Keesokan harinya, Sayuri bangun lebih pagi dari biasanya. Bahkan, sebelum matahari terbit ia sudah bersiap – siap untuk pergi.
Ia sengaja bangun lebih pagi untuk membantu Paman Tom memindahkan hasil panennya ke atas truk yang akan membawanya ke pusat kota, berharap kalau apa yang ia lakukan ini bisa memperlihatkan kalau dirinya benar – benar berterima kasih Paman Tom dan ia tidak akan menyesal untuk membantu Sayuri di kemudian hari.
“Dengar, ya … setelah sampai pusat kota pastikan kau menghubungi ibu dengan ponsel ini,” kata Nyonya Agnes sambil memberikan ponsel yang dirilis lima tahun lalu. “Kau membawa kartu pengenalmu, ‘kan? Jangan lupa untuk selalu memerhatikan sekelilingmu, jangan mudah percaya pada seseorang yang tiba – tiba berbicara dan mengajakmu ke suatu tempat, pastikan selalu berada di tempat yang ramai, jangan tinggalkan tasmu di sembarang tempat, cari penginapan yang memiliki banyak pengunjung dan di dekat jalan utama, jika ada yang mengikutimu berlarilah ke tempat yang aman sambil berteriak—”
“Aku mengerti, Nyonya Agnes,” kata Sayuri memotong perkataan Nyonya Agnes yang tiada hentinya. “Meski pun ini … pertama kalinya aku ke pusat kota, aku akan baik – baik saja. Bukankah aku sudah sering ikut bersama Kak Rachel pergi ke pasar untuk membeli beberapa kebutuhan? Pusat kota hampir sama tapi lebih ramai, ‘kan?”
Paman Tom yang berdiri di sebelah Sayuri terkekeh pelan. “Itu benar, Bashe. Meski pun kau tidak memberi tahu semua itu pada Sayuri, aku yakin ia sudah cukup pintar untuk melakukannya tanpa kau beri tahu.”
“Diamlah, Tom tua. Kau hanya memiliki anak laki – laki dan tidak akan mengerti,” desis Nyonya Agnes yang terlihat sangat berbeda dari pada biasanya.
Tentu saja, Paman Tom hanya mengabaikannya dan membukakan pintu penumpang untuk Sayuri. “Ayo, Nak. Tidak ada gunanya mendengarkan Bashe tua yang menyebalkan.”
“Tom, jangan mengajari anakku hal yang tidak baik!”
Sayuri hanya terkekeh pelan sambil menggelengkan kepalanya pelan. “Kalau begitu, aku berangkat, Nyonya Agnes!”
.
.
Perjalanan dengan menggunakan truk milik paman Tom memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan menggunakan bus. Tentu saja, Sayuri tidak akan protes karena ia diantar secara gratis.
Selama perjalanan, mata Sayuri tidak pernah terlepas dari buku catatan yang ia bawa. Sesekali juga ia mengobrol santai dengan paman Tom.
Setelah menurunkan Sayuri di depan perpustakaan pusat Kota J, paman Tom langsung berangkat untuk menjual dagangannya. Tentu saja, Sayuri juga tidak ingin membuat paman Tom merasa kesulitan karena ia menahannya untuk pergi.
Setelah menghubungi Nyonya Agnes dengan ponsel yang ia berikan sebelumnya, Sayuri langsung masuk ke dalam perpustakaan dan mencari buku yang ia butuhkan.
Di dalam perpustakaan, orang-orang di sekitar Sayuri menatapnya dengan bingung. Bagaimana tidak, tumpukan buku yang hampir membentuk gunung kecil memenuhi meja yang seharusnya bisa diduduki oleh lima orang.
Tentu saja, semua itu karena dirinya. Tidak sampai di sana, mereka juga bingung ketika memerhatikan kecepatan Sayuri dalam membaca buku itu. Mungkin, orang lain melihat Sayuri hanya membuka asal setiap lembar pada buku itu, menulis catatan pendek dengan asal dan kembali menutupnya. Tetapi, Sayuri benar-benar membaca seluruh isi buku itu dengan cepat, dan hanya menulis kata kunci yang perlu diingatnya.
Sekali lagi, entah harus berterima kasih atau kasihan pada dirinya sendiri karena hal itu dapat ia lakukan setelah latihan keras yang ia jalani sebelumnya.
Ia juga tidak lupa mencatat beberapa materi yang bisa ia ajarkan untuk saudara – saudaranya yang ada di panti asuhan. Berharap catatan miliknya bisa membantu Nyonya Agnes untuk menghemat pengeluaran demi membeli buku pelajaran.
Ketika ia mulai merasa bosan dengan buku pelajaran Sekolah Menengah Atas, akhirnya Sayuri mulai membaca buku tentang obat - obatan tradisional dan juga tanaman herbal yang sering ia lihat masih banyak dijual di beberapa toko. Meski harus meraciknya sendiri, tanaman herbal jauh lebih murah dibandingkan dengan obat – obatan yang dibuat oleh pabrik.
Tentu saja ia sudah mengetahui sebagian besar isinya, namun mengetahui lebih banyak tidak akan membuatnya merasa rugi. Tidak hanya obat-obatan, ia juga mempelajari kembali titik akupuntur. Jika ia menggunakan kekuatan yang tepat ketika menekan titik akupuntur, hal itu dapat membuat tubuhnya lebih sehat.
Namun, bila titik akupuntur itu ditekan terlalu kuat, dan pada posisi yang salah, hal itu dapat membahayakan … karena Sayuri pernah mencobanya ketika ia berperan untuk melenyapkan targetnya.
Perut Sayuri berbunyi pelan. Ketika ia melihat jam, ternyata sudah hampir pukul lima sore. Tubuhnya belum terbiasa dengan menahan lapar, haus dan tidur, padahal sebelum berangkat ia sudah sarapan.
Mengingat kalau dirinya mencoba untuk menetap di pusat Kota J dalam waktu yang cukup lama, ia harus menghemat Kredit yang digunakannya setiap hari. Tentu saja, ia juga berniat untuk tidak menghabiskan semuanya.
Tidak terlalu jauh dari perpustakaan ada sebuah toko yang menjual berbagai macam roti. Sayuri memilih untuk membeli dua buah roti lapis daging dan sebotol air mineral dengan tiga ratus kredit. Ia memakan roti lapis itu sambil menahan tangis karena harganya lebih mahal dari pada yang ia kira.
Toko itu berada tepat di sebelah taman, dan Sayuri memilih untuk memakan roti itu di sana. Tidak sengaja ia melihat sebuah iklan mencolok berwarna merah menyala pada papan iklan hologram di dekat salah satu kursi yang terdapat di taman tersebut.
[!Turnamen Seni Bela Diri Amatir!
Total hadiah 10.000.000 Kredit yang akan dimulai dua hari lagi!
Pendaftaran terbuka, siapa pun boleh ikut!
Daftarkan diri anda pada—]
Sayangnya, belum sempat ia mengingat di mana lokasi pendaftaran turnamen itu, hologram yang ada di depannya kembali berubah.
Kali ini, padang rumput hijau terbentang luas sampai ujung horizon. Tidak hanya itu, pegunungan, laut, gunung es bahkan gunung yang mengeluarkan lava terus diperlihatkan padanya. Seseorang menggunakan pedang dua tangan bertarung dengan seekor banteng yang sangat besar, tentu di dunia nyata tidak mungkin ada hewan besar seperti itu.
Tidak hanya banteng, seseorang menembakkan api dari tongkat yang dipegangnya pada naga yang terbang dengan sayap yang membentang lebar di langit dengan hujan meteor di belakangnya. Banyak orang lain dengan berbagai macam senjata terus bertarung dengan makhluk mengerikan yang tidak akan pernah ada di dunia nyata.
Hologram tersebut terus memperlihatkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata, beberapa menit kemudian, pertarungan yang dilihatnya menghilang, digantikan oleh tulisan dengan stilir yang indah. Lord's Regime.
Melihatnya, kedua alis Sayuri langsung terangkat. Bagaimana ia bisa lupa dengan Lord's Regime! Salah satu permainan yang berbasis VRMMORPG[1] itu sangat terkenal dan sering ia mainkan dulu. Tentu saja, ia memainkannya bukan hanya untuk sekedar bersenang - senang, tetapi untuk memperhalus gerakannya saat mengeksekusi targetnya.
Dilihat dari iklannya, sepertinya Lord's Regime baru saja dirilis empat hari lalu. Masih sangat baru. Meski begitu, Lord’s Regime akan terus berkembang dan menjadi satu – satunya permainan terbaik yang menguasai pasar Virtual Reality, membuat permainan lain dengan basis yang sama harus tutup karena bangkrut setelah sebagian besar pemain memilih untuk memainkan Lord’s Regime.
