Selama tiga tahun mengenal Barra, Sasmita tahu bahwa laki-laki itu adalah seorang yang selalu tepat waktu. Apalagi jika sedang memiliki janji temu dengan orang lain, Barra pasti akan datang lima menit lebih awal dari waktu yang sudah ditentukan. Alasannya sederhana, karena Barra tidak ingin orang lain menunggunya. Laki-laki itu lebih suka menunggu daripada ditunggu.
Namun, yang terjadi sekarang justru sebaliknya. Sasmita—dengan kecemasan berlebih—dan keluarganya menunggu kedatangan Barra, tapi hingga waktu sudah lewat empat puluh menit dari yang ditentukan, laki-laki itu tidak kunjung datang. Padahal kemarin saat Sasmita mengingatkan perihal acara makan malam, Barra jelas-jelas mengatakan akan datang.
“Kamu sebenarnya ke mana, Bar? Kenapa nggak angkat teleponku?”
Sasmita berulang kali m
