Malam pertama yang aneh

1272 Kata
*** Setelah Bima mengenakan pakaiannya, ia keluar dari kamar mandi, dan kembali ke ranjang, Bima melihat Disha sudah tertidur, Bima meraih ponselnya yang berada diatas nakas lalu dengan pelan Bima membaringkan tubuhnya di ranjang. “semoga saja dia sudah tidur , kalau tidak aku bisa kejang-kejang dibuatnya” gumam Bima dengan suara kecil. Bima mulai membuka ponselnya dan melihat beberapa pesan masuk di aplikasi berwarna hijau. Ternyata pesan atas nama Raisya sudah menumpuk disana. [Assalamualaikum, sayang dimana? Kok kamu gak ada kabar seharian ini] [Wa'alaikumussalam Maaf sayang, hari ini saya sibuk urusan kerja jadi gak sempat kabarin kamu.] Bima mengirim pesan itu pada Raisya. Beberapa saat kemudian Bima terperanjat saat melihat Disha sudah disampingnya dalam keadaan tertidur. Bima meletakkan kembali ponselnya di atas nakas. Karena penasaran Bima mencoba mendekatkan wajahnya di depan wajah Disha, memastikan bahwa Disha sudah tertidur. Sesaat kemudian, Disha menarik tengkuk leher Bima, sehingga membuat bibir mereka saling bersentuhan. Cup! Spomtan Bima menarik kepalanya. Disha membuka matanya seraya tersenyum melihat Bima. "Dishaaa kamu belum tidur?" Tanya Bima merasa geram. "Disha gak bakalan tidur sebelum dapat ciuman honey.” Dengan cepat Disha bangkit lalu naik diatas tubuh Bima, Disha mencoba mencium Bima, namun dengan sigap Bima menahan wajah Disha dengan telapak tangannya. "Lepas honey, Disha mau cium honey," ucap Disha memaksa mencium Bima. "Gak boleh Disha!" Bima menolak ajakan Disha. Karena merasa risih dengan perlakuan Disha, Bima mendorong Disha agar terhempas kesamping. Disha yang merasa kesal bangkit dari tidurnya dan duduk disebelah Bima. "Iiihhh kenapa sih honey gak mau cium Disha, apa karena Disha kurang cantik? Kurang seksi? Hwaaaa…" tangis Disha pun pecah seraya memukul kecil tangan Bima. Mata Bima melotot melihat Disha menangis. "Disha jangan menangis, nanti didengar sama Daddy," Ucap Bima ketakutan lalu memohon pada Disha untuk diam. "Biarin, hwaaaaaaa…" Disha menambah volume suaranya semakin keras, membuat Bima semakin ketakutan. Bima pun bangkit dari tidurnya berusaha membujuk Disha "Sssssttt jangan menangis, haduuh!" pinta Bima, tangannya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Honey gak mau cium Disha, biarin Daddy tahu kalau Disha nangis, hwaaaaa.." Disha berteriak seraya terisak. Bima yang ketakutan langsung menarik tubuh Disha, lalu memeluk nya dengan erat. "Sssstt.. ssssttt.. maafkan saya Disha maaf! tolong jangan menangis.. nanti dikira Daddy saya ngapa-ngapain kamu." 'hihihi rasain emang enak Disha kerjain' batin Disha terkikik. "Hwaaaaaaaa.. honey gak mau cium Disha kan? biarin Disha menangis." Disha terus menangis sambil mengusap air matanya. Bima semakin ketakutan mendengar suara tangisan Disha, ia berusaha membujuk Disha agar Disha berhenti menangis, tapi nyatanya Disha semakin mengeraskan suaranya. Hingga akhirnya dengan terpaksa Bima menerima kemauan Disha. "Disha please jangan menangis.. Baiklah saya akan cium kamu. Tapi berhenti yah menangis," ucap Bima akhirnya. Disha terdiam mendongak melihat wajah Bima . "Beneran honey mau cium Disha?" Tanya Disha tidak percaya. "Iya-iya," sahut Bima setuju. Tangis Disha pun terhenti, ia mengusap air matanya lalu menatap Bima dengan lekat. Bima pun menarik napasnya. Bima sudah bersiap mencium Disha. "Ya sudah, ayo cepetan honey!" paksa Disha sudah tidak sabar melakukan first kiss bersama Bima. Bima pun mendekatkan wajahnya lalu mencium Disha, seketika mata Bima melotot saat merasakan Disha dengan liarnya menciumnya, mereka sama-sama terpangut dalam ciuman mesra. Tangan Disha sesekali nakal ingin memegang senjata milik Bima, tapi dengan cepat Bima menahan tangan Disha. Setelah berciuman yang cukup lama, Bima mengangkat kepalanya melepaskan ciumannya dari Disha. "Disha bisa ciuman?" Tanya Bima. Disha tersenyum malu. "Iya bisa dong honey," sahut Disha semangat, Bima mengerutkan dahinya. "Bagaimana bisa?" "Jadi dulu itu Disha punya pacar dan diajarin sama pacar Disha, tapi Disha udah putusin pacar Disha karena pacar Disha itu playboy." Disha menjelaskan dengan semangat. "Oh begitu. Ya sudah, saya sudah menuruti permintaanmu Disha, jadi sekarang kita istirahat yah," ucap Bima mulai membaringkan tubuhnya kembali. "Kok istirahat sih?" Tanya Disha memonyongkan bibirnya. "Ini sudah larut malam, jadi waktunya tidur." "Yah, ini kan malam pertama kita honey, masak cepat tidur.” "Besok Disha sekolah dan saya kerja jadi harus cepat istirahat," ujar Bima menasehati Disha. "Disha kira malam pertama itu waktunya suami istri hmmm.. hmm.." mulut Disha sedikit mingkem sambil berdehem, memberikan kode pada Bima. "Hmm.. hmm.. bagaimana maksudnya?" Tanya Bima pura-pura tidak mengerti. "Masak honey gak tahu sih?" Disha pun berpindah duduk tepat disisi kiri Bima. Tangan Disha mulai nakal ingin memegang senjata milik Bima, tapi dengan cepat Bima menahan tangan Disha. "Eit, Tidak boleh!" Bima melarang Disha memegang hal sensitif itu. "Kenapa honey tidak mau dipegang sih? kan Disha istri honey." "Maaf Disha, saya belum siap untuk melakukan hal itu." "Honey aneh.. masak moment malam pertama belum siap, padahal Disha sudah siap diperawani honey." Disha tersenyum malu-malu, tangannya menutup mulutnya. Glek! Perasaan Bima mulai tak menentu saat mendengar ucapan Disha. "Disha, tidak selalu malam pertama itu harus dilewati dengan melakukan hubungan itu, ada yang menunggu beberapa hari, bahkan bisa berbulan-bulan tergantung kesiapan pasangan," jelas Bima berusaha membuat Disha mengerti. "Mmengerti? Disha baru tahu kalau seperti itu," Disha mengerutkan dahinya karena baru mengerti arti sebuah malam pertama. "Iya memang seperti itu, Disha. dan saya benar-benar belum siap! jadi tolong jangan paksa saya untuk melakukan itu, Disha." "Oke baiklah." Disha akhirnya mengerti. "Jadi sekarang istirahat yah," pinta Bima. "Ya udah deh," ucap Disha menurut, lalu berbaring disisi kiri Bima, mereka sama-sama menatap langit-langit kamar "Honey bisa Disha tanya sesuatu?" "Iya Disha." "Honey pernah bilang kalau honey sudah pernah menikah, itu berarti honey sudah punya anak dong, anak honey berapa? Laki-laki atau perempuan? Dan usianya berapa?" Tanya Disha. "Iya saya sudah punya anak satu. Dia laki-laki, usianya 17 tahun, mungkin seusiamu juga,” ujar Bima. Saat itu Bima menikah di usia masih muda karena terlanjur menghamili pacarnya sebelum menikah, akibat pergaulan yang cukup bebas. Setelah menikah, baru seumur jagung pernikahan. Bima harus berpisah dengan istrinya, karena istrinya tak mampu menunggu Bima menyelesaikan kuliahnya di luar negeri. Hingga akhirnya istrinya kabur membawa anaknya. Disha hanya mengangguk mendengar cerita masa lalu Bima. "Oh pasti anaknya ganteng seperti honey,” ucap Disha. “jadi anaknya dimana sekarang honey?” lanjut Disha bertanya. Tiba-tiba Bima terdiam membisu saat mengingat anaknya, raut wajahnya berubah menjadi sedih, membuat Disha merasa tidak enak. "Maaf honey.. Disha tidak bermaksud mau tahu urusan honey." "Tidak apa-apa Disha, anak saya ikut sama mamanya, dan saya tidak tahu keberadaan mereka saat ini." Disha meraih tangan Bima, memberikan perhatian pada Bima. "Oh seperti itu, yang sabar ya honey," ucap Disha turut merasa sedih "Tapi honey tenang saja, nanti Disha akan kasih honey anak biar honey tidak sedih." "Hah?!" Bima melongok, Disha tersenyum malu menatap Bima seraya mimiringkan tubuhnya kearah Bima . "Nanti honey mau punya anak berapa dengan Disha?" "Sepuluh boleh?" Tanya Bima serius, Disha menatap Bima serius. Suasana yang awalnya haru kini berubah dengan sebuah candaan. "Apa?! Banyak sekali, mana bisa Disha melahirkan sampai sepuluh." "Haha..saya bercanda.” Bima tertawa mendengar keluh Disha. "Ihh Honey nakal.." Disha mencubit pelan lengan Bima. "Jadi kapan honey siap?" Tanya Disha lagi. Bima menghembuskan napasnya. "Nanti setelah kamu lulus sekolah." "Hah?! lama sekali." Mimik wajah Disha berubah jadi cemberut. "Ya sudah, kalau tidak mau menunggu juga tidak apa-apa.” Disha bergumam seraya memanyunkan bibirnya. "Istirahatlah Disha, saya sudah mengantuk." "Iya honey. Disha bisa gak peluk honey?" "Iya boleh," sahut Bima, dengan segera Disha memeluk Bima dengan erat. Beberapa saat kemudian mata Disha tertuju pada senjata milik Bima, perlahan ia menurunkan tangannya mencoba untuk memegangnyam TIK "Duh!" Tiba-tiba Bima mengutik tangan Disha yang nakal. Disha hanya bisa mengibas tangannya karena sakit. "Jangan nakal, cepat tidur!" titah Bima, Disha hanya terkikik mendengar ucapan Bima, lalu mulai memejamkan matanya. 'Dasar gadis aneh, agresif dan nakal selalu saja membuatku jantungan, haaah' gerutu Bima dalam hati seraya menghela nafas panjang. Bima mulai memejamkan matanya. Merekapun sama-sama terlelap setelah melewati malam yang paling aneh dari pasangan pengantin lainnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN