"Jangan lancang kamu, Saka. Kamu tidak berhak melakukan itu," kata Sela. Wanita itu hendak berlalu ketika kemudian Saka menahan lengannya. Sela jelas terkesiap karena genggaman tangan Saka begitu kencang. Wanita itu mengaduh. Namun, Saka tidak berniat melepaskannya. "Saka, sakit banget," ucapnya seraya berusaha melepaskan diri. Saat itu, Saka menatap mata Sela dengan nyalang. Lantas, berusaha menjelaskan semuanya dengan singkat. "Aku berhak, Mbak. Ini anakku. Kalau Mbak Sela masih mangkir, aku bisa buka semuanya di depan Mas Pram," katanya mengancam. Sela mendadak kalut. Ia hendak mendaratkan tamparan di pipi Saka ketika pintu ruangan Dokter Steve terbuka. Keduanya menoleh dan sosok Ani muncul bersama Steve. Saka buru-buru melepas genggaman tangannya. Sementara Sela menurunkan te