Hidup memang bisa berubah seakan membalikkan telapak tangan, semudah tawa menjadi tangis dan kebahagian menjadi perpisahan. Tidak ada yang pernah tahu, apa yang sebenarnya akan terjadi pada hidup. Entah kebetulan atau sesuatu yang sering disebut sebagai takdir benar - benar ada.
Seperti apa yang terjadi pada hidup Salsa, ia tidak tahu apakah saat ini ia sedang menghadapi akibat dari sebuah kebetulan dan ketidaksengajaan atau malah sebenarnya ia sedang di permainkan oleh sesuatu yang sering kali di sebut dengan takdir.
Tidak ada satu hal tentang garis hidup yang sekarang dapat di percayai oleh Salsa, semua yang terjadi seakan sengaja untuk merenggut kebahagiaan apa yang selama ini ia miliki. Hingga sampai detik ini, Salsa sudah sangat lupa dengan apa yang ia sebut dengan kebahagiaan.
Namun, dari segala hal tentang rasa sakitnya. Ada satu hal kecil, yang menurut Salsa satu - satunya belas kali dari kebahagiaan yang tersisa untuknya. Saat ini, mungkin perut Salsa terlihat masih rata namun tidak lama lagi perutnya akan segera membesar karena akan ada satu titipan yang Allah berikan kepadanya. Satu - satunya hal yang saat ini bisa ia sebut sebagai kebahagiaan.
"Bunda yakin kamu kuat nak," ucap Salsa sambil mengusap pelan perutnya.
Salsa segera berjalan cepat ke kamar mandi, sekali lagi ia mengeluarkan isi perutnya yang tidak banyak itu. Entah sudah berapa kali ia muntah pagi ini, namun Salsa tetap harus kuat bertahan karena saat ini ia bertahan bukan hanya karena dirinya saja, tetapi karena janin yang ada di dalam perutnya.