bc

Triangle

book_age18+
16
IKUTI
1K
BACA
love-triangle
second chance
goodgirl
drama
sweet
bxg
campus
city
illness
naive
like
intro-logo
Uraian

Mencintai seorang pria membuat Maria rela melakukan segalanya. Pria yang dia cintai dan tak mampu dia tolak pesonanya, tapi cinta membuatnya buta dan tak mengenal siapa pria yang ada dihadapannya.

Ansell, pria yang dijodohkan dengan Maria. Dia jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat Maria. Ansell selalu menerima segala kekurangan dan kelebihan Maria, tapi Maria tidak mencintainya.

Exel, pria yang dicintai Maria. Mereka selalu bersama saat kecil hingga tumbuh dewasa, Maria dan Axel saling mencintai.

Apakah Maria akan memperjuangan cintanya dengan Axel atau malah menikah dengan Ansell?

chap-preview
Pratinjau gratis
Namanya Maria
Ansell akhirnya kembali ke Spanyol, setelah 10 tahun dia berada di New York. Bukan keinginan Ansell berada jauh dari Liana, mamanya, tapi demi menghindari perebutan siapa yang lebih berhak memimpin Philip Company di Spanyol. "Mama," ujar Ansell melihat Liana. "Anakku yang hilang, akhirnya kamu kembali pulang, Nak." Liana memeluk putra semata wayangnya. Ansell merasa sangat bahagia dan lega, walau bagaimana pun Spanyol adalah tempat dia dilahirkan. "Nak, kamu temani Mama ya," ujar Liana. "Ke mana, Ma?" "Menghadiri pesta keluarga Vezcez." "Iya Ma." Banyak mobil-mobil mewah terparkir di halaman rumah keluarga Vezcez. Ia memperhatikan banyak tamu yang merupakan orang-orang penting, pejabat, pengusaha yang telah hadir. "Memang keluarga Vezcez ga bisa dipandang sebelah mata," gumam Ansell. "Ansel sini." Liana memanggil putranya dan memperkenalkannya pada tamu serta tuan rumah.  Setelah beramah tamah dengan tuan rumah, Ansell memilih untuk menepi dari hingar bingar acara pesta yang menurut Ansell sangat membosankan. Dia menuju ke area balkon mansion mewah keluarga Vazcez. "Aaah membosankan! Aku lelah," teriak seorang gadis yang ternyata juga berada disana. Ansell melihat gadis itu, ternyata ada yang berpikiran sama dengannya. Tiba-tiba gadis itu melihat Ansell dan memicingkan matanya. "Kamu siapa?" tanya gadis itu curiga. "Lah, kamu sendiri siapa?" ujar Ansel balik bertanya. "Kamu tidak mengenal aku?" Anzell mengernyitkan dahinya lalu menggelengkan kepalanya pelan. "Serius kamu ga tahu siapa aku?" tanya gadis itu lagi. "Pentingkah untuk mengetahui siapa kamu?" "Hmm, baguslah kalau kamu tidak mengenal aku," ujar gadis itu cuek. "Aku, Ansell Philip." Ansell mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan dirinya. "Ooh..." Ansell menarik tangannya kembali, sepertinya gadis ini tidak ingin berkenalan dengannya. "Kamu ngapain disini? Tidak ikut gabung disana?" tanya gadis itu lagi. "Kalau kamu juga ngapain disini? Kenapa tidak ikut gabung disana?" ujar Ansell balik bertanya. Gadis itu melihat Ansell dengan kesal, Ansell hanya tersenyum dengan reaksi gadis itu. "Iiish, sepertinya percuma bertanya ke kamu. Aku yang bertanya bukannya mendapat jawaban malah ganti nanya," cibir gadis itu. Ansell merasa gemas ingin mencium bibir gadis yang ada dihadapannya. Ansell ingin sekali mendekatinya. "Eeh, ngapain dekat-dekat," ujar gadis itu menolak Ansell. Tercium aroma alkohol dari bibir gadis yang ada dihadapannya. "Kamu mabuk?" tanya Ansell. "Dikit sih, cuman dikit ga banyak, hahaha." Ansel terpanah dengan senyuman gadis dihadapannya, Ansell menarik kepala gadis itu dan mencium bibirnya.  Bukannya menolak, tapi gadis yang tidak dia ketahui namanya itu malah membalas ciuman Ansell. Mereka saling berciuman dengan mesra. Setelah puas berciuman, mereka melepaskan tautan bibir mereka. Terdiam dan saling melihat satu dengan yang lain lalu kembali berciuman dengan lebih mesra. Saling menautkan bibir mereka satu dengan yang lain, secara perlahan, dan semakin dalam. "Maria... Maria..." suara seorang wanita terdengar memanggil nama seorang gadis. Gadis dihadapan Ansell melepaskan tautan ciuman mereka dan menolehkan wajahnya melihat ke sumber suara yang memanggilnya. Gadis itu ingin pergi dari hadapannya, tapi dia menarik tangan gadis yang baru dia ketahui kalau namanya Maria. "Maria," bisik Ansell perlahan ditelinga Maria. Maria menyunggingkan bibirnya dan berkata, "Iya itu namaku." "Aku ingin mengenalmu, kapan kita bertemu lagi," ujar Ansell. Maria melihat Ansell. "Bukan sekarang." "Kapan?" Maria mendekati telinga Ansel dan berbisik, "Bila saatnya tepat, aku suka ciumanmu." Maria lalu berlari meninggalkan Ansell yang tersenyum melihat punggung gadis itu yang semakin jauh darinya. "Maria...," ujar Ansell sambil memegang bibirnya. Keesokan harinya... Ansell bangun di pagi hari dengan bahagia, dia akhirnya