Bagi Zen berada di tengah-tengah luapan manusia seperti ini adalah tindakan bodoh jika bisa berada di tempat yang lebih lapang. Bagi Zen mendukung sahabat itu penting. Namun, tetap harus melihat situasi dan kondisi. Bagi Zen teriakan histeris bin alay itu sangat berisik, hingga membuatnya ingin segera pergi menjauh mencari ketenangan. Dan sekarang ia harus bertahan, berada di gedung serba guna--menonton konser mini yang diselenggarakan oleh ekskul band SMA Dharma Bakti--di tengah lautan manusia demi seorang Adit. Adit memang selalu bisa memaksa Zen hingga membuatnya mau tidak mau harus menurut, meskipun Zen tidak suka. Seorang sahabat sejati pasti mengetahui titik terlemah sahabatnya. Gue enggak kuat lagi. Pikir Zen menatap dingin ke arah panggung, sambil melipat tangan di atas d**a.