Danira kembali melewatkan sarapan pagi dan makan siangnya, hingga merasakan tubuhnya kembali menghangat. Tetapi ia lebih memilih untuk tidur. Makanan yang asisten rumah tangganya antarkan ke kamar tak Danira sentuh sama sekali.
Ia hanya ingin Bara segera pulang, ia tak tenang dan merasa sakit hati. Tapi ia masih mempunyai satu harapan dalam hatinya, yaitu kejujuran dari suaminya. Ia ingin mendengar Bara menceritakan apa saja yang sudah di lakukan dalam perjalanannya ke luar negeri selama dua hari itu. Dan ada kepentingan apa hingga terdengar begitu sibuk sampai harus mematikan ponsel dan tak sempat menjawab panggilannya.
Danira tertidur kembali sampai merasakan sesuatu yang hangat terus menerus menempel di pipinya. Dan Danira tahu ini adalah ulah suaminya.
Seharusnya Danira langsung te