Meski dirinya memainkan Lord’s Regime hanya untuk mengasah kemampuannya untuk membunuh targetnya. Sayuri juga banyak menghabiskan waktu di dalamnya, karena hanya di Lord’s Regime ia dapat bebas menjadi dirinya sendiri dan tidak terus dipantau oleh Keluarga Boyd. Lord’s Regime memiliki dunia yang sangat luas, dikatakan permainan itu lebih luas tiga kali lipat dibandingkan dengan bumi sehingga Sayuri dapat dengan mudah terbebas dari pantauan anak buah Jerome yang lain. Biasanya, mereka hanya memantau pergerakan Sayuri dari pengumuman dunia atau pun peringkat dalam permainan tersebut.
Sesekali ia membaca beberapa topik pada forum mengenai Lord’s Regime, dari cara membunuh monster di permainan tersebut, trik menggunakan bug[3] untuk naik level lebih cepat dari pada biasanya, lokasi di mana peti harta karun dengan artefak legendaris dan masih banyak lagi.
Dengan menggunakan pengetahuan itu, Sayuri dapat menjadi pemain terbaik di Lord’s Regime dalam waktu singkat.
Kelak, Lord’s Regime akan mengubah perekonomian dunia setelah permainan itu dirilis empat bulan lamanya. Menjadikan Kredit dalam permainan itu dapat digunakan di dunia nyata. Permainan itu berkembang sangat cepat dan menakutkan, orang – orang yang menginvestasikan kekayaannya di permainan itu sejak awal akan semakin kaya … dan Sayuri tahu betul bagaimana cara melakukannya.
Tidak hanya itu, ia ingat kalau 70% kekayaan Keluarga Boyd berada di Lord’s Regime. Jika Sayuri menjadi pemain terbaik dan memiliki Guild[4] yang kelak dapat bersaing dengan Guild yang akan dibentuk oleh Jerome … ia dapat menghancurkan sebagian besar kekuatan Keluarga Boyd dengan mudah.
Sekali lagi, perhatiannya tercuri oleh iklan turnamen bela diri yang ada di hologram itu. Dengan cepat, ia mencatat lokasi di mana turnamen itu akan diadakan. Hadiah Kredit dari turnamen itu sangat menggiurkan. Untuk memainkan Lord's Regime, Sayuri membutuhkan helm Virtual Reality yang tentu saja harganya cukup mahal.
Jika Sayuri … tidak. Sayuri harus memenangkan turnamen bela diri tersebut dan membelikan dirinya helm Virtual Reality. Setelah ia diterima di Sekolah Menengah Atas yang ada di Kota C, ia harus memainkan Lord’s Regime di kamarnya sendiri, ia tidak bisa pergi lagi ke café yang menyediakan internet dan helm VR.
Dengan ini, ia tahu di mana ia akan menginap. Ia tidak akan pergi ke hotel atau pun semacamnya. Ia akan bermain Lord’s Regime semalaman.
Note:
[1] VRMMORPG: Virtual Reality Massive Multiplayer Online Role - Playing Game, merupakan permainan daring yang dapat dimainkan oleh banyak pemain secara bersamaan. MMOG atau MMORPG biasanya menampilkan dunia terbuka yang besar dan persisten. Permainan semacam ini biasanya memungkinkan para pemain untuk bekerja sama atau bersaing satu sama lain dalam skala besar. Sedangkan VRMMORPG memiliki elemen yang sama namun menggunakan platform Virtual Reality.
[2] Virtual Reality: Virtual reality (VR), realitas maya, atau realitas virtual dalam teknologi yang membuat pengguna dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer (computer - simulated environment), suatu lingkungan sebenarnya yang ditiru atau benar-benar suatu lingkungan yang hanya ada dalam imajinasi. Lingkungan realitas maya terkini umumnya menyajikan pengalaman visual, yang ditampilkan pada sebuah layar komputer atau melalui sebuah penampil stereokopik, tetapi beberapa simulasi mengikutsertakan tambahan informasi hasil pengindraan, seperti suara melalui speaker atau headphone.
[3] Bug: adalah suatu cacat desain pada perangkat keras atau perangkat lunak yang mengakibatkan terjadinya galat pada peralatan atau program sehingga tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Istilah bug juga digunakan oleh ilmuwan komputer Grace Hopper, ketika ia dan timnya menangani masalah yang terjadi pada komputer elektromekanik pertama.
[4] Guild (atau Clan dan semacamnya): dalam bahasa Indonesia: Serikat. Merupakan sebuah perkumpulan pemain berbasis daring yang terbentuk dengan tujuan yang sama, untuk saling membantu atau pun bersaing dengan serikat yang lain.