Pemandangan di depannya kini bagai neraka hidup untuk Bara. Danira yang terbaring sambil memejamkan mata dan perutnya yang sudah rata adalah keadaan terburuk dalam hidupnya.
Danira harus mengalami kesakitan sekejam itu karena dirinya. Jika ia orang baik-baik pasti isterinya itu tidak akan percaya dengan fitnah yang Jihan buat. Sayangnya siapapun yang melihatnya pasti meragukan kesungguhannya untuk berubah dan meninggalkan kebiasaan buruknya di masa lalu.
Dan yang bisa Bara rasakan saat ini hanyalah penyesalan, ia juga menyesali dirinya yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan melupakan niatnya untuk membongakar kebusukan Jihan dan Gladys di depan Danira.
Setelah isterinya bangun nanti apa yang harus ia katakan tentang kedua puterinya dan juga Ayah mertuanya. Dia tak sanggup melihat Da
