu hampir delapan tahun. Dan sekarang aku tidak mau kehilangannya apalagi hanya karena kita bercinta." ucap Arvind lembut. Bukan hanya ia dan Karin yang menunggu seorang anak. Tapi ada orang tua Arvind yang juga selalu mengharapkan seorang cucu. Karin menggeleng lalu memegang kejantanan Arvind yang masih tegang. "Sekali lagi, sayang. Kamu juga tadi belum keluar." ucap Karin membuat Arvind melepas paksa tangan sang istri dari kejantanannya. "Tetap tidak. Sebaiknya sekarang kamu istirahat, karena tidak baik bagi ibu hamil untuk tidur larut malam." ucap Arvind lalu beranjak menuju kamar mandi. "Sialan." maki Karin lalu memukul perutnya. Ia bahkan tidak benar mengandung. Tapi bayi yang tidak ada di perutnya itu malah membuat sang suami enggan menyentuhnya lebih lama. ?Drttttt Karin menghela napas kasar lalu mengambil ponselnya yang berdering. "Hallo." "Nyo_nyonya, tolong sayaa hh" Karin melotot. "Apa yang terjadi?" tanya Karin kesal. "Perut saya sakit, nyonya arg" Karin langsung turun dari tempat tidur lalu melangkah menjauhi pintu kamar mandi. "Apa yang terjadi? Apa kau jatuh?" tanya Karin emosi. "Tidak nyonya hiks" Karin berdecak karena merasa pusing. "Ya sudah, tunggu! Saya akan ke sana." ucap Karin lalu mematikan telponnya kemudian bergegas memakai pakaian. Jika saja di perut gadis itu tidak ada calon anaknya dan Arvind. Mungkin Karin tidak akan sepeduli ini. "Ck! Seharusnya aku tidak memilih gadis bau kencur itu untuk mengandung anak suamiku." gumam Karin lalu bergegas mengambil dompet dan kunci mobilnya kemudian melangkah keluar dari kamar. Entah alasan apa yang akan ia berikan pada suaminya nanti. Namun yang jelas, Karin harus memastikan bahwa gadis bernama Ayyara itu bisa melahirkan bayi suaminya dengan lancar. Karin sudah tidak tahan terus dianggap mandul oleh mertuanya sendiri. Belum lagi cercaan orang-orang di luar sana. Seolah ia tidak pantas bersanding dengan Arvind hanya karena belum melahirkan seorang anak. 'Kali ini aku akan membuat semua orang memuji diriku karena telah melahirkan pewaris untuk keluarga Sanjaya.' batin Karin lalu segera melajukan mobilnya menuju aparteman kecil yang ia sewa untuk tempat tinggal Ayyara.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN