Perkataan itu tidak kasar, hanya Frada merasa telah melakukan kesalahan saat Tristan benar-benar telah melumpuhkan bom tersebut. Kemudian pria yang mempunyai tinggi 200 sentimeter itu segera pergi, tanpa peduli Frada yang tengah terdiam akibat suaranya. Keadaan ini tidak terlihat seperti sebelumnya, saat Xander masih bersantai menikmati kopi dan angin malam. Dia pun mendekat, merangkul Frada yang sedang syok. "Kamu kenapa ke sini?" "Aku cuma ngerasa aneh, kenapa b******n itu cuti lagi sedangkan baru kemarin dia ambil libur 'kan?" jawab Frada masih gemetaran. "Ya, memang. Tapi itu bukan urusanmu Frada!" Xander mengangkat bahu, dia melihat ada sesuatu di mata adiknya. Entah, bisa saja itu sebuah rasa panik akibat bom jebakan Tristan. Lalu Frada menatap Xander penuh tekanan. "Ya memang, k