Bab 43. Mencuri Kesempatan

1137 Kata

"Maksud kamu apa, Saka?" tanya Pram pada sang adik. Saka hanya tersenyum kecil. Ia menggeleng dan berlalu begitu saja. Ketika Pram hendak mengejar, Harmoko menahan langkah pria itu karena tak mau terjadi pertengkaran lagi. Sudah cukup dan itu harus diakhiri saat ini juga. "Lepasin, Pa. Aku harus minta penjelasan dari Saka," kata Pram. "Sudah cukup, Pram. Tadi waktu dia dan Sania ingin memberi penjelasan, kamu menolak mentah-mentah dan langsung memukulnya. Sekarang sudah cukup. Jangan lagi saling bertengkar," jelas Harmoko. Pram membuang napasnya dengan kasar. Ia tidak bisa melawan sang papa. Titah Harmoko adalah keharusan. Jadi, Pram memilih meredam emosinya dan menyelidikinya diam-diam. Sementara itu, Saka yang masuk ke kamar langsung membuang tubuhnya ke ranjang. Ia benar-benar t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN