Orang pertama yang Dara lihat saat dibuka di pagi hari adalah Varel. Laki-laki sangat memeluknya, layaknya guling yang empuk. Memang mereka tidur berdua, namun hanya tidur tidak ada sesuatu yang terjadi. Dara meraba bulu-bulu halus yang mulai tumbuh di pipi Varel, menoel-noel hidungnya mancung, bulu mata lentik milik Varel selalu menjadi pusat yang Dara suka. Laki-laki ini sangat tampan, Dara baru menyadari dengan jarak sedekat ini. Dia menenggelamkannya di d**a Varel, tempat ternyaman untuk menjadi sandaran. Varel mengerjapkan wajahnya perlahan, senyumnya mengembang setelah menyadari yang dia peluk saat ini adalah kesayangannya. " Selamat pagi , Babe ." Dara menatap Varel, lalu mengecup sekilas bibir laki-laki itu. " Pagi juga. " Saat Varel ingin memperdalam ciuman itu, namun tangan