Harus Jadi Istri Yang Baik

1212 Kata
*** Bel tanda pulang sekolah berbunyi, seketika ruang kelas menjadi riuh, semua murid dikelas bergegas mengasi buku-bukunya, dan bersiap untuk pulang. Disha dan Cici sahabatnya pun berjalan pulang menuju pintu gerbang. "Disha" tiba-tiba terdengar suara cowok memanggil Disha, yang tak lain adalah Dimas murid baru tadi. Seketika langkah Disha dan Cici pun terhenti dan melihat Dimas sudah berada disisi mereka berjalan bersamaan. "Disha rumah kamu dimana?" Tanya Dimas. Mulut Disha hanya terbuka lebar lalu menatap Cici, Disha mengedipkan matanya pada Cici maksud mengerjai Dimas. "Di Jonggol" jawab Disha. "Di Jonggol? Dimana itu?" Tanya Dimas tak mengerti. Disha dan Cici pun saling memandang dan Seketika tawa mereka pecah. "Hahaha, Disha bohong Dimas, rumahnya bukan di Jonggol, jauh amat di Jonggol," "Oh kalau begitu dimana?" Tanya Dimas. Disha pun membisikkan sesuatu ke telinga Cici. "Jangan kasih tahu rumahku, aku gak mau yah," ucap Disha. "Terus gimana dong, dia tanya tuh," "Kamu kasih tau aja alamat rumahmu," "Ih gila kamu Dis," "Gak papa, itung-itung kamu deketin dia kan," "Oh iya yah" ucap Cici terkikik. "Ehemm ehemm" Dimas berdehem saat melihat Cici dan Disha saling berbisik. "Eh iya rumah Disha di Menteng, deket dari sini," ucap Disha. "Oh gitu, Disha sekalian aja kita pulang bareng aja yuk, kebetulan jemputanku sudah menunggu didepan," ajak Dimas sekaligus menawarkan. "Boleh, ayo Disha,'' tanpa sadar menarik tangan Disha. "Hmm kamu juga ikut?" Tanya Dimas pada Cici. "Haaa.. kebetulan Cici mau ke rumahku, soalnya ada tugas yang harus kita kerjakan jadi Cici juga ikut, boleh kan?" Sergah Disha gelagapan bersama Cici. "Oh gitu, ya udah gak papa," ucap Dimas akhirnya. Mereka pun jalan bersama menuju parkiran sekolah dan sampai di mobil Dimas, Disha dan Cici masuk kedalam duduk dibagian belakang, sementara Dimas duduk didepan bersebelahan sopir. Dalam perjalanan pulang Dimas selalu mengajak Disha mengobrol, tapi selalu saja Cici yang berbicara dengan Dimas, Disha hanya sesekali berbicara seraya memainkan ponselnya sekaligus menghubungi mang Udin sopirnya agar menjemputnya dirumah Cici. Setelah sampai Disha dan Cici turun dari mobil Dimas. Dimas menguarkan sedikit kepalanya agar bisa melihat rumah Cici yang diakui Disha sebagai rumahnya. "Oh disini rumahmu Disha?" "Iya Dimas, terima kasih yah sudah antar aku dan Cici," ucap Disha. "Iya sama-sama, aku senang bisa tahu rumah kamu Disha, oke deh aku balik dulu yah, bye bye Disha," Dimas melambaikan tangannya pada Disha, Disha dan Cici membalas lambaian Dimas, seraya menunggu Dimas berlalu pergi dengan mobilnya. Setelah Dimas pergi, Disha dan Cici saling memandang, lalu mereka sama-sama tertawa karena berhasil mengerjai Dimas. "Hwahahahaha, tega kamu Dis, ngerjain Dimas," kata Cici tertawa terbahak-bahak. "Biarin, lagian aku sekarang lagi malas deket-deket sama cowok lain, sekarang aku mau setia dulu sama seseorang," ucap Disha seraya melipat kedua tangannya didada. "Cie cie, yang baru punya pacar baru," ejek Cici, Disha tersenyum tersipu malu. Tak lama kemudian mang Udin datang menjemput Disha. "Eh itu jemputanku sudah ada, aku pergi dulu yah Ci, bye bye," ucapnya seraya pamit kepada Cici. "Iya hati-hati dijalan Disha, bye bye" ucap Cici seraya melambaikan tangannya hingga Disha pergi meninggalkannya. "Disha.. Disha.. beruntung banget sih hidup kamu, disukai banyak cowok," gumam Cici merasa sedih, karena selama ini tak ada satupun cowok yang ingin dekat dengannya, jangankan dekat, kenal pun tak ada, padahal perawakan Cici agak cantik tapi kalau dibandingkan dengan Disha lebih manis dan imut Disha, makanya tak heran banyak cowok yang tergila-gila pada Disha. *** "Honey" Bima yang sedang bekerja, tiba-tiba terkejut mendengar suara Disha, awalnya ia tak percaya kalau Disha datang ke ruangannya, ia pun mengerjapkan matanya berusaha meyakinkan dirinya bahwa yang dilihatnya adalah Disha. 