menemukan seorang gadis yang menarik perhatiannya. Dia akan mencari tahu siapa gadis itu. Ansell keluar dari kamarnya, menuju ke ruang makan. Dia yakin mama nya sudah menyiapkan sarapan untuknya. "Selamat pagi Ansell," sapa Liana. "Selamat pagi juga mama," balas Ansell. Ansell dan Liana sarapan pagi bersama, akhirnya setelah 10 tahun dia diasingkan oleh keluarga Philip. Dia bisa kembali makan bersama Liana, mama yang sangat dia sayangi. "Ansell gimana dengan pesta keluarga Vazces?" tanya Liana. "Bagus Ma." "Pasti kamu bosankan." "Yaa begitulah Ma, tapi disana juga ada yang menarik Ma." "Apanya yang menarik?" "Ga apa-apa Ma." "Ooh iya kamu ingat anak Roland Vazcez?" tanya Liana mama Ansell. "Yang mana Ma? Anaknya Roland Vazcez kan ada dua, pria dan wanita." "Kemarin itu yang Mama kenalkan Mario anak pertama Roland Vazcez, tapi putrinya belum Mama kenalkan sama kamu." "Kenapa memangnya, Ma?" "Anak kedua keluarga Vezcez sangat cantik. Mau kenalin kamu nya malah ga ada." Ansell hanya tersenyum, dia sekarang sedang tidak tertarik dengan putri keluarga Veczec. Dia lebih tertarik dengan gadis mabuk yang bibirnya berhasil dia cium. "Putri kedua keluarga Vezcez itu namanya Maria." "Apa ma? Namanya siapa tadi?" "Namanya Maria." "Apa Maria itu rambutnya panjang, cantik, dan tinggi? Bola matanya hazel bukan Ma?" "Loh, kamu kok tahu." Ansell hanya tersenyum melihat Liana, dia tidak akan menceritakan bagaimana dia bisa tahu tentang Maria. "Kalau kamu sudah melihat Maria, menurut kamu cantik ga?" "Cantik banget Ma." "Eliza mama nya Maria itu teman mama waktu sekolah dulu." "Terus Ma?" "Mama ingin menjodohkan kamu dengan Maria." "Serius Ma?" "Iya dong serius, pernikahan kalian akan makin membuat perusahaan kita semakin maju kedepannya." "Dengan Maria, aku tidak keberatan ma. Dia cantik, tipe wanitaku banget." "Syukurlah kalau kamu tidak keberatan. Mama akan membicarakan ini dengan pamanmu, Luis." "Iya Ma." "Kamu tahu, pamanmu Luis sebenarnya ingin menjodohkan Exel dengan Maria." "Exel? Apa Exel mengenal Maria?" "Mungkin kenal. Keluarga Vazces, bukan keluarga sembarangan. Mereka keluarga terpandang, bisa menikahkan anaknya dengan keluarga Vazcez tentu akan menguntungkan keluarga Philip. Makanya jangan kebanyakan di New York kamu itu, jadi tidak mengerti perkembangan keluarga kita di Spanyol." "Maafkan aku Mama, aku kan mengurus perusahaan Philip Company disana kalau disini sudah ada paman Luis dan Exel." "Ga apa-apa Nak, semoga dengan penyatuan dua keluarga Vazcez dan keluarga Philip bisa membuat perusahaan Philip Company semakin lebih kuat." Ansell tersenyum lagi, akan kah dia dan Maria berjodoh?  "Seandainya Papamu masih ada tentu keluarga kita berbeda," ujar Liana sedih. "Ma, jangan begitu. Kalau Mama masih seperti ini, aku juga sedih Ma." "Kamu harus tetap bertahan yaa Ansell, walau seharusnya kamu lah yang memimpin perusahaan Philip Company bukan Luis." "Ma, aku tidak mau keluarga Philip akan tercerai berai hanya demi kekuasaan dan harta. Aku sudah mengalah dan membangun cabang Philip Company di New York. Aku tidak akan ikut campur di kantor pusat Philip Compan." "Sampai kapan kamu disini?" "Aku libur sebulan Ma, setelah itu aku akan kembali ke New York. Aku tidak ingin kehadiranku menjadi kisruh keluarga kita, terutama Paman Luis." Liana melihat Ansell dengan sedih, Raul Philip anak pertama keluarga Philip dan dulu memimpin perusahaan Philip Company, tapi Raul meninggal karena kecelakaan. Saat usia Ansell 18 tahun, dia dipaksa oleh Luis yang merupakan adik Raul untuk segera pindah ke New York. Walau dengan berat hati, Ansell memilih untuk mengalah. Meninggalkan semuanya di Spanyol. Ansell melanjutkan pendidikanya New York dan membuka cabang Philip Company disana. Liana juga tidak bisa mengunjungi Ansell di New York. Ansell tidak bersedih, dia berjuang dan kerja keras bisa membuat Philip Company cabang New York menjadi semakin maju. Bahkan hampir menandingi Philip Company di Spanyol. Setelah 10 tahun berlalu, Luis merasa Ansell tidak akan merebut kekuasaan dan harta nya di Spanyol. Akhirnya mengijinkan Ansell untuk kembali ke Spanyol, walau hanya sebentar dan selalu diawasi gerak-geriknya. Ansell juga mengerti dengan semuanya itu, dia juga tidak ingin terlalu lama dikota kelahirannya. Semua yang dilakukan Ansell demi menjaga keluarga Philip tidak terpecah belah hanya demi rebutan kekuasaan.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
217.9K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
199.9K
bc

Siap, Mas Bos!

read
18.6K
bc

My Secret Little Wife

read
114.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.4K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook