Mijo, bapak Rini, serta rekannya sudah tiba di rumah Rini. Suara detak jantung mereka terdengar saling bersahutan. Tampak sekali mereka menahan takut saat itu. Nafas mereka juga terengah-engah seperti orang yang habis lomba lari marathon. Sampai di rumah, keadaan sudah lumayan sepi. Hanya beberapa orang saudara Rini yang masih berada di sana. Saudara Rini terus berusaha menguatkan Rini. Agar Rini tabah dalam menghadapi ujian berat ini. Rini memang masih tampak terpukul. Kedua matanya tampak bengkak. Tatapan wajahnya kosong. Kedua bibirnya juga lebih sering terkunci. Tidak seperti kemarin terus berteriak memanggil suaminya. Sepertinya Rini sudah pasrah dengan nasib suaminya. Bapak Rini, meminta Mijo dan rekannya untuk duduk di teras depan. Karena di dalam rumah masih ada beberapa rekan