(P.O.V LEO) Aku melihat Rana keluar dari kamar mandi dengan wajah bersemu merah. Pendar matanya menyiratkan kesedihan, terlihat sembab dan sendu tatapannya, meski dia mengulas senyum padaku. Dia mendekatiku dan memelukku. Aku tahu bagaimana perasaannya, tapi aku juga tidak bisa memupus impianku begitu saja untuk menikah dengan Carla. Selepas mengucapkan janji suciku pada Carla, aku memang mencari Rana. Aku tahu pasti dia di belakang, dan memang dia baru saja keluar dari kamar mandi yang dekat dengan dapur. “Kak,” panggilnya dengan memelukku erat. “Iya, Ran,” jawabku dengan mengusap kepalanya yang ada di dadaku. “Aku...aku...” ucap Rana dengan terbata-bata dan dengan suara serak. “Apa, Ran?” tanyaku lagi . “Aku pamit pulang, ya?” pamit Rana. “Kamu tidak makan dulu? Kita makan malam d