'haduh kenapa gadis itu pake acara datang kesini lagi sih' gerutu Bima dalan hati. Tak lama kemudian, Disha menghampiri Bima lalu duduk dipangkuan Bima seraya melingkarkan tangannya dileher Bima, beberapa kali Disha melakukan hal seperti itu membuat Bima hafal kalau Disha paling senang duduk dipangkuan. "Disha jangan duduk seperti ini, nanti dilihat orang kantor," ucap Bima gusar kerena tak nyaman. "Kenapa honey, apa honey malu punya istri seperti Disha?" "Bukan, bukan begitu Disha," "Terus apa dong honey?" "Nanti disangka orang kita pacaran, soalnya orang kantor gak tahu kalau kita sudah menikah," "Oh jadi seperti itu, ya udah nanti Disha buat pengumuman di kantor Daddy kalau kita sudah menikah honey" Mendengar ucapan Disha sontak membuat Bima terkejut, "Eh jangan-jangan, nanti Daddy marah kalau Disha lakukan seperti itu." "Gak kok honey, Daddy gak bakalan marah, nanti Disha bakal kasih pengumuman seperti ini honey, hmmm.. hmmm.." sejenak Disha berdehem lalu menarik napasnya dan mengeraskan suaranya "PERHATIAN PERHATIAN DISHA DAN PAK BIMA SUDAH RESMI MENI.." belum sempat Disha menyelesaikan pengumumannya Bima langsung membekap mulut Disha karena takut ada yang mendengar ucapan Disha. "Saya mohon jangan lakukan itu Disha, please" pinta Bima memohon. Disha melepaskan tangan Bima dari mulutnya, lalu semakin mendekatkan wajahnya dihadapan Bima, menatapnya dengan intens. "Baiklah, Disha akan turuti, tapi dengan syarat," "Apa itu?" Tanya Bima menelan ludahnya dengan kuat. "Sebentar kalau kita ke apartemen honey, honey harus per*w*ni Disha," ucap Disha sontak membuat Bima semakin terkejut. Mata dan mulutnya terbuka lebar. "Apa?! Maaf Disha saya tidak bisa melakukan itu," tolak Bima. Mendengar penolakan Bima membuat Disha kecewa, istri Kecilnya itu berontak diatas pangkuan Bima. "Iih kenapa sih honey tidak mau menyentuh Disha, kenapa?" Tanya Disha. "Maaf Disha, saya belum siap," "Ih Disha kesal sama honey!" Seru Disha memukul kecil d**a Bima, lalu turun dari pangkuan Bima mencoba pergi, namun dalam sekejap Bima berdiri menarik tangan Disha, memeluknya dengan erat. "Disha saya mohon mengertilah, sini ikutlah denganku, ada sesuatu yang ingin saya katakan" bisik Bima, kemudian menarik Disha kembali untuk duduk dipangkuannya. Sejenak Bima menatap wajah Disha, terlihat wajah Disha yang sudah memerah karena menahan tangisnya. Bima menangkupkan kedua tangannya dipipi Disha, kali ini Bima yang mencium Disha, dan Disha hanya bisa membalas ciuman Bima, mereka sama-sama terpangut dalam ciuman. Setelah berciuman beberapa saat, Bima melepaskannya lalu memeluk Disha dengan erat. "Disha saya mohon sama kamu, kamu bisa minta apa saja dari saya, tapi jangan minta itu," ucap Bima. Disha mengangkat kepalanya menatap wajah Bima. "Tapi Disha kan istri honey, kenapa sih kita tidak bisa begitu?" "Karena Disha masih sekolah, makanya saya tidak berani melakukannya," jawab Bima mancari alasan. "Masak cuma itu alasan honey 'kan sebentar lagi Disha lulus, gak papa kan kita lakukan itu," "Gak bisa Disha, kamu harus sabar menunggu, saya janji sama kamu, setelah kamu lulus baru saya akan lakukan." Bisik Bima. Disha mendesah resah karena merasa janji Bima terlalu lama. "Tapi honey, Disha pengen begitu," "Disha sekarang saya tanya sama kamu, kamu sekarang sudah jadi istriku kan?" "Iya honey" "Sekarang Disha harus menurut sama saya, Disha gak mau kan jadi istri durhaka sama suami?" Tanya Bima lagi, Disha menggelengkan kepalanya. "Tidak mau honey," "Bagus, sekarang Disha harus bisa jadi perempuan dewasa, yang harus mengerti dengan pasangan, karena dalam berumah tangga itu bukan hanya melakukan itu saja, ada banyak hal yang harus Disha pelajari," ujar Bima berusaha membuat Disha mengerti. Dan sedikit demi sedikit Disha mulai mengerti dengan Bima. "Baiklah honey, Disha janji bakal dengar-dengaran sama honey," ucap Disha sambil mengisyaratkan dua jari pada Bima. "Iya Disha," "Oh ya kita jadi kan ke apartemen honey?" "Hmm iya jadi, tapi kita harus izin Daddy dulu yah," "Iya honey, ayo jalan," Disha beranjak dari duduknya kemudian menarik tangan Bima, Bima menarik nafas panjang, lalu berdiri menuruti kemauan Disha, mereka pun berjalan pergi menuju ruangan Daddy Disha untuk meminta izin.